Perkembangan Kinerja Fiskal Regional Gorontalo Periode s.d 30 Maret 2025
“Ekonomi Gorontalo Tunjukkan Ketahanan dan Pertumbuhan Positif di Tengah Tantangan Global”
Gorontalo, 30 April 2025 – Perekonomian Gorontalo menunjukkan ketahanan yang luar biasa dan pertumbuhan yang positif, ditandai dengan inflasi yang terkendali, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan pengelolaan fiskal yang efektif. Hingga triwulan pertama tahun 2025, berbagai indikator ekonomi daerah menunjukkan adanya pemulihan yang berkelanjutan dan prospek yang optimis untuk sisa tahun ini. Hal ini membuktikan keberhasilan upaya terkoordinasi pemerintah dalam menstimulasi kegiatan ekonomi dan melindungi daya beli masyarakat.
Geliat Ekonomi dan Inflasi yang Terkendali
Perekonomian Provinsi Gorontalo pada tahun 2024 tumbuh sebesar 4,13% (ctc) dan tetap berada di jalur pertumbuhan yang sehat. Nilai PDRB mencapai Rp54,55 triliun (ADHB) atau Rp32,95 triliun (ADHK). Pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 4,10% menunjukkan kekuatan daya beli masyarakat yang terus pulih, sementara ekspor barang dan jasa tumbuh tinggi di angka 8,69% (yoy), mengindikasikan kinerja sektor produksi dan perdagangan luar negeri yang mulai menggeliat .Indikator kesejahteraan pun terus membaik. Tingkat kemiskinan menurun menjadi 13,87%, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) naik menjadi 72,01, tumbuh 0,76% dari tahun sebelumnya. Di saat yang sama, Rasio Gini menurun tipis ke 0,413, dan Nilai Tukar Petani (NTP) melonjak ke 117,13, mencerminkan kesejahteraan petani yang meningkat seiring musim panen awal tahun. Pencapaian signifikan bagi daerah adalah terjaganya laju inflasi. Pada bulan Maret 2025, Gorontalo mengalami inflasi tahunan (yoy) yang sangat rendah, yaitu sebesar 1,76%. Angka ini berada di bawah angka inflasi nasional sebesar 2,88% pada periode yang sama. Komoditas utama yang menjadi penyumbang utama inflasi adalah tarif listrik, cabai rawit, bawang merah, tomat, dan ikan selar/tude. Meskipun demikian, inflasi tetap menjadi perhatian utama.
APBN Gorontalo: Terjaga dan Progresif
Kinerja fiskal regional mencerminkan strategi pengelolaan anggaran yang adaptif dan responsif. Realisasi pendapatan negara di wilayah Gorontalo mencapai Rp309,41 miliar, setara 21,27% dari target. Di sisi lain, belanja negara telah terealisasi Rp2,49 triliun, atau 24,05% dari pagu. Meski mencatat defisit sebesar Rp2,18 triliun, APBN regional tetap terkelola secara pruden dan difokuskan untuk menjadi instrumen pemulihan serta pelindung sosial. Transfer ke Daerah (TKD) menjadi ujung tombak penyaluran manfaat fiskal ke masyarakat.
Dana Desa Unggul, TKD Dorong Akselerasi Daerah
Hingga akhir Maret 2025, penyaluran TKD di Gorontalo mencapai Rp1,79 triliun atau 27,47% dari total pagu, tumbuh 13,99% yoy. Dana Desa mencatat tingkat realisasi tertinggi dengan 51,84%, membuktikan bahwa dana ini menjadi motor utama penggerak pembangunan di pelosok. Dana Alokasi Umum (DAU)—yang menjadi komponen terbesar TKD—telah tersalurkan sebesar Rp1,24 triliun atau 28,74% dari pagu, sementara DAK Non-Fisik mencapai Rp255,49 miliar (26,52%). Kabupaten Gorontalo menjadi penerima TKD tertinggi dengan realisasi 33,34%, disusul Kota Gorontalo (31,60%) dan Gorontalo Utara (32,22%).
Kredit Usaha Rakyat Pacu UMKM, Perdagangan Tetap Dominan
Pemerintah juga memaparkan kinerja penyaluran pembiayaan mikro melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Ultra Mikro (UMi). Sampai Maret 2025, penyaluran KUR di Gorontalo mencapai Rp145,18 miliar kepada 3.194 debitur, dengan dominasi sektor Perdagangan Besar dan Eceran yang menyerap Rp73,33 miliar atau 50,51% dari total. Kabupaten Gorontalo memimpin penyaluran dengan Rp50,74 miliar kepada 1.216 debitur. Sementara itu, program UMi telah menjangkau 1.264 debitur dengan penyaluran total Rp6,71 miliar, juga masih didominasi sektor perdagangan. Tantangan ke depan adalah memperluas jangkauan ke sektor produktif seperti pertanian dan industri rumahan, serta melibatkan koperasi sebagai penyalur.
Program Sosial dan Gizi: APBN Hadir untuk Rakyat
Pemerintah terus memastikan keberlanjutan program sosial berbasis kebutuhan dasar. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali dilaksanakan setelah Idul Fitri 1446 H di berbagai sekolah di seluruh kabupaten/kota. Dukungan pihak swasta seperti PT Pani Gold Project di Pohuwato turut memperkuat kolaborasi penyediaan gizi bagi pelajar.
Tantangan dan Rekomendasi ke Depan
Meski kinerja APBN regional tetap solid, masih terdapat tantangan seperti ketergantungan tinggi terhadap TKD—yang mencapai 96% dari total pendapatan daerah. Sementara realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Gorontalo baru mencapai Rp31,97 miliar (2,27%), dengan kontribusi utama dari PBJT, PBBKB, dan retribusi jasa umum. Untuk itu, Pemerintah Daerah didorong untuk:
- Mengoptimalkan sumber PAD berbasis potensi lokal
- Meningkatkan efisiensi belanja dan daya serap anggaran
- Memastikan belanja modal benar-benar menghasilkan output pembangunan.
Gorontalo Bergerak Bersama APBN
Kinerja fiskal dan makroekonomi Gorontalo hingga Maret 2025 memberikan sinyal optimisme. Dengan dukungan fiskal pusat, keberlanjutan reformasi kebijakan, serta sinergi antarpemangku kepentingan, provinsi ini siap melaju menuju pertumbuhan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.