JL. Jenderal Sudirman No.249 Pekanbaru 28116

 

Berita

Seputar Kanwil DJPb

Kinerja APBN Riau (realisasi s.d. 31 Juli 2024): Kontribusi Positif Belanja Pemerintah pada PDRB Riau

 

Pekanbaru, 14 Agustus 2024

 

Menteri Keuangan dalam Konferensi pers APBN KiTA Juli 2024 pada hari Selasa, 13 Agustus 2024 menyatakan bahwa defisit APBN sudah terkendali dengan baik. Sampai dengan Juli 2024, defisit APBN tercatat sebesar Rp93,4 T atau setara 0,41 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka ini masih berada di bawah Batasan yang ditetapkan, sebesar 2,29 persen dari PDB. Defisit ini merupakan hasil dari realisasi pendapatan negara yang mencapai Rp1.545,4 T (55,1 persen dari target) dan belanja negara mencapai Rp1.638,8 T (49,3 persen dari pagu).

 

Perkembangan Ekonomi Regional Riau bulan Juli 2024

  1. Selanjutnya pada level regional Riau, kontribusi Belanja Pemerintah pada PDRB Riau sebesar 8,79 persen. Operasi pemerintah turut berkontribusi pada kenaikan PDRB di Riau, dengan potensi sebesar Rp34,18 T yang terdiri dari aliran kas Government (G) sebesar Rp31,60 T, aliran kas ke Consumption (C) sebesar Rp320,36 M, dan aliran kas untuk Investment (I) sebesar Rp2,26 T. Aliran kas ini merupakan belanja pemerintah, antara lain berupa belanja pegawai, belanja barang/jasa, belanja subsidi, belanja bantuan sosial, belanja modal, dan transfer ke daerah.
  2. Sementara itu pendapatan daerah yang tercatat pada APBD sebesar Rp17,46 T, belanja daerah sebesar Rp17,09 T, surplus sebesar Rp375,08 M, pembiayaan daerah
  3. Rp413,85 M, dan SILPA sebesar Rp788,93 M. Pendapatan Transfer ke Daerah (TKD) terealisasi sebesar Rp12,15 T dengan kontribusi terhadap total pendapatan APBD sebesar 69,59 persen.
  4. Indeks Harga Konsumen (IHK) Juni 2024 sebesar 106,44. Deflasi Riau sebesar 0,80 persen (mtm) atau inflasi sebesar 2,22 persen (mtm) yang disebabkan kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau (andil 0,91 persen mtm atau 0,98 persen mtm). Komoditas penyumbang utama deflasi adalah cabai merah, bawang merah, tomat, ayam hidup, ikan baung, daging ayam ras, telur ayam ras, buncis, bawang putih, dan ketimun.
  5. Perekonomian Riau Triwulan II 2024 tumbuh sebesar 1,54 persen (q-to-q) atau sebesar 3,70 persen (mtm) dengan sumber pertumbuhan tertinggi menurut pengeluaran adalah Konsumsi Rumah Tangga (1,67 persen) dan PMTB (1,01 persen), sedangkan sektor usaha yang memberikan andil terbesar adalah Industri Pengolahan (1,13 persen) dan Pertanian (1,02 persen). Angka ini menempatkan Riau di peringkat ke-6 nasional dan ke-2 di luar Pulau Jawa.
  6. Nilai Tukar Petani (NTP) Riau pada bulan Juli 2024 tercatat 172,96 atau naik 2,62 persen (mtm), dengan pertumbuhan tertinggi pada subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) sebesar 3,13 persen. NTP ini menempatkan Riau di peringkat ke-2 di Pulau Sumatera di bawah Bengkulu.
  7. Sementara itu, Indeks Harga Terima Petani (It) sebesar 204,23 atau naik 2,14 persen (mtm) dengan komoditas penyumbang utama adalah kelapa sawit, karet, ikan belanak, dan ketela rambat. Sedangkan Indeks Harga Bayar Petani (Ib) sebesar 118,08 atau turun 0,47 persen (mtm) dengan komoditas penyumbang utama berupa cabai merah, bawang merah, daging ayam ras, dan bawang putih.

 

Perkembangan APBN Riau Terkini

  1. Sampai dengan 31 Juli 2024, Pendapatan Negara baru mencapai Rp12,485 T atau 41,68 persen dari target. Penerimaan Negara tersebut terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp11,744 T dan PNBP sebesar Rp741,13 M. Penerimaan perpajakan mengalami kontraksi sebesar 15,67 persen dikarenakan penurunan realisasi pada hampir semua penerimaan perpajakan kecuali PBB (meningkat 48,31 persen) serta Cukai yang mengalami tren peningkatan dengan realisasi sebesar 394,10 persen. Penerimaan perpajakan masih bertumpu pada sektor sawit sehingga rendahnya harga komoditas/CPO di awal tahun (Januari-April) berdampak pada penurunan penerimaan perpajakan.
  2. Realisasi PNBP tumbuh sebesar 4,66% yang didorong pendapatan BLU yang tumbuh dibanding 5,60% dibanding tahun lalu. Beberapa satuan kerja dengan pertumbuhan PNBP tertinggi adalah Universitas Riau, Balai Pengelola Transportasi Darat Riau, Kejaksaan Negeri Pekanbaru, Kantor BPN Kuansing, dan Kantor BPN Pelalawan.
  3. Belanja Negara secara keseluruhan tumbuh 11,09% (mtm), disokong oleh belanja pemerintah pusat yang tumbuh 18,69% dan belanja TKD yang tumbuh 8,30% (mtm).
  4. Dari sisi belanja pempus, belanja pegawai tumbuh 16,14%. Pertumbuhan tertinggi pada satker KOREM-031/WB DAM-I/BB, disusul Kemenag Siak, Kemenag Rokan Hulu, Kemenag Prov Riau, dan Kemenag Inhil. Belanja Barang tumbuh 21,81%, disokong terutama oleh satker Pelaksanaan Prasarana Permukiman Provinsi Riau, Sekretariat Bawaslu Prov. Riau, serta KPU seluruh kab/kota. Belanja Modal tumbuh 16,69% didukung oleh satker STAIN Bengkalis, Universitas Riau, Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Prov. Riau dan Kanwil Kemenag Prov Riau. Belanja bansos tumbuh 27,60% disokong oleh belanja bantuan KIP kuliah bagi mahasiswa STAIN Bengkalis.
  5. Belanja TKD tumbuh 8,30%, disokong oleh kenaikan realisasi DAU sebesar 30,43% dan Dana Desa sebesar 26,18% (mtm), namun masih terdapat kontraksi pada kinerja DAK Fisik, DAK Nonfisik, dan Dana Insentif Fiskal.

 

Penyaluran Kredit Program di Riau

  1. Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sampai dengan Juli 2024 sebesar Rp6,03 T kepada 71.136 debitur, tumbuh 45,02 persen secara mtm. Rata-rata penyaluran naik 4,01 persen mtm menjadi Rp84,73 juta. Realisasi pada bulan Juli 2024 sebesar Rp987,19 M kepada 11.526 debitur, naik 3,41 persen dibandingkan bulan Juni 2024. Kab. Kampar merupakan daerah dengan penyaluran tertinggi (Rp876,49 M), tetapi daerah dengan rata-rata pinjaman tertinggi berada di Kab. Rokan Hulu sebesar Rp105,54 juta.
  2. Realisasi penyaluran kredit Ultra Mikro (UMi) s.d. Juli 2024 tersalurkan sebanyak Rp163,06 M kepada 28.948 debitur. Penyaluran ini naik 2,61 persen (mtm) dari nilai tetapi turun 8,08 persen (mtm) dari jumlah debitur. Rata-rata penyaluran naik 11,62 persen (mtm) menjadi Rp5,63 juta/debitur. Pada bulan Juli 2024 sendiri, penyalurannya mencapai Rp29,62 M kepada 5.163 debitur, naik 407,48 persen dibandingkan Juni 2024. Penyaluran UMi tertinggi dan paling banyak terdapat di Kab. Rokan Hilir (Rp21,65 M), dengan rata-rata penyaluran sebesar Rp6,12 juta/debitur. 

 

Kesimpulan

  1. Ekonomi Riau tetap tumbuh positif sebesar 3,70 persen (mtm) atau 1,54 persen (q-to-q) dengan kontribusi terbesar dari sektor Industri Pengolahan (1,13 persen) dan sektor Pertanian (1,02 persen).
  2. Secara umum kinerja APBN Riau hingga 31 Juli 2024 masih mencatatkan defisit sebesar Rp4,787 T. Kontribusi Provinsi Riau pada Triwulan II 2024 terhadap perekonomian nasional sebesar 4,99 persen, dan masih menempatkan Riau pada posisi ke-6 PDRB terbesar secara nasional atau ke-2 terbesar di luar Pulau Jawa. 
  3. Percepatan penyerapan belanja APBN dapat telah mendorong pertumbuhan konsumsi pemerintah. Selain itu, realisasi Belanja Pegawai sebesar 64,28 persen, Belanja Barang mencapai 49,03 persen, dan Belanja Bantuan Sosial sebesar 65,70 persen. Selain itu, Belanja TKD juga tumbuh signifikan seiring dengan realisasi DBH, DAU, DAK NonFisik, Dana Insentif Fiskal, dan Dana Desa di Provinsi Riau.
  4. Sementara itu, pada sektor riil tercatat bahwa konsumsi masyarakat di Riau semakin meningkat, sehingga inflasi dapat terkendali bahkan pada bulan Juli 2024 Riau kembali mengalami deflasi sebesar 0,80 persen (mtm) dibandingkan bulan Juni dan inflasi secara mtm sebesar 2,22 persen.

 

Kantor Wilayah DJPb Provinsi Riau

Jalan Jenderal Sudirman nomor 249, Pekanbaru, Riau

IG : djpbriau

Youtube : Kanwil DJPb Riau

Email : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Telepon : (0761) 22647

Tag Populer

Lima Budaya Kementerian Keuangan

Hak Cipta © Kanwil DJPb Provinsi Riau - Kementerian Keuangan RI
Manajemen Portal DJPb
Jalan Jenderal Sudirman No. 249 Pekanbaru Kode Pos 28116
Telp : (0761) 22686 | Fax : (0761) 22647 |

Ikuti Kami

WhatsappIKUTI KAMI

 

Pengaduan Kami: 

 

 

Search