APBN Terus Dikelola Hati-hati untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi dan Memperkuat Fondasi Ekonomi di Tengah Ketidakpastian Global
Bandung, 25 Juli 2025
A. Perkembangan APBN hingga 30 Juni 2025
- Dari sisi fiskal, kinerja APBN di Jawa Barat sampai dengan 30 Juni 2025 mencatatkan total pendapatan sebesar Rp67,74 triliun (41,75 persen dari target), sementara total belanja Rp55,63 triliun (46,76 persen dari pagu). Sehingga menghasilkan surplus regional sebesar Rp12,11 triliun.
- Secara akumulatif Pendapatan Negara hingga 30 Juni 2025 tumbuh sebesar 2,78 persen (yoy). Realisasi penerimaan perpajakan tumbuh sebesar 2,33 persen (yoy) disumbang oleh cukai dan pajak lainnya. Adapun PBB, pajak penghasilan dan PPN dan PPnBM terkontraksi sebesar 22,19 persen, 2,09 persen dan 8,01 persen. Kebijakan pemerintah untuk menunjuk PT. BULOG sebagai Operator Investasi Pemerintah untuk menyerap seluruh hasil panen petani berdampak pada tidak adanya aktivitas impor dari PT. BULOG, hal ini berdampak pada terkontraksinya penerimaan Bea Masuk. Disamping itu pemberian Fasilitas FTA kepada PT ADM dan PT TAM (Otomotif) serta penurunan penjualan PT Inchcape (PT Mercedes Benz) menyebabkan menurunnya kegiatan inportasi suku cadang, hal ini menyebabkan Bea Masuk terkontraksi 40,9 persen.
- Realisasi PNBP mengalami pertumbuhan sebesar 11,29 persen (yoy) dengan rincian PNBP lainnya 18,36 persen dan Pendapatan PNBP BLU 4,10 persen.
- Berdasarkan data pada OMSPAN, pagu Belanja Negara pada APBN regional Jabar tahun 2025 sebesar Rp118,98 triliun. Sampai dengan 30 Juni 2025 telah terealisasi Rp55,63 triliun atau 46,76 persen dari pagu. Kinerja belanja Negara mengalami perlambatan dibanding periode yang sama tahun yang lalu, perlambatan terutama pada Belanja K/L.
- Belanja K/L sampai dengan 30 Juni 2025 terealisasi sebesar Rp17,32 triliun atau 41,45 persen dari pagu, penyerapan terhadap pagu anggaran lebih lambat dibanding tahun lalu terutama pada Belanja Barang dan Modal sebagai dampak dari kebijakan efisiensi anggaran. Pertumbuhan hanya terjadi pada Belanja Pegawai dan Bansos sebesar 2,55 persen dan 3,71 persen.
- Dalam rangka meningkatkan UMKM di Jawa Barat, Pemerintah menyalurkan bantuan kredit UMi dan KUR. Realisasi penyaluran UMi periode 1 Januari s.d. 30 Juni 2025 sebanyak Rp349,09 miliar dengan jumlah debitur sebanyak 72.310 debitur. Sementara realisasi penyaluran KUR periode 1 Januari s.d. 31 Mei 2025 sebanyak Rp11,55 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 217.870 debitur.
- APBN merespon ketidakpastian ekonomi sebagai akibat dinamika geopolitik dunia dengan belanja yang terus diakselerasi namun tetap efisien dan langsung berdampak pada maasyarakat. APBN juga mendorong pertumbuhan ekonomi melalui berbagai stimulus dan insentif belanja yang berkualitas dan tepat sasaran.
B. Perkembangan Perekonomian
- Berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Jawa Barat di 10 kabupaten/kota, pada Juni 2025 terjadi inflasi y-on-y sebesar 1,78 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,77 pada Juni 2024 menjadi 108,67 pada Juni 2025. Tingkat inflasi m-to-m sebesar 0,27 persen dan tingkat inflasi y-to-d sebesar 1,25 persen.
- Neraca perdagangan Jawa Barat di bulan Mei 2025 mengalami surplus sebesar USD 2,30 miliar, dengan akumulasi Januari-Mei 2025 mengalami surplus dari sisi nilai sebesar USD 10,39 miliar. Dilihat dari transaksi perdagangan Nonmigas dengan 13 negara mitra dagang utama, pada periode Januari-Mei 2025, Jawa Barat mengalami surplus neraca perdagangan terbesar dengan Amerika Serikat yang mencapai USD 2,28 miliar.
- NTP Jawa Barat pada bulan Juni 2025 mengalami kenaikan sebesar 1,85 persen dibandingkan Mei 2025, dari 111,87 menjadi 113,94. Indeks harga hasil produksi pertanian (IT) naik sebesar 2,16 persen dan Indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi petani (IB) naik sebesar 0,30 persen.
- TPT Februari 2025 sebesar 6,74 persen, turun sebesar 0,17 persen poin dibandingkan dengan Februari 2024 (y-to-y) yang sebesar 6,91 persen. Sebanyak 11,02 juta orang (44,11 persen) bekerja pada kegiatan formal, naik sebanyak 0,08 juta orang jika dibandingkan Februari 2024.
- Indikator pertumbuhan ekonomi Jawa Barat menunjukan tanda pemulihan di tengah tingginya risiko global. Sejalan dengan Indikator kesejahteraan Jawa Barat yang tetap tumbuh.
-----------------