Insan Perbendaharaan di era keterbukaan informasi ini sangat diharapkan untuk menjadi garda terdepan dalam edukasi kepada masyarakat. Sayangnya, tidak banyak dari mereka yang gemar untuk tampil di media dalam bentuk tulisan.
Hal ini mungkin disebabkan oleh kesibukan atau justru kurang percaya diri. Padahal, potensi insan-insan Perbendaharaan ini sangat besar. Berbagai informasi mereka kuasai, yang tentunya akan sangat berguna untuk mengedukasi masyarakat. Berangkat dari hal tersebut, Kanwil DJPb Kalbar menggelar lokakarya selama empat hari di Pontianak, mulai dari 14 hingga 17 November 2017.
Semangat menulis ini mau tak mau memang harus ditumbuhkan. Hal itu karena masyarakat mungkin tidak tahu apa yang dilakukan oleh Kanwil DJPb, atau bahkan tidak kenal sama sekali. Mereka perlu diberikan informasi yang setidaknya membuat mereka ‘tahu’ meskipun belum sampai paham tentang Ditjen Perbendaharaan (DJPb). Namun, pemberian informasi itu juga harus disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang mungkin mayoritasnya masih awam. Artinya, informasi itu harus dikemas dalam bahasa yang ringan dan mudah dimengerti oleh mereka.
“Kita memiliki banyak sekali informasi, mulai dari Kajian Fikal Regional (KFR), Reviu Pelaksanaan Anggaran (RPA), Statistik Keuangan Pemerintah (GFS), dan bahkan sampai Monitoring KUR, Dana Desa, dan lain-lain. Semua itu akan sangat bermanfaat untuk mengedukasi masyarakat. Tapi, bagaimana mengemasnya dalam bahasa yang mudah dicerna mereka, itulah yang harus kita lakukan. Kita ingin membuat mereka tahu, jangan sampai malah membuat mereka bingung” pesan Sahat M.T. Panggabean, Kepala Kanwil DJPb Kalbar dalam sambutan pembukaannya.
Kanwil DJPb Kalbar menggandeng widiaiswara kawakan dari Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan untuk menyemangati para pegawai Kanwil DJPb tersebut. Dr. Mila Mumpuni dan Dwi Ari Wibawa yang dipercaya untuk mengomandoi mereka agar bersemangat menulis. Tak sekedar teori, para peserta justru didorong untuk melakukan praktik menulis. Tidak hanya mereka berdua, Heriyanto, Redaktur Pontianak Post, bahkan juga diminta untuk sharing ilmu dan pengalaman bagaimana menaklukkan redaktur suatu media agar mau memuat tulisan para pegawai.
Di akhir kegiatan, Dr. Mila berpesan agar para peserta terus bersemangat menulis karena “tulisan yang baik adalah tulisan yang selesai”. Kepala Kanwil pun menambahkan nantinya diharapkan para pegawai setidaknya bisa menghasilkan satu tulisan setiap bulannya, dan akan lebih baik lagi jika ada yang terbit di media cetak.
(kontributor: Bachrul Ulum)