Kediri

Matahari dan rembulan

Berkejaran ingin berpelukan

-nicky astria- 

Sinergi adalah saat kaki kanan melangkah ke depan, kaki kiri menapak di belakang, ketika tangan kanan memegang pisau mengiris buah, tangan kiri yang bersedia menggenggamnya, menempatkannya di talenan agar tidak tercecer. Tangan kiri menyangga piring, tangan kanan memegang sendok, mulut mengunyah, gigi menghancurkan, lidah menelannya diolah organ dalam tubuh hingga esok hari menjadi energi dan sampah.

Sinergi adalah Rembulan berputar mengelilingi bumi dalam 24 jam, dan keduanya bersama-sama dengan planet-planet yang lain mengelilingi matahari sebagai pusat tata surya, yang berkeliling di Bima Sakti dan berputar dalam gugusan galaksi yang tak terhingga luas dan banyaknya.

Sinergi adalah Rumput dimamah kijang, kijang diburu singa, singa mati tua dimakan burung bangkai, dihabiskan anjing ajak, sisa-sisanya tempat set yang tumbuh menjadi lalat yang mengenyangkan burung emprit atau ditangkap katak, disantap ular, dicengkeram elang hingga elangpun kembali berkalang tanah dikerubuti cacing.

Sinergi adalah Pulau Jawa yang goyah, ditancapkanlah gunung Gede Pangrango di barat, Merapi di tengah, Semeru di timur dan Kelud di Kediri. Karena muntahan lahar Keludlah nanas Kediri manis dan legit, karena pasir Kelud jalan membentang, jembatan melintang sungai dan gedung menjulang menancap langit.

Sinergi adalah Seksi Manajemen Satker dan Kepatuhan Internal mengadakan pembinaan kepada petugas satuan kerja tentang tata cara pembuatan Surat Perintah Membayar (SPM), Seksi Pencairan Dana menerima dan memvalidasi SPM, untuk diteruskan ke Seksi Bank yang melakukan Permintaan Proses Pembayaran (PPR/Payment Process Request) sehingga terbit SP2D, dan Seksi Verifikasi Akuntansi melakukan rekonsiliasi atas data belanja satuan kerja dan menyusun Laporan Keuangannya, serta Sub Bagian Umum yang menyediakan sarana dan prasaranya.

Sinergi menciptakan keseimbangan, keseimbangan menumbuhkan harmoni.

1

KPPN goes to school, penyampaian hikmah di atas panggung tak ada artinya bila tanpa pendengar yang menyimak setiap kata dan kalimat, tak akan sampai ke pendengar dengan jelas tanpa peralatan sistem suara yang memadai, dan tak akan bermakna apa-apa bila pendengar umek dengan dirinya sendiri.

2

Sebuah kata yang berdiri sendiri tidak akan memiliki arti dan makna yang bermanfaat dan bisa jadi hanya sebatas jawaban atas sebuah pertanyaan yang dilontarkan spontan, sedang apa kamu, makan, tidur, mandi, menyanyi yang tidak dapat menjelaskan apa yang dimakan, atau menyanyikan lagu apa. Menyusun kata yang terserak, menjadi sebuah kalimat yang mengandung makna dalam sebuah kelompok bermain, adalah sebentuk kerja sama sederhana yang nantinya akan membentuk sikap dan patrap yang tidak mementingkan diri sendiri, mau menangnya sendiri, menghilangkan ego, menumbuhkan rendah hati, dan memunculkan kalimat yang terbentuk mengandung makna.

3

Dalam meriwayatkan sebuah hadits Nabi, para perawi (periwayat) akan ditelisik secara mendalam, siapa menyampaikan apa dari siapa hingga pada sumber utamanya yakni Kanjeng Nabi, dan apabila dari para penyampai tersebut ada yang kurang baik sifatnya, kurang kuat ingatannya, atau bahkan pernah melakukan satu kemaksiatan kecil, maka hadits tersebut akan tersingkir dari kategori sahih. Demikianlah cermin ajaib, kalimat yang dibaca peserta pertama harus disampaikan kepada peserta kedua dan seterusnya hingga peserta terakhir, namun cara penyampaian tidak dalam ucapan tetapi berupa gerakan yang harus diterjemahkan oleh peserta kedua dengan gerakan yang kurang lebih sama, sehingga makna yang diterima oleh peserta berikutnya tidak meleset dari kalimat yang sebenarnya.

4

Kekompakan antara gerakan kaki dan tangan, serta mata dan telinga yang mendengar dan melihat instruksi dari pemberi aba-aba melahirkan keseimbangan yang berbuah keindahan, saat mencari peserta yang akan maju ke permainan berikutnya. Meski hanya baris berbaris, namun tidak sekadar melangkahkan kaki ke kiri dan ke kanan, maju dan mundur atau tetap di tempat. Lebih dari itu adalah konsentrasi untuk senantiasa fokus kepada tugas yang diberikan oleh komandan lapangan.

5

10 orang peserta lolos untuk melakukan permainan perseorangan. Meski permainan perseorangan bukan berarti tidak ada keselarasan dan harmoni, karena ada pertanyaan yang harus dijawab, ada yang membacakan pertanyaan, dan ada peserta yang harus menjawab pertanyaan yang diajukan dengan jawaban yang cepat dan benar. Pada akhirnya tiga peserta yang berhak mendapatkan hadiah atas perjuangannya dari awal hingga akhir, bukan karena ketiganya lebih unggul dari yang lain, lebih karena usaha yang sungguh-sungguh dan doa yang menurunkan takdir yang berbeda, dari yang disangka kita semua.

Karena hidup bukan untuk menjadi lebih unggul dari yang lain, karena hidup bukan untuk mengungguli yang lain, karena hidup adalah berlomba dalam kebaikan menuju Tuhan. Berlari menuju Tuhan bukan siapa yang tiba lebih dulu, atau siapa yang mendahului, siapa yang paling belakangan, karena semua adalah proses yang terus menerus, istiqomah. Berlari menuju Tuhan adalah lari marathon yang membutuhkan nafas yang panjang, stamina yang prima, ajeg, dan sabar.

Hak Cipta Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan RI
Manajemen Portal DJPb - Gedung Djuanda I Lt. 9
Gedung Prijadi Praptosuhardo II Lt. 1 Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta Pusat 10710
Call Center: 14090
Tel: 021-386.5130 Fax: 021-384.6402

IKUTI KAMI

Search