Pekanbaru, 25 Juli 2024
Perkembangan Ekonomi Regional sampai Akhir Bulan Juni 2024
- Operasi pemerintah turut berkontribusi pada kenaikan PDRB di Riau, dengan potensi sebesar Rp27,435 T yang terdiri dari aliran kas Government (G) sebesar Rp25,78 T, aliran kas ke Consumption (C) sebesar Rp215,10 M, dan aliran kas untuk Investment (I) sebesar Rp1,44 T. Aliran kas ini merupakan belanja pemerintah, antara lain berupa belanja pegawai, belanja barang/jasa, belanja subsidi, belanja bantuan sosial, belanja modal, dan transfer ke daerah.
- Sementara itu pendapatan daerah yang tercatat pada APBD sebesar Rp13,23 T, belanja daerah sebesar Rp12,97 T, surplus sebesar Rp261,52 M, pembiayaan daerah Rp300,56 M, dan SILPA sebesar Rp562,08 M. Pendapatan Transfer ke Daerah (TKD) terealisasi sebesar Rp10,22 T dengan kontribusi terhadap total pendapatan APBD sebesar 77,23 persen.
- Indeks Harga Konsumen (IHK) Juni 2024 sebesar 107,30. Harga komoditas ayam hidup, daging ayam ras, dan bawang merah turun menyebabkan terjadi deflasi sebesar 0,22 persen pada Juni 2024. Penurunan harga ayam ras dan daging ayam ras disebabkan oleh momen Idul Adha, permintaan ayam potong sedikit menurun tetapi pasokan ayam melimpah. Harga bawang merah mengalami penurunan setelah beberapa bulan terakhir terus mengalami kenaikan harga.
- Pada bulan Juni, Riau tercatat mengalami deflasi 0,22 persen (mtm) dan inflasi sebesar 3,56 (yoy), dengan pertumbuhan ekonomi yang dilaporkan BPS sebesar 1,34 persen (qtq) dan tumbuh sebesar 3,42 persen secara yoy.
- Laju surplus neraca perdagangan di Riau masih terjaga sampai bulan Juni 2024, sebesar USD 1,56 M (naik sebesar 33,08 persen mtm) dengan nilai ekspor tumbuh sebesar 27,57 persen (mtm) dengan volume 2,47 juta ton. Pertumbuhan ini mayoritas didorong oleh ekspor industri pengolahan yang tumbuh KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KANTOR WILAYAH PROVINSI RIAU SIARAN PERS 39,25 persen. Sementara itu, nilai impor turun sebesar 14,88 persen (mtm) dengan volume 476,82 ribu ton. Penurunan ini disebabkan penurunan impor berbagai sektor yaitu sektor bahan baku/penolong, barang modal, dan barang konsumsi.
- Nilai Tukar Petani meningkat pada bulan Juni 2024 menjadi 168,55 atau naik 0,63 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Angka ini masih menempatkan Riau pada peringkat ke-2 dari 10 provinsi di Sumatera setelah Bengkulu. Indeks harga terima petani (It) naik 0,64 persen akibat komoditas kelapa sawit, karet, sapi potong, dan cabai merah. Sementara itu, indeks harga bayar petani (Ib) naik tipis 0,02 persen akibat inflasi pada kelompok sayuran yaitu cabai merah, cabai rawit, ketimun, dan kacang panjang.
- Berdasarkan subsektor, subsektor Hortikultura merupakan subsektor yang tumbuh pesat diantara subsektor lainnya. Pertumbuhan ini disebabkan kenaikan kelompok sayuran, kelompok tanaman obat, dan kelompok buah-buah. Sementara indeks harga bayar petani yaitu kelompok konsumsi rumah tangga dan indeks BPPBM hanya naik tipis. Subsektor Tanaman Pangan mengalami satu-satunya subsektor yang mengalami penurunan akibat penurunan harga gabah dan palawijaya.
Perkembangan APBN Terkini
- Sampai dengan 30 Juni 2024 (Semester I), Pendapatan Negara baru mencapai Rp10,59 T atau turun 17,50 persen dibanding semester I 2023 lalu. Penerimaan Negara tersebut terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp.9,95 T dan PNBP sebesar Rp636,52 M. Penerimaan perpajakan mengalami kontraksi sebesar 10,60 persen dikarenakan penurunan realisasi pada hampir semua penerimaan perpajakan kecuali PBB serta Cukai yang mengalami peningkatan masing-masing 62,35 persen dan 342,53 persen. Penerimaan perpajakan masih bertumpu pada sektor sawit sehingga rendahnya harga komoditas/CPO di awal tahun (Januari-April) berdampak pada penurunan penerimaan perpajakan.
- Realisasi PNBP tumbuh sebesar 0,98 persen yang didorong pendapatan BLU yang tumbuh dibanding 1,75 persen dibanding tahun lalu. Beberapa satuan kerja dengan pertumbuhan PNBP tertinggi adalah Universitas Riau, Balai Pengelola Transportasi Darat Riau, Kejaksaan Negeri Pekanbaru, Kantor BPN Kuansing, dan Kantor BPN Pelalawan.
- Dukungan APBN kepada APBD melalui Transfer ke Daerah (TKD) meningkat sebesar Belanja TKD tumbuh 7,34 persen, disokong oleh kenaikan realisasi DAU sebesar 21,19 persen, DAK Nonfisik sebesar 4,90 persen, dan Dana Desa sebesar 17,13 persen (yoy).
- Belanja Negara secara keseluruhan tumbuh 10,10 persen (yoy), disokong oleh belanja pemerintah pusat yang tumbuh 17,68 persen dan belanja TKD yang tumbuh 7,34 persen (yoy). Dari sisi belanja pemerintah pusat, belanja pegawai tumbuh 16,36 persen. Pertumbuhan tertinggi pada satker KOREM-031/WB DAM-I/BB, disusul Kemenag Siak, Kemenag Rokan Hulu, Kemenag Prov Riau, dan Kemenag Inhil. Sementara itu, Belanja Barang tumbuh 23,34 persen, disokong terutama oleh satker Setbawaslu Prov. Riau, KPU seluruh kab/kota, dan Pelaksanaan Prasarana Pemukiman Riau. Lalu Belanja Modal tumbuh 1,06 persen didukung oleh satker STAIN Bengkalis, Pengadilan Agama Siak Sri Indrapura, Pengadilan Agama Teluk Kuantan, Pelaksanaan Prasarana Permukiman Provinsi Riau, dan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Riau Belanja bansos tumbuh 18,81 persen disokong oleh belanja bantuan KIP kuliah bagi mahasiswa UIN Suska Riau dan STAIN Bengkalis.
- Penyaluran KUR sampai dengan Juni 2024 berhasil terealisasi Rp5,04 T kepada 59.607 debitur, tumbuh 45,02 persen secara yoy. Rata-rata penyaluran naik 3,96 persen (yoy) menjadi Rp84,55 juta. Realisasi pada bulan Juni sebesar Rp954,45 M kepada 11.230 debitur, naik 4,59 persen dibandingkan bulan Mei. Kabupaten Kampar merupakan daerah dengan penyaluran tertinggi yaitu Rp732,72 M, tetapi daerah dengan rata-rata pinjaman tertinggi berada di Kabupaten Rokan Hulu sebesar Rp105,33 juta.
- Realisasi penyaluran UMi sampai dengan Juni 2024 tersalurkan sebanyak Rp64,37 M kepada 11.210 debitur. Penyaluran ini turun 46,13% (yoy) dari nilai dan 52,80 persen (yoy) dari jumlah debitur. Rata-rata penyaluran naik 14,13 persen (yoy) menjadi Rp5,74 juta per debitur. Penyaluran UMi paling banyak terdapat di Kabupaten Rokan Hulu sebesar Rp11,14 M. Sementara rata-rata penyaluran tertinggi berada di Kabupaten Rokan Hilir sebesar Rp6,37 juta per debitur.
Kesimpulan
- Secara umum kinerja APBN Riau hingga 30 Juni 2024 masih mencatatkan defisit sebesar Rp4,160 T, dan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,42 persen (yoy). Menurut BPS, Kontribusi Provinsi Riau pada triwulan I tahun 2024 terhadap perekonomian nasional sebesar 5 persen, dan masih menempatkan Riau pada posisi ke-6 PDRB terbesar secara nasional atau ke-2 terbesar di regional Sumatera.
- Percepatan penyerapan belanja APBN dapat telah mendorong pertumbuhan konsumsi pemerintah. Selain itu, Belanja Barang juga tumbuh tinggi pada bulan Juni 2024 mencapai 23,34 persen (yoy). Selain itu, Belanja TKD juga tumbuh signifikan seiring dengan realisasi DAU, DAK Nonfisik, dan Dana Desa di Provinsi Riau.
- Sementara itu pada sektor riil tercatat bahwa konsumsi masyarakat dan investasi di Riau semakin meningkat, sehingga inflasi dapat terkendali bahkan pada bulan Juni justru tercatat Riau mengalami deflasi sebesar 0,22 persen dibandingkan bulan Mei.
Kantor Wilayah DJPb Provinsi Riau
Jalan Jenderal Sudirman nomor 249, Pekanbaru, Riau
IG : djpbriau
Youtube : Kanwil DJPb Riau
Email : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Telepon : (0761) 22647