Kediri

Pahlawan

 

There's a hero
If you look inside your heart
You don't have to be afraid
Of what you are

-mariah carey-

 

10 November 1945 didahului ultimatum yang disebar dari pesawat-pesawat Inggris, tidak membuat gentar bahkan semakin menyulut semangat arek-arek Suroboyo untuk semakin kencang meneriakan merdeka atau mati. Inggris menuntut, pihak Indonesia diminta untuk menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan pada tentara AFNEI dan administrasi NICA. Apabila Indonesia tidak menaati ultimatum tersebut, ada ancaman gempuran ke kota Surabaya dari darat, laut, dan udara.
Semua pimpinan bangsa Indonesia dan para pemuda di Surabaya harus datang selambat-lambatnya tanggal 10 November 1945 pukul 06.00 pagi pada tempat yang telah ditentukan
.
Dipicu oleh tewasnya Jenderal Mallaby dalam suatu kericuhan yang sangat memalukan pihak Inggris. Pertempuran berlangsung selama tiga minggu dengan perbandingan senjata maupun pasukan yang sangat tidak seimbang. Rakyat Surabaya yang paling maksimal bersenjatakan rampasan dari pihak Jepang, melawan sepasukan tentara terlatih yang telah berpengalaman dalam perang Eropa, Asia dan Afrika dengan senjata lengkap dan canggih pada eranya. Namun tidak menyurutkan sejejakpun langkah untuk mundur dari palagan.

Tak terkira 20.000 lebih rakyat Surabaya gugur di medan laga, 150.000 anak dan orang tua mengungsi, dan 1.600 prajurit paling terlatih dari pihak Inggris menjadi korban, belum terhitung kerugian harta dan benda.

77 tahun berlalu, semangat itu masih menyala di halaman KPPN Kediri dengan diselenggarakannya upacara memperingati Hari Pahlawan 10 November 2022, semangat Kemenkeu Satu Kemenkeu Tepercaya, bersama unit eselon I lingkup Kemenkeu, DJBC dan DJP wilayah Kediri. Mengenang jasa para pahlawan sebagai bahan evaluasi dan muhasabah diri, apa yang sudah kuberikan untuk bangsa dan negara tercinta. Penghormatan kepada Bendera Merah Putih merupakan bukti kecintaan paling wadag kepada NKRI, serta mendoakan arwah pahlawan sebagai bakti dan rasa terima kasih tak terhingga telah diantarkan hingga menjadi negara dan bangsa merdeka. Semua adalah anugerah Tuhan yang tak terkira, sebagai bangsa yang sejak lama diperebutkan bangsa-bangsa lain di dunia, bahkan ditukargulingkan antar satu penjajah dengan penjajah lainnya, kita mampu menjadi bangsa merdeka.

Adalah Dewi Sekartaji pasangan Raden Panji Asmorobangun yang menurut pujangga kerajaan akan menurunkan raja-raja di Jawa. Dalam kisah cinta Dewi Sekartaji dan Raden Panji terselip perjuangan sang Dewi untuk mempertahankan cinta sejatinya, hingga menyamar menjadi Kleting Kuning untuk mendapatkan kembali Ande-Ande Lumut putra mbok Rondo Dadapan yang merupakan samaran Raden Panji Asmorobangun.

Dewi Sekartaji adalah perempuan pemberani, karena ia melakukan pengembaraan, berani melakukan perjalanan melewati gunung dan hutan, serta melewati bukit ketika mencari air terjun yang disebutkan oleh seorang resi untuk menyembuhkan penyakit kulitnya. Hal itu menunjukan bahwa Dewi Sekartaji bukan perempuan yang manja meskipun ia seorang puteri raja. Jika ditinjau secara etimologis nama Sekartaji berasal dari kata Sekar “bunga” dan Taji “jalu ayam” Dewi Sekartaji dalam pandangan masyarakat Kediri adalah sosok perempuan yang memiliki prinsip, mandiri, kuat, dan tidak kalah kemampuannya daripada laki-laki. Masyarakat Kediri memandang Dewi Sekartaji tidak seperti orang luar yang memandang Dewi Sekartaji lebih banyak dari sisi fisiknya. Masyarakat Kediri melihat Dewi Sekartaji justru dari karakter dan kepribadiannya yang patut diteladani oleh kaum perempuan Kediri (Yulitin Sungkowati;2021).

Sejalan dengan semangat Dewi Sekartaji, peluncuran Buletin Sekartaji (Seputar Kabar Tentang APBN dan Jendela Informasi) KPPN Kediri dilaksanakan di Taman Sekartaji Kota Kediri, sebagai bagian dari nguri-uri budaya sendiri, sekaligus meneruskan jejak para pahlawan dalam mengisi kemerdekaan yang telah diperjuangkan dengan darah dan nyawa. Berseragam kaus putih, yang menandakan kesucian niat dan tujuan, serta bersepeda sejauh lima kilometer, bahwa hidup harus terus bergerak, dari lokasi KPPN Kediri di Jalan Basuki Rahmat menuju Taman Sekartaji di Jalan Veteran Mojoroto. Diawali pemotongan tumpeng, sebagai simbol bahwa kehidupan berpuncak pada Tuhan.

Ada peran APBN dalam meningkatkan ekonomi masyarakat Kediri Raya, Dana Alokasi Khusus Fisik dan Non Fisik serta Dana Desa yang memberi stimulus pembangunan infrastruktur di tingkat paling dasar di masyarakat, tak lupa tingkat inflasi di Kediri serta kemana saja bila singgah di Kediri, ada Monumen Simpang Lima Gumul, dan cerita ringan tentang sambal matah dan SPM, semua terhidang dalam volume I 2022.

Berawal saat Majelis Perserikatan Bangsa Bangsa menyadari dampak kerugian korupsi, sehingga dipandang perlu merumuskan instrumen hukum internasional terkait pemberantasan antikorupsi di tingkat global agar lebih efektif. Kemudian digelarlah Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menentang korupsi (United Nations Convention Against Corruption/ UNCAC) pada 31 Oktober 2003, melalui Resolusi 58/4.
Berselang 40 hari kemudian, PBB menyetujui Perjanjian Antikorupsi yang ditandatangani di Merida, Meksiko pada 9 Desember 2003 dan diperingati sebagai Hari Anti Korupsi Sedunia.

Masih di Taman Sekartaji dan dilanjut di Taman Brantas, mengawali peringatan Hakordia dengan pembagian bingkisan Jumat berkah kepada masyarakat sekitar, tak lupa berfoto bersama sebagai siratan kita pernah di sini bersama. Peringatan Hakordia di Loji Café, sebuah kafe dengan nuansa indoor heritage dan outdoor dengan sajian aneka menu menggugah selera, di Jalan Jaksa Agung Suprapto No.24-26 Mojoroto Kediri. Adalah Raden Soeprapto yang pernah menjabat Jaksa Agung tahun 1950-1959, beliau tercatat dalam sejarah sebagai jaksa agung yang tak pandang bulu. Pada era kepemimpinannya Kejaksaan Agung menjadi lembaga yang berani menolak saran presiden agar sebuah kasus dideponir.

Soeprapto ingin mewujudkan cita-cita negara hukum seperti diamanatkan UUD dan menerapkan prinsip trias politica secara konsekuen. Oleh sebab itu ia berupaya menegakkan institusi Kejaksaan Agung yang otonom dan independen dari kuasa eksekutif (Aswi Warman Adam;2004).

Meneladani semangat R Soeprapto, keluarga besar KPPN Kediri senantiasa bertekad menjaga integritas sebagai salah satu nilai-nilai Kementerian Keuangan dan bagian dari gerakan anti korupsi sekaligus wujud Zona Integritas WBK dan WBBM.

Karena pahlawan tidak melakukan perbuatan yang merugikan orang lain, dan korupsi tidak dimulai dari siapapun, maka kejujuran juga bermula dari diri sendiri, perbuatan baik dimulai dari hal-hal kecil dan bukan esok atau nanti melainkan mulai sekarang, bahkan bila hanya sekadar meletakan sampah pada tempatnya. Pahlawan adalah kita.

Hak Cipta Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan RI
Manajemen Portal DJPb - Gedung Djuanda I Lt. 9
Gedung Prijadi Praptosuhardo II Lt. 1 Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta Pusat 10710
Call Center: 14090
Tel: 021-386.5130 Fax: 021-384.6402

IKUTI KAMI

Search