Palembang - Dampak perubahan iklim sekarang semakin dirasakan oleh semua orang, dimulai dari cuaca yang semakin panas dan banyaknya bencana alam yang terjadi. Tak hanya berdampak bagi alam, perubahan iklim juga akan berdampak pada kinerja di sektor perekonomian. Sejalan dengan team analisis yang diangkat dalam Laporan ALCo Regional bulan Juni 2024, Kantor Wilayah DJPb Provinsi Sumatera Selatan menyelenggarakan FGD bertemakan "Policy Responses Pemda dalam Menghadapi Dampak Perubahan Iklim di Sumatera Selatan" dengan narasumber dari Bappeda Provinsi Sumatera Selatan pada Selasa, 11 Juni 2024.
FGD dibuka oleh Kepala Kanwil DJPb Provinsi Sumatera Selatan Rahmadi Murwanto yang menyampaikan bahwa tujuan dari FGD ini ialah untuk menyelaraskan kebijakan dan diskusi tentang dampak perubahan iklim, serta memanfaatkan peluang yang baik di Provinsi Sumatera Selatan. Terdapat dua peran yang dapat diambil, peran ekonomis dan finansial yang dipadukan dengan kebijakan pemerintah daerah.
Dalam materi yang dipaparkan langsung oleh Kepala Bappeda Provinsi Sumatera Selatan Regina Ariyanti, diketahui bahwa berdasarkan hasil kajian, dampak pemanasan global di Sumsel dapat diidentifikasi dengan adanya tren kenaikan sepanjang 25 tahun terakhir sebesar 0,31’C di sekitar Palembang dan 0,67’C secara rata-rata di seluruh Sumsel. Selanjutnya dipaparkan pula policy response yang telah ditetapkan oleh pemda Provinsi Sumsel, antara lain implementasinya dalam Masterplan Pertumbuhan Ekonomi Hijau Berbasis Sumber Daya Alam Terbarukan 2017-2030, serta upaya penanganan emisi gas, dan pengelolaan sampah berkelanjutan.
Hasil dari FGD ini akan menjadi input dari Laporan ALCo Regional Provinsi Sumatera Selatan. Ke depannya, Sumatera Selatan diharapkan dapat menggunakan strategi pertumbuha ekonomi hijau dalam perencanaan keuangan bertingkat pada pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. [RN/SA]
