Berbagilah, meski hanya dengan sepotong kurma
-kanjeng Nabi-
Terdapat tumbuhan jenis paku-pakuan yang menempel pada pohon kelapa, tidak merugikan namun tidak juga menguntungkan pohon kelapa, sedangkan tumbuhan paku mendapatkan tempat (media) hidup. Berbeda dengan benalu yang mengambil makanan dari tumbuhan induknya, meski memiliki daun hijau yang mengandung klorofil sehingga dapat mengolah makanannya sendiri dengan proses fotosintesis, namun bila lebat daun benalu menutupi pohon induknya dapat menyebabkan inangnya mati atau tidak menghasilkan buah yang baik. Lain lagi dengan tali putri, yang sangat tergantung sepenuhnya dengan tumbuhan inang sebagai sumber makanan dan nutrisi, sehingga dapat mengakibatkan inangnya kering dan mati. Meski ada yang sukarela, tidak merugikan dan ada yang dipaksa, namun tumbuhan berbagi.
Saat memerlukan makanan dan memaksanya harus berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain di lautan yang demikian luas tak terhingga, ikan remora memanfaatkan alat hisap yang ada di kepalanya untuk menempel di tubuh hiu atau paus yang lebih besar dan mampu mengarungi lautan yang lebih luas, menghemat waktu dan tenaga, sedangkan paus ataupun hiu tidak dirugikan dengan ikutnya ikan remora dalam perjalanannya mengarungi lautan. Atau yang lebih sering ditemui, seekor kerbau yang berkubang di lumpur dengan beberapa ekor burung di pundak dan punggungnya, burung jalak mematuk kutu-kutu yang menempel di tubuh kerbau sebagai makanan dan kerbaupun bersih dari hewan pengganggu. Binatangpun saling berbagi.
Apabila telah mencapai batas usia untuk berbuah, pohon alpukat akan didatangi ulat yang memakan habis daunnya hingga tertinggal dahan dan ranting serta kepompong yang menempel di ujung-ujungnya. Saat itulah pohon alpukat menumbuhkan kembali daunnya dan mulai memunculkan buahnya, sedangkan kepompong memunculkan kupu-kupu yang menghisap madu dari bunga yang satu ke bunga yang lain, sehingga membantu penyerbukan. Tumbuhan berbagi dengan binatang, dan binatangpun berbagi dengan tumbuhan.
Matahari yang senantiasa terbit di timur, ada atau tidak ada ayam jantan berkokok senantiasa menyinari bumi dan seluruh isinya, bahkan tidak hanya bumi, juga seluruh planet di sistem tata surya. Saat malam tiba, bulan mendapatkan sinar dari matahari, memantulkannya untuk menerangi bumi. Betapa banyak kisah, cerita, legenda, syair, puisi, lagu dan permainan yang tercipta karena bulan, sebaliknya sangat sedikit dan jarang yang berpangkal dari matahari, padahal betapa berjasanya matahari terhadap kehidupan kita, maka sekali waktu sapa dan berilah salam untuk matahari, karena matahari senantiasa berbagi, hanya memberi tak harap kembali (mochtar embut: kasih ibu).
1500 tahun yang lalu, ketika Nabi terkasih mendapati istrinya sedang memasak dan meruapkan wangi yang dapat terhidu oleh tetangga, beliau langsung berpesan untuk memperbanyak kuahnya dan membagikan ke tetangga sejauh yang dapat menghirup bau masakan yang telah siap disantap. Maka bayangkanlah dengan kondisi sekarang yang jarak antar tetangga tak lebih selangkah dua langkah, bahkan satu tembok untuk dua rumah, yang suara bisik lirihpun dapat membuat tetangga mendengar sejelas berbicara berhadapan secara langsung.
Dan berbagi tidak harus dalam wujud atau bentuk materi, baik barang, makanan ataupun material yang tampak nyata, karena tenaga juga dapat dibagikan. Saat tetangga memerlukan pertolongan, pindah rumah, menyelenggarakan pesta, ada kematian, jagong bayi, ada tenaga yang bisa kita bagikan. Bahkan doá juga dapat dijadikan sarana untuk berbagi, sebagaimana ajaran Nabi kekasih Allah untuk senantiasa mendoakan kepada sesama, Tuhan kami, berikan kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Lindungilah kami dari siksa neraka (Q.S. 2: 201). Tak ada aku di sini, meski saat memanjatkannya dalam kesendirian, namun tetap saja kami yang dimohonkan.
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Ya Allah, berkahilah rezeki yang Engkau berikan kepada kami, dan karuniakanlah rezeki yang lebih baik dari itu dan peliharalah kami dari siksa api neraka (doä sebelum makan), karena di sesendok makanan ada banyak pihak yang berperan. Petani yang menanam padi, sayur, bawang merah, bawang putih, kedelai bahan pembuat tempe tahu (ada pengusaha kecap juga), peternak ayam, ikan, pedagang yang mengantarkan dari produsen hingga ke tangan konsumen. Apalagi bila makanan yang kita konsumsi dibeli di warung, tidak memasak sendiri, bertambah banyak yang terlibat, pemilik warung/restoran, juru masak/chef, pelayan yang meracik pesanan dan menyajikan untuk pelanggan, yang bagian isah-isah, hingga juru parkir yang menata kendaraan agar tidak menimbulkan kemacetan dan riuh lalu lintas, semua turut kita doákan.
Setiap hari pegawai KPPN Kediri berbagi doá dalam sesi munajat bersama, memohon keberkahan dalam setiap jejak dan langkah sebagai pengemban amanah perbendaharaan. Selasa dan Kamis, kembali berbagi dalam sharing session, selain menyampaikan isu-isu terkini terkait tugas masing-masing seksi, juga doá bersama, yel-yel berbagi semangat (nilai-nilai Kementerian Keuangan, jargon DJPb Handal, KPPN Kediri Sehat dan KPPN Kediri ISO), melantunkan Mars Kementerian Keuangan, juga membagikan nilai kebaikan untuk kelancaran pelaksanaan tugas sehari-hari KPPN Kediri yang merupakan kepanjangan tangan Kementerian Keuangan di daerah, meski hanya sekadar tawa akan naik hingga sidratul muntaha (yang tak terpecahpun bisa dibagikan).
Tak lupa media Gugus Kendali Mutu, sarana yang pas pegawai KPPN Kediri untuk berbagi ilmu, karena ilmu tak akan pernah berkurang sedikitpun ketika dibagikan, ketika diberikan, ketika dikasihkan, ketika disebarkan, bahkan semakin bertambah, bertambah dan bertambah. Meski guyon, namun tetap sungguh-sungguh dan menjadikan setiap ucapan dan kata penuh makna.
Mengapa mesti berbagi?
Ketika seorang ibu ditanya, bagaimana caranya membagi cinta dan kasih sayang kepada semua anaknya yang sejinah jumlahnya, tidak kubagi jawab sang ibu, namun kukalikan. Maka berbagi sejatinya adalah mengalikan.