Yogyakarta,24/1/2018- Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi D.I. Yogyakarta, Bapak Ludiro, dalam sambutan pembukaan acara Tasyakuran Hari Bakti Perbendaharaan 2018 pada tanggal 24 Januari 2018 di Aula Kanwil Perbendaharaan Provinsi D.I. Yogyakarta menyatakan bahwa hari bakti perbendaharaan jatuh pada tanggal 14 Januari yang bersamaan dengan tanggal ditetapkannya UU Perbendaharaan Negara No.1 Tahun 2004. Kegiatan Tasyakuran tersebut mengandung makna bersyukur kepada Tuhan atas semua capaian yang selama ini telah diraih oleh Ditjen Perbendaharaan dan sekaligus berefleksi atau berkaca pada posisi saat ini, dan harapan ke depan, termasuk harapan serta masukan dari mitra kerja dan pemda yang diharapkan dapat disampaikan dalam kegiatan Tasyakuran tersebut. Hadir dalam kegiatan Tasyakuran, DPPKA Pemda DIY dan DPDPK Kota Yogyakarta , Universitas Negeri Yogyakata, Bidkeu Polda DIY, Kanwil Kemenag, RSUP Sardjito, dan Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir , Ketua RT dan Ketua RW setempat. Kegiatan serupa juga diselenggarakan serentak di seluruh Indonesia baik di Kantor Pusat, Kantor Wilayah di 34 Ibu Kota Provinsi dan 187 KPPN.
Diawali dengan NoBar atau Nonton Bareng, para pegawai Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi D.I. Yogyakarta dan undangan yang hadir mencermati sambutan Menteri Keuangan, yang menyatakan apresiasi atas prestasi Ditjen Perbendaraan selama 14 tahun yang diawali dengan lahirnya UU No 1 Tahun 2004 sebagai tonggak sejarah RI mulai mengelola keuangan negara dengan standar dan prinsip-prinsip akuntabilitas dan tata kelola yang baik. Prestasi yang luar biasa dicapai ketika LKPP mendapat status WTP untuk pertama kali Tahun 2016, meskipun merupakan prestasi seluruh Kemenkeu, tetapi peran Ditjen Perbendaharaan diakui oleh Menkeu sangat penting. Menkeu juga menginginkan Ditjen Perbendaharaan untuk meningkatkan pelayanan tetapi tetap menjaga integritas. Terakhir Menkeu menginginkan Ditjen Perbendaharaan untuk terus berinovasi melakukan simplifikasi di dalam akuntabilitas. Direktur Jenderal Perbendaharaan dalam sambutannya antara lain mengingatkan banyaknya prestasi yang dicapai tidak boleh membuat sombong namun harus disyukuri dengan bekerja lebih baik. Terakhir dalam paparan video “Perbendaharaan Negara dari Masa ke Masa” menceritakan sejarah Ditjen Perbendaharaan mulai era pasca kemerdekaan sampai dengan saat ini yang telah menghasilkan berbagai inovasi. 
Agar acara tidak berlangsung satu arah, dalam acara Tasyakuran tersebut diselenggarakan juga Focus Group Discussion yang bertujuan untuk menjaring masukan terutama dari mitra kerja yang diundang. Diawali dengan paparan Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi D.I. Yogyakarta mengenai DJPb Era Reformasi hingga Era Milenial, yang mengupas tuntas dinamika perjalanna Ditjen Perbendaharaan mulai periode setelah kemerdekaan sampai saat ini. Pada sesi sharing session, masing-masing mitra kerja memberikan testimoni baik masukan, harapan maupun penilaian atas kinerja dan capaian Kanwil Ditjen Perbendaharaan D.I. Yogyakarta. Pada umumnya mitra kerja merasakan perubahan yang terjadi di Ditjen Perbendaharan terkait dengan pelayanan yang lebih baik kepada satuan kerja dan perbaikan ke depan ke arah yang lebih memudahkan satker (simplifikasi) bisa diteruskan baik dari segi IT maupun kebijakan sehingga satker tidak merasa takut melakukan kesalahan dalam pengelolaan keuangan.
Tasyakuran ditutup dengan pemotongan tumpeng yang dilakukan oleh Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan D.I. Yogyakarta sebagai perwujudan Tasyakuran dalam balutan budaya Jawa (local wisdom) dan diakhiri dengan kembul bujono atau makan bersama yang mencerminkan kebersamaan, silaturahmi dan kesederhanaan.
