Jalan Pelabuhan, Marisa, Kab. Pohuwato, Gorontalo. Telepon : (0443) 210189

MERAJUT ASA KEMANDIRIAN MELALUI OPTIMALISASI DANA DESA

Desa Padengo berada dalam wilayah Kecamatan Dengilo, Kabupaten Pohuwato. Kecamatan Dengilo merupakan pemekaran dari Kecamatan Paguat yang terjadi pada Maret 2008. Wilayah Kecamatan Dengilo terdiri atas 5 desa, yaitu Desa Huta Moputi, Popaya (pusat kecamatan), Karya Baru, Padengo dan Karangetang. Desa Padengo terdiri atas tiga dusun, yaitu Dusun Peyato, Piloheluma dan Wobudu. Pemukiman warga di wilayah Desa Padengo mulai terbentuk pada tahun 1940, yang pada akhirnya menjadi desa difinitif pada tahun 1948.

Penamaan Desa Padengo diambil dari kondisi bentang alam wilayah desa. Dalam bahasa Gorontalo, “Padengo” berarti rumput alang-alang. Pemilihan kata “Padengo” dikarenakan wilayah baru tersebut sebagian besar berupa hamparan alang-alang yang luas. Penamaan dusun-dusun juga memiliki arti masing-masing yaitu “Peyato” yang diambil dari nama sejenis pohon/kayu yang banyak tumbuh di wilayah tersebut, “Piloheluma” yang dalam bahasa Gorontalo berarti kerja bersama-sama karena proses pembukaan wilayah dusun yang dilakukan secara gotong royong, dan “Wobudu” diambil dari nama sungai yang mengalir di wilayah dusun tersebut.

Untuk mencapai Desa Padengo diperlukan waktu tempuh + 30 menit dari Kota Marisa yang merupakan ibukota Kabupaten Pohuwato. Akses menuju Padengo sejauh 29 Km ini dapat ditempuh dengan kendaraan umum secara mudah. Bentor (Bejak Motor) dan angkutan umum beroperasi setiap hari di wilayah desa ini. Jalan menuju Padengo berupa jalan aspal dengan kondisi yang datar dan relatif bagus. Selain angkutan umum, sarana transportasi lainnya yang banyak digunakan masyarakat adalah sepeda motor. Desa Padengo dapat dicapai dari kota Gorontalo dengan menggunakan angkutan umum tujuan Marisa kemudian berhenti di halte Paguat menuju Dengilo dengan tarif + Rp35.000/orang). Kemudian perjalanan dari halte Paguat dilanjutkan dengan bentor menuju Desa Dengilo dengan tarif + Rp7.000 - Rp10.000/ orang).

Bentang lahan wilayah Desa Padengo hampir 90% berupa daerah datar. Sisanya 10% merupakan daerah berbukit yang tidak terlalu terjal. Dengan topografinya yang datar, wilayah Padengo banyak difungsikan masyarakat sebagai areal persawahan. Lahan persawahan tersebut masih produktif digarap masyarakat dengan panen hingga 2 kali dalam setahun. Selain topografinya yang datar, pertanian sawah di Padengo juga didukung dengan adanya irigasi yang mengairi lahan sawah tersebut. Irigasi di Padengo berasal dari Bendungan Karangetang yang dibangun pada tahun 1980. Sumber air Bendungan Karangetang diperoleh dari aliran sungai Bumbulan yang kemudian dialirkan diwilayah Desa Padengo dan Desa Karangetang. Secara umum, pengairan dari bendungan dapat diperoleh masyarakat Padengo dan Karangetang secara kontinue meskipun debit air mengalami penurunan pada musim kemarau. Pertanian lahan kering (ladang) banyak diusahakan masyarakat diwilayah dengan topografi berbukit landai. Komoditas utama yang dikembangkan adalah jagung. Sedangkan untuk perkebunan, komoditas utamanya adalah kelapa.

 

Kontribusi Dana Desa Di Masa Pandemi

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) Desa Padengo Tahun Anggaran 2021 terdiri dari Pendapatan Desa sebesar 1,62 miliar rupiah, Belanja Desa Sebesar 1,53 miliar rupiah, dan Pembiayaan Neto sebesar negatif 90 juta rupiah. Anggaran Dana Desa yang disalurkan kepada Desa Padengo Tahun Anggaran 2021 adalah sebesar 1,1 miliar rupiah. Nampak bahwa pendapatan yang bersumber dari Dana Desa berkontribusi sangat besar terhadap total pendapatan desa yaitu sebesar 67%. Secara nyata, pemanfaatan Dana Desa telah memberikan ketahanan bagi Desa Padengo dalam menghadapi masa pandemi yang sulit ini, baik dalam usaha pencegahan COVID-19 maupun pemulihan ekonomi masyarakat.

Pemanfaatan anggaran Dana Desa untuk pencegahan COVID-19 sebesar 8% dari total anggaran digunakan untuk kegiatan antara lain membentuk tim relawan Desa, penggadaan suplemen/vitamin bagi warga, pendirian pos tim Desa lawan COVID, penyediaan tempat cuci tangan umum, penyemprotan disinfektan, pendataan pemudik, pendataan masyarakat rentan sakit, pengadaan masker bagi warga. Selain itu, sebagian alokasi anggaran Dana Desa juga digunakan untuk pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada total 34 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di tahun 2021 ini.

Pemanfaatan anggaran Dana Desa lainnya dalam dua tahun terakhir difokuskan pada kegiatan-kegiatan prioritas seperti padat karya tunai, pencegahan stunting, pengadaan sarana prasarana Desa, pengelolaan lingkungan hidup, pembuatan jaringan/instalasi komunikasi dan informasi Desa, peningkatan kapasitas masyarakat, usaha ekonomi produktif, dan optimalisasi BUMDes. Pengadaan sarana prasarana Desa di tahun 2021 ini salah satunya adalah pembangunan wisata kolam renang yang diharapkan memiliki multi manfaat yaitu selain sebagai tempat wisata dan refreshing warga sebagai sumber Pendapatan Asli Desa (PADes). Sementara itu, pemanfaatan Dana Desa untuk usaha ekonomi produktif salah satunya ditujukan untuk pengambangan industri kecil yang berhubungan dengan salah satu komoditas andalan Desa Padengo yaitu pengolahan kelapa menjadi aneka produk olahan seperti Minyak VCO.

 

Dana Desa Membangun Desa Wisata

Memiliki sumber PADes yang besar tentu merupakan cita-cita semua Desa. Namun tidak semua Desa memiliki potensi komoditas hasil alam yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan. Oleh karena itu diperlukan kreatifitas dari para pengelola Desa dan juga masyarakat dalam melihat peluang yang ada. Dana Desa hadir sebagai sebuah peluang pendanaan bagi Desa untuk membangun sarana prasarana yang bersifat produktif untuk membuka peluang menciptakan sumber PADes. Desa Padengo merupakan salah satu Desa berhasil memanfaatkan Dana Desa untuk membangun sarana prasarana wisata desa yang pada akhirnya dapat menghasilkan pendapatan bagi Desa. 

Wisata kolam renang Desa Padengo yang berasal dari pemanfaatan Dana Desa dibangun salah satu lahan Desa yang berada di dataran tinggi. Sejuknya suasana membuat kolam renang Desa Padengo menawarkan sensasi nyaman dan asri. Kolam renang Desa Padengo dilengkapi fasilitas waterpark/waterboom. Selain itu, di lokasi kolam renang juga terdapat gazebo apung yang dapat digunakan para pengujung untuk bersantai sekaligus menikmati pemandangan alam yang membentang luas. Hal ini tentu semakin menambah pesona kolam renang Desa Padengo. Untuk menikmati kenyamanan kolam renang Desa Padengo dan keindahan alam yang ada di sekitar, pengunjung cukup membayar tarif masuk sebesar Rp5.000 per orang. Tarif yang sangat terjangkau. Kolam renang ini juga menerapkan protocol Kesehatan dimana pengunjung yang datang diwajibkan menggunakan masker saat masuk maupun selama berada di areal wisata.

Pemanfaatan wisata yang dibangun oleh Desa Padengo ini telah di uji cobakan kurang lebih 2 bulan beroperasi. Sejauh ini yang telah memanfaatkan wisata tersebut bukan hanya dari kalangan masyarakat lokal (masyarakat Desa), dari luar Desa maupun luar provinsi sudah ikut berkunjung menikmati wisata yang di bangun oleh Pemdes Padengo ini.

Dampak ekonomi yang diberikan selama masap uji coba beroperasinya wisata ini memang belum memberikan hasil yang signifikan bagi Desa. Namun jika dilihat dari pendapatan 2 (dua) bulan pertama memperlihatkan adanya potensi yang cukup bagus. Tercatat pendapatan bruto untuk bulan Agustus 2021 sebesar Rp12.000.000 dan bulan September sebesar Rp7.341.000.

Selain itu, objek wisata ini membuat masyarakat Desa bersemangat serta mampu membaca situasi dalam hal usaha menjual makanan seperti jagung rebus, nasi kuning, pisang goreng, dan makanan-makanan lainnya. Dapat terlihat bahwa wisata tersebut telah membantu masyarakat dalam memberikan penghasilan tambahan selain kerja yang menjadi rutinitas mereka setiap harinya.

Pembangunan wisata kolam renang ini diharapkan memiliki multi manfaat. Selain sebagai tempat wisata dan refreshing warga, keberadaan wisata kolam renang ini bisa menjadi sumber pendapatan asli desa (PADes). Termasuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di sekitar objek wisata. Saat ini Pengelolaan wisata masi di percayakan dan di kelola oleh Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) di bawah pantauan Pemdes dan BPD Desa Padengo. Pengelolaan ini nantinya kedepan akan di kelola oleh BUMDes setelah di lakukan penyegaran kembali pengurus yang baru.

Peta Situs   |  Email Kemenkeu   |   FAQ   |   Prasyarat   |   Hubungi Kami

Hak Cipta Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan RI
Manajemen Portal DJPb - Gedung Djuanda I Lt. 9
Gedung Prijadi Praptosuhardo II Lt. 1 Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta Pusat 10710
Call Center: 14090
Tel: 021-386.5130 Fax: 021-384.6402

IKUTI KAMI

Search