Integritas dan Loyalitas: Sebuah Perspektif

Oleh:

Alphiani Nugrahaningsih Purbasari, S.H.

(Kepala Seksi Kepatuhan Internal Bidang SKKI)

Yogyakarta, 11 Juni 2024 - Apa hubungannya integritas dan loyalitas? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, integritas berarti mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran. Secara Bahasa, integritas atau integrity berarti keutuhan, kebulatan, kejujuran, kesamaan antara hati, ucapan, dan tindakan. Integritas erat kaitannya dengan moral dan etika. Secara etimologi, kata integritas berasal dari bahasa latin yaitu integer (keseluruhan atau lengkap) yang berarti utuh, bulat, penuh suci atau bersih. Untuk itu integritas bisa dimaknai sebagai cara hidup yang bersih, sehat, dan damai sejahtera secara menyeluruh.

Sedangkan dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 312/KMK.01/2011 tentang Nilai-Nilai Kementerian Keuangan, Inegritas ditempatkan di urutan nomor 1, karena melandasi semua nilai. Profesionalisme, sinergi, pelayanan, kesempurnaan tidak ada gunanya jika nilai integritas tidak ada. Dalam Integritas terkandung makna bahwa dalam berpikir, berkata, berperilaku, dan bertindak, Pimpinan dan seluruh Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Keuangan melakukannya dengan baik dan benar serta selalu memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral. Seseorang yang berintegritas apabila nilai, prinsip dan keyakinannya sejalan dengan tindakan dan perkataannya, atau bisa dikatakan sinonim dari integritas adalah tidak hipokrit atau tidak munafik. Integrity is doing the right thing even when no one is watching (C.S Lewis).

Loyalitas menurut KBBI adalah kepatuhan, kesetiaan.  Secara etimologis, istilah “loyalitas” (loyal) ini diadaptasi dari bahasa Perancis yaitu “Loial” yang artinya “mutu dari sikap setia”. Sedangkan menurut Kartajaya dalam kutipan di Blog Gramedia disebutkan bahwa loyalitas adalah sebuah manifestasi dari kebutuhan fundamental manusia untuk dapat memiliki, men-support, mendapatkan rasa aman dan membangun keterikatan serta akan menciptakan emotional attachment. Dari beberapa definisi istilah loyalitas di atas, terdapat kondisi yang bisa menjadikan loyalitas itu mempunyai perspektif negatif dan positif. Kondisi tersebut yang akan berhadapan dengan integritas.

Dalam bekerja, loyalitas sangat dibutuhkan. Loyalitas kepada atasan dan terutama kepada organisasi. Namun dalam prakteknya, loyalitas tersebut sering disalahartikan dengan membela dan tunduk patuh tanpa perkecualian benar maupun salah. Hal ini bisa jadi membuka peluang terjadinya tindakan kesewenang-wenangan dan bertentangan dengan nilai integritas, di mana harus mengedepankan kejujuran dan kebenaran.

Namun bagaimanapun, loyalitas terhadap organisasi yang diartikan secara positif sangat terkait erat dengan integritas. Loyalitas terhadap prinsip dan nilai baik yang dianut organisasi akan memperkuat integritas seseorang yang ada di dalamnya. Sebaliknya, seseorang yang berintegritas tentu saja tidak akan ragu menunjukkan loyalitasnya kepada organisasi.

Seringkali kita berhadapan dengan faktor dari luar diri, misalkan lingkungan kerja atau pertemanan yang kurang kondusif dan pembiaran terhadap pelanggaran integritas. Namun faktor-faktor luar itu tentu saja tidak lantas menjadi alasan pembenar untuk tidak berintegritas dan tidak loyal terhadap organisasi. Oleh sebab itu, dalam membangun integritas dan loyalitas selain membutuhkan komitmen, kemauan dan keberanian. Mengawali tahun 2024, mari sebagai insan Perbendaharaan kita menjunjung tinggi integritas dan loyalitas  dalam mengawal keuangan negara.