1925
Baju baru, Alhamdulillah
'Tuk dipakai di hari Raya
Tak punya pun, tak apa-apa
Masih ada baju yang lama (oh, ya?)
-dhea ananda: baju baru-
Bila kita jumlahkan angka 1, 9, 2 dan 5 sama dengan 17, sebuah angka keramat bagi seluruh bangsa Indonesia, sebagai titik pijak yang membedakan antara setelah proklamasi kemerdekaan dan saat ketika masih dalam cengkeraman penjajahan Belanda, Jepang, Inggris dan para penjajah yang tak jera mencoba menjadi penguasa di bumi Nusantara. 17 juga angka keramat bagi umat Nabi Muhammad, karena sebanyak itulah setiap insan mukmin menyentuhkan dahinya di lantai, tersungkur, bersujud menyadari kerendahdiriannya di hadapan Sang Maha Tinggi.
Surat ke-17 (Al-Israa) yang mengisahkan perjalanan Kanjeng Nabi melakukan miraj menerima perintah salat. Hari ke-17 (Ramadan) pertama kali Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad lewat Malaikat Jibril di Gua Hira dengan perintah bacalah. Bagi anak-anak muda modern umur ke-17 (sweet seventeen) menjadi ukuran untuk memasuki usia dewasa setelah menikmati masa remaja, dan patut dirayakan dengan mengundang sejawat dan teman.
Kartu Tanda Penduduk wajib dimiliki penduduk Indonesia yang telah memasuki tahun ke-17, demikian juga dengan kepemilikan Surat Izin Mengemudi dibatasi dengan minimal umur 17, yang berarti kelayakan anak-anak mengemudikan kendaraan bermotor dimulai pada usia ke-17. Dan tahun depan saat Pemilu serentak diselenggarakan, hanya penduduk dengan umur 17 yang boleh menjadi pemilih, yang bermakna sudah boleh menentukan nasib bangsa dan negara selama lima tahun ke depan.
19 April awal mula cuti bersama lebaran 2023, 1444 H, setelah lebih dua tahun lebih dikepung pandemi sebagai bagian kasih Tuhan yang tak terkira. Syukur tak terhingga bisa sampai di sini, betapa banyak saudara sebangsa setanah air yang pulang terlebih dulu dalam dekapan Tuhan, tidak diperkenankan melewati hari-hari penuh kejutan.
21/22 April apapun dan manapun yang kita pilih dan yakini, waktunya kita kembali ke-diri yang fitri, ketika masih belum ada noda dan dosa menempel yang memperkeruh hati. Setelah sebulan penuh Tuhan memberi kesempatan dan waktu bagi setiap insan untuk meluruhkannya lewat puasa, sangat memberi arti bagi hidup yang hanya sekali.
Masih terdengar satu dua suara dentum mercon (setelah peristiwa Ponggok-Blitar) mengiringi sejuta takbir memenuhi langit malam sebagai tanda waktunya berbagi. Hingga malam menjelang pagi corong masjid mulai sunyi untuk dilanjutkan terbit fajar esok hari.
Berbondong-bondong kaum muslim melaksanakan salat Idul Fitri, di masjid, di lapangan terbuka, di tempat parkir plaza dan mal, meluber hingga ke jalan, di alun-alun kota, dengan keceriaan yang lebih mendekati kepada kelegaan karena merasakan kenikmatan kefitrian diri.
Meski maaf tak harus menunggu hari ini, namun tetap dijalani dengan segenap kerendahan hati. Walau tak ada di zaman Nabi, namun jutaan kali dicontohkan para kyai yang senantiasa mendekat ilahi robbi, mengikis iri dan dengki yang selalu mengiringi perjalanan hidup sehari-hari.
Selamat merayakan hari nan fitri, mohon maaf atas salah dan khilaf yang tak terperi.
21 April, 144 tahun yang telah lewat R.A. Kartini lahir dari keluarga bangsawan Jepara namun sangat peduli dengan rakyat biasa/jelata, hingga beliau meminta panggil aku Kartini (Pramoedya Ananta Toer) untuk menghilangkat sekat dan jarak yang memisahkan, karena gelar priayi hanya membuat semakin jauh dengan rakyat sekitar. Prihatin dengan kehidupan perempuan di zamannya yang hanya menjadi konco wingking bagi suami, Kartini melangkah ke depan, memberikan pendidikan literasi bagi para perempuan muda, meski hanya sebatas membaca, menulis, memasak, kerajinan tangan dan menjahit, namun mampu menjadi lentera yang selanjutnya diikuti pejuang perempuan lainnya.
Ironi adalah rahasia ilahi, demikian juga dengan Kartini, pejuang emansipasi yang tak kuasa menolak adat untuk kawin muda, dan meninggal saat melahirkan anak pertama. Hari ke-17 bulan September 1904 Kartini menghadap Tuhannya dengan membawa segenap cita-cita mulia yang membawanya ke surga.
Dan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 tahun 1964, Presiden RI Bung Karno menetapkan R.A. Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.
22 April digagas oleh Gaylord Nelson, seorang senator Amerika Serikat dari Wisconsin yang juga pengajar lingkungan hidup, sebagai Hari Bumi dan diperingati pertama kali pada tahun 1970, saat terjadi gejolak ekonomi dan politik, pabrik-pabrik menghasilkan asap dan lumpur yang tak terkontrol, polusi di mana-mana.
Para leluhur Nusantara telah menghormati bumi jauh lebih lama dari bangsa-bangsa barat, disebutnya tanah dengan siti, sebagaimana penghormatan kepada seorang ibu, pengejawantahan perempuan yang masih seakar kata dengan empu, seorang yang memiliki ilmu linuwih dalam hal dan segi apapun, dan disyukuri dengan sedekah bumi.
23 April diperingati sebagai Hari Buku Sedunia, tujuan dari peringatan Hari Buku Sedunia 2023 adalah untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap pentingnya membaca bagi masyarakat dunia (mediapriangan.com), dengan tema Bahasa Pribumi, dalam rangka memperkuat keragaman linguistik dan budaya.
Semakin sedikit anak-anak yang menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa ibu, berganti dengan bahasa nasional/internasional yang tentunya akan semakin mempercepat kepunahan bahasa daerah, mengingat tingkat pengguna dan volume penggunaannya semakin sedikit, dari hari ke hari, dari tahun ke tahun. Bila demikian adanya, bukan hal yang mustahil 5-10 tahun lagi kita akan belajar bahasa Jawa ke negeri Belanda.
Ditetapkan UNESCO (The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization/Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa) berdasarkan tanggal meninggalnya penulis-penulis dunia, William Shakespeare, William Wordsworth, dan David Halberstam, Miguel del Cervantes, dan Inca Garcilaso de la Vega.
Sejatinya membaca sudah menjadi kebiasaan bangsa-bangsa di dunia, Mesir dengan papirusnya, China dengan kertasnya, Nusantara dengan lontarnya, dan jangan lupa ada relief yang dipahat di dinding candi oleh para arsitek yang dapat dibaca sebagai kisah sejarah dan pelajaran bagi kehidupan mendatang. Dan 1400 tahun yang lalu, di jazirah Arab, Tuhan telah memerintahkan umat manusia untuk membaca lewat lisan kekasih-Nya Nabi Muhammad SAW, sebuah pesan yang abadi sepanjang zaman. Kegemaran membaca adalah sebuah kebahagiaan, kemampuan membaca adalah sebuah rahmat (GM).
25 April, hari terakhir libur lebaran 2023, dalam budaya Jawa 25 (dan 50) adalah angka yang unik, setelah selikur, rolikur, telulikur, patlikur, selawe (seneng-senenge lanang lan wedok), dan kembali nemlikur, pasangan yang sudah membina rumah tangga selama 25 tahun diperingati dengan kawin perak, Nabi Muhammad SAW menikah pada umur 25, R.A. Kartini meninggal di umur 25. Angka 2 dan 5 bila dijumlahkan menjadi 7, ada 7 hari dalam sepekan, 7 ayat pembuka, 7 kali putaran mengelilingi Ka’bah untuk tawaf, peringatan 7 bulan kehamilan, mitoni untuk 7 bulan usia anak, dan 7 hari kematian.
Dan esok waktunya kembali beraktifitas, berjumpa sejawat, bertemu kerabat di kantor, bergelut kembali dengan tugas dan kewajiban sehari-hari, selamat bekerja, berbeda-beda tetapi satu 7-an.