Nyamuk
Dinosaurus punah karena tidak seimbang hidupnya
-my demon-
Penguasa bumi era Jura itu dihidupkan kembali lewat seekor nyamuk yang telah menggigitnya dan terawetkan oleh getah pohon hingga ditemukan oleh sejumlah ilmuwan yang melakukan rekayasa di laboratorium, meski secara ilmu dan teknologi masih jauh dari ketepatan, namun Jurassic Park sebuah animasi yang digarap dengan sepenuh jiwa oleh Steven Spielberg mampu memukau para penontonnya dengan berbagai kecanggihan teknologi sehingga menghasilkan gambar hidup sampai beberapa seri. Mengenalkan kita pada T-Rex, Gigantosaurus, Pterodosaurus, yang diikuti oleh kemunculan berbagai macam makhluk raksasa lain dalam dunia sinematik Hollywood, dan itu semua berawal dari bathang seekor nyamuk.
Meski sudah tergambar dengan jelas, bahwa nyamuk dari zaman sebelum ada manusia hingga saat ini juga seperti itu, namun masih ada yang meyakini proses evolusi yang bisa membuat binatang darat menjadi burung, binatang laut menjadi berkaki dan berjalan di darat yang mengesampingkan peran Tuhan di dalamnya, seolah-olah semua terjadi begitu saja dan sewajarnya memang begitu.
Dalam buku Homo Deus, Prof. Yuval menyebutnya manusia sudah berperan menjadi Tuhan, mengakali kematian, merekayasa kehidupan, jatuh dalam wilayah-wilayah yang membuat manusia semakin jumawa hingga seolah tak ada Tuhan dalam kehidupan.
Nabi Ibrahim diutus Tuhan untuk meluruskan kebengkokan Raja Namrud yang mengaku diri sebagai tuhan, yang mampu menghidupkan dan mematikan, meski kenyataannya hanya sebuah pembohongan publik. Mampu menghidupkan hanya karena tidak jadi melakukan hukuman mati bagi si terpidana, demikian sebaliknya mampu mematikan karena menghukum mati yang telah tiba waktunya sesuai vonis yang dijatuhkan oleh para juri.
Demikian sombongnya Raja Namrud (betapa tipisnya batas antara percaya diri dan sombong), sehingga berani menantang Tuhan yang sejati, dan minta dibuatkan menara yang tinggi untuk memanah Tuhan di langit. Tak peduli apapun akibat yang ada, sang raja malah menangkap kekasih Tuhan dan menghukumnya dengan dibakar.
Dalam satu riwayat dikisahkan, seluruh penduduk Babilonia mengumpulkan kayu bakar sehingga menumpuk, menggunung (menjadi sebesar gunung/setinggi gunung). Dan proses pembakarannya tidak seperti ketika penduduk Eropa membakar penyihir pada abad pertengahan, dengan mengikat sang penyihir di satu tiang, selanjutnya kayu bakar dikumpulkan dibawahnya serta disulut api.
Berbeda dengan itu, pembakaran Nabi Ibrahim dilakukan dengan menyediakan tempat terlebih dulu, mengumpulkan kayu bakar, sebanyak-banyaknya. Pada saat itu belum ada teknologi untuk memasak dengan menggunakan kompor minyak atau gas, yang berarti penduduk memasak dengan menggunakan kayu bakar, maka bisa dipastikan setiap penduduk di Babilonia memiliki kayu bakar dan persediaan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Dan ketika gunung kayu bakar tersebut telah terbentuk serta telah dinyalakan api, maka Nabi Ibrahim dilemparkan ke dalamnya, dengan alat pelontar, ketapel raksasa yang mampu melantingkan tubuh Nabi Ibrahim dari tempat yang jauh, karena untuk mendekat tidak memungkinkan mengingat udara panas dari api yang membakar.
Tak terbayangkan betapa sengsaranya kekasih Allah yang harusnya diterima dan dimuliakan karena memberi penerangan jalan hidup manusia, dan sebagai utusan Sang Maha yang senantiasa menganjurkan untuk menetapi jalan kebaikan dan kebenaran.
Dirudapaksa, diikat erat tanpa sedikitpun bisa bergerak, jangankan membela diri, dipertontonkan di khalayak ramai, dihinakan, hingga sorak sorai kemenangan penduduk Babilonia saat tubuh Nabi Ibrahim dilemparkan dengan ketepatan luar biasa, jatuh di kobaran api unggun yang nyalanya terlihat hingga berkilometer ke arah empat penjuru mata angin.
Namun Tuhan dengan penuh kasih memeluk Nabi Ibrahim, "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim" (Q.S. Al-Anbiya: 69). Api yang dalam kondisi normal panas dan bila membesar mungkin mencelakakan, khusus Nabi Ibrahim api menjadi dingin (dengan izin Allah yang normal menjadi tidak normal, yang biasa menjadi luar biasa) bahkan menjadi sarana keselamatan.
Untuk membuktikan kebesaran Allah atas kesombongan Raja Namrud, diutuslah seekor nyamuk yang masuk lewat lubang hidung dan bersarang di otak sang penguasa durjana. Dalam satu riwayat nyamuk itu bersarang selama 400 tahun, dan selama itu untuk menghilangkan dan mengurangi rasa sakit, raja lalim itu harus memukul-mukul kepalanya dengan palu/godam (bukan nama super hero rekaan pak Wid NS, yang sudah dimunculkan sebagai cameo dalam film Gundala).
Indonesia memegang peringkat negara kedua tertinggi di Asia Tenggara untuk jumlah kasus malaria tertinggi, berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) dalam World Malaria Report 2020 (kemkes.go.id). Hanya tiga wilayah provinsi yang masuk dalam kategori eliminasi 100%, yakni Provinsi DKI Jakarta (meski saat ini sudah tidak berhak menyandang gelar DKI lagi), Provinsi Jawa Timur, dan Provinsi Bali. Selebihnya penyakit yang disebarkan oleh nyamuk anofeles masih dalam kategori endemis, baik rendah, sedang maupun tinggi yang terutama ada di wilayah Indonesia Timur.
Sedangkan demam berdarah, hingga saat ini belum ada satupun daerah yang dinyatakan bebas, yang berarti setiap daerah provinsi di seluruh Indonesia terdapat kasus penyakit demam berdarah. Tahun 2019 terdapat 19 kab/kota yang tersebar di 10 provinsi ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Beberapa waktu yang lalu, pemerintah Kota Kediri memasang baliho di perempatan jalan Doho sebagai publikasi kepada masyarakat untuk mewaspadai demam berdarah, dengan 3M, menguras tempat penampungan air (jeding, bak mandi, timba, ember untuk isah-isah atau umbah-umbah), menutup tempat penampungan air (tandon, tangki) dan mendaur ulang bermacam barang yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti.
Seistimewa apa binatang nyamuk?
Di kepalanya ada seratus mata, di mulutnya ada 48 gigi, memiliki tiga jantung, satu jantung utama dan dua jantung untuk setiap sayap, yang masing-masing memiliki dua telinga, dua perut dan dua katup. Memiliki sensor panas, hingga segelap apapun kondisi ruangan, nyamuk tetap tahu di mana posisi mangsanya. Selain itu nyamuk memiliki alat pemeriksa darah, hingga bila dua orang nongkrong di keheningan malam menjaga pos ronda, yang satu tak henti-hentinya mengibaskan tangan, sedangkan yang satunya lagi tenang-tenang saja.
Belalainya memiliki enam pisau, empat pisau untuk melukai kulit dengan bentuk luka segi empat, dua pisau membentuk pembuluh untuk mengisap darah, agar korbannya tidak merasa sedang diisap darahnya, nyamuk mengeluarkan semacam bius dan hilang dengan meninggalkan rasa gatal (islam.nu.or.id). Dan dari seekor nyamuk tumbuh industri kesehatan dan obat-obatan yang mampu memberi penghidupan kepada jutaan manusia.
“Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu” (Q.S. Al-Baqarah: 26).