Refleksi
Cintalah yang mendorong bumi mengitari matahari
Sehingga waktu menelusuri pagi hingga pagi lagi
Meniti jembatan hidup di antara ada dan tiada
-ean: jembatan antara ada dan tiada-
refleksi/re·flek·si/ /réfléksi/ n 1 gerakan, pantulan di luar kemauan (kesadaran) sebagai jawaban suatu hal atau kegiatan yang datang dari luar: penyair pada hakikatnya adalah suatu -- dari masyarakat sekelilingnya; 2 gerakan otot (bagian badan) yang terjadi karena suatu hal dari luar dan di luar kemauan atau kesadaran; 3 ki cerminan; gambaran: penggunaan bahasa merupakan -- dari kecintaan terhadap bahasa itu;
merefleksikan/me·re·flek·si·kan/ v mencerminkan: kata atau ucapan seseorang, biasanya ~ isi hatinya;
terefleksikan/te·re·flek·si·kan/ v dapat direfleksikan: suasana perkampungan di Yogyakarta pada masa kolonial ~ dalam arsitektur tradisional di paviliun itu (kbbi.web.id)
Dalam mengarungi kehidupan sebagai manusia yang senantiasa berproses ke arah yang lebih baik, terkadang entah karena lupa, alpa maupun lalai sehingga mudah terperosok ke dalam lubang ketidakbaikan, yang memungkinkan tindakan maupun ucapan yang kita lakukan memberi rasa kurang nyaman, tidak enak hati, mengintimidasi, penindasan kepada orang lain.
Ketika melakukan suatu kesalahan, kekeliruan maupun kekhilafan akan terasa ada hal yang tidak mengenakkan di dalam hati, rasa resah, gelisah dan muncul tanya yang tak terjawab, jangan-jangan…hingga timbul syak wasangka baik terhadap diri sendiri maupun kepada orang lain.
Kanjeng Nabi yang sangat memahami sifat dan karakter manusia memberi banyak pesan kepada umat yang sangat dicintainya agar tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang menambah panjang halaman catatan malaikat Atid, sehingga pada hari akhir nanti dapat melewati jembatan siratal mustakim secepat kilat, tanpa terbebani kejelekan yang memberatkan kaki melangkah.
"Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung, (dan) barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin dialah tergolong orang yang merugi dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dialah tergolong orang yang celaka." (HR Al Hakim)
Pesan di atas mengindikasikan bahwa manusia tempat salah dan dosa, namun jangan sampai berhenti pada tataran seperti itu, sehingga semangat untuk ke arah yang lebih baik terus terwujud dalam kehidupan sehari-hari menuju kesempurnaan sejati.
Muhasabah, introspeksi, menghitung-hitung segala kesalahan dan dosa yang sengaja maupun yang tidak, menjadi nasihat penting dari Sang Nabi kepada umatnya. Sebagaimana diejawantahkan oleh Syaikh Abu Nuwas dalam satu syair ratapannya.
Wahai Tuhanku ! Aku bukanlah ahli surga, tapi aku tidak kuat dalam neraka jahim
Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa yang besar
Dosaku bagaikan bilangan pasir, maka berilah aku taubat wahai Tuhanku yang memiliki keagungan
Umurku ini setiap hari berkurang, sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya
Wahai, Tuhanku ! Hamba Mu yang berbuat dosa telah datang kepada Mu dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada Mu
Maka jika engkau mengampuni, maka Engkaulah yang berhak mengampuni. Jika Engkau menolak, kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada Engkau?
Utusan Tuhan yang bertugas untuk menyempurnakan akhlak manusia, memberi wanti-wanti agar umatnya selalu kembali ke ranah Ilahi, tidak semakin dalam jatuh ke jurang kenistaan yang diterjemahkan para wali selayaknya lagu anak-anak namun dengan makna yang sangat mendalam.
Tombo ati iku limo sa’wernane
Kaping pisang moco Quran sa’maknane
Ping pindone salat wengi lakonono
Ping telune wong kang soleh kumpulono
Ping papate weteng kudu betah luwe
Ping limone zikir wengi ingkang suwe
Salah sawijine sopo biso ngelakoni
Insya Allah gusti Allah ngijabahi
Ujungnya bermuara pada kesehatan jiwa yang berdampak terhadap produktifitas individu, selayaknya pesan dokter Siti Rahmah dalam in house training Sehat Jiwa itu Penting pada 27 Desember 2023, kebutuhan hakiki manusia adalah dicintai, disayangi, dihargai dan dilibatkan, dengan kunci tanpa menghakimi, tanpa stigma demi menjaga kewarasan dalam bebrayan.
29 Desember 2023 KPPN Kediri mengadakan kegiatan kenduri bersama dalam rangka evaluasi, muhasabah dan refleksi atas segala hal yang telah dilakukan selama satu tahun, sehingga dapat menjadi titik pijak bagi langkah di tahun 2024. Dengan harapan tahun 2023 meninggalkan jejak yang senantiasa diingat dan dicatat sebagai kebaikan dan tahun 2024 dapat berkontribusi lebih baik dibanding tahun sebelumnya.
Di samping itu juga melepas siswi SMK Negeri 2 Kediri yang telah membantu tugas-tugas pegawai KPPN Kediri saat melaksanakan PKL (Praktik Kerja Lapangan) selama enam bulan, sebagai bagian dari pembelajaran tentang suasana dunia kerja. Semuanya mewujud dalam ceria dan tawa dengan pemotongan tumpeng sebagai tanda syukur tak terhingga kepada Tuhan Yang Maha Kuasa Segalanya.
Mengapa mesti tumpeng, karena lek metu sing mempeng.
Mengawali resolusi dengan berbagi sarapan sederhana sembari menghirup segar udara pagi dan hangatnya cahya mentari duha di Taman Brantas, bersama para penjaga kebersihan yang kadang terlalaikan oleh para pengunjung, di Jumat Legi 5 Januari 2024, what a beautiful day.
Selamat tahun baru 2024, selamat meniti kegembiraan dalam perbuatan-perbuatan baik. Karena karir tak mesti naik pangkat, tak melulu tambah penghasilan, tak harus tumpang jabatan, lebih dari itu menjadi lebih baik, lebih manfaat adalah karir yang sejati.