Kontributor: Kanwil DJPb Provinsi Jawa Tengah
Semarang, 1 November 2018
Ultra Mikro (UMi): "Mengangkat usaha kecil menjadi usaha menengah. Mengedepankan prinsip pemberdayaan dan pengembangan pelaku usaha melalui program Ultra Mikro (UMi) dengan konsep UMi tidak hanya sekedar memberikan pinjaman tapi harus betul-betul diberdayakan “ Kepala Kanwil DJPb Prov. Jateng, Sulaimansyah dalam sambutannya |
Semarang, Liputan djpb.kemenkeu.go.id/kanwil/jateng/id - Focus Group Discussion (FGD) antara Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Pusat Investasi Pemerintah (PIP), Perwakilan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) diselenggarakan di Aula Gedung Keuangan Negara Semarang I Jalan Pemuda No 2 Semarang Kamis, 1 November 2018. FGD terselenggara berkat kerjasama Direktorat Sistem Manajemen Investasi (Dit. SMI) dengan Kanwil DJPb Provinsi Jawa Tengah dengan diikuti oleh perwakilan dari Dit SMI, PIP, Direktorat Jenderal Anggaran (DJA), Kanwil DJPb Prov. Jateng, KPPN, Pegadaian, Permodalan Nasional Madani (PNM) , Bahana Arta Ventura (BAV), dan Koperasi NUS.
Dalam sambutannya Kepala Kanwil DJPb Prov. Jateng, Sulaimansyah menyatakan kegiatan FGD ini sangat penting bagi tugas dan fungsi sebagai penyelenggara Negara khususnya untuk mensejahterakan masyarakat. “Mengangkat usaha kecil menjadi usaha menengah serta mengedepankan prinsip pemberdayaan dan pengembangan pelaku usaha melalui program Ultra Mikro (UMi) menjadi komitmen kita bersama untuk menyukseskan program yang sangat baik ini. Konsep UMi tidak hanya sekedar memberikan pinjaman tapi harus betul-betul diberdayakan “, terangnya. Sulaimansyah juga menyampaikan beberapa isu-isu pembiayaan UMi di Jawa Tengah antara lain aturan baru Rekonsiliasi dan Monitoring UMi berlaku efektif tahun 2019, Calon Penyalur LKBB untuk tahun 2019 telah diusulkan ke Kantor Pusat, Banyaknya data debitur yang belum di upload penyalur, SDM LKBB yang terbatas, Suku bunga dirasa tinggi dan Koordinasi LKBB pusat dan daerah belum berjalan baik, harus memperoleh tindak lanjut.
FGD dimoderatori oleh Joko Pramono Kepala Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II. Dalam paparannya Ir.Boediastoeti Ontowirjo, MBA Direktur Keuangan Negara dan Analisis Moneter BAPPENAS mengatakan bahwa Jawa Tengah berada pada level menengah sehingga tim BAPPENAS perlu melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan UMi. “UMi difokuskan pada modal kerja, uang UMi tidak digunakan untuk konsumtif, karena program UMi masuk dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2019 dan menjadi Prioritas Nasional”, terangnya. Dalam FGD ini narasumber menghendaki agar kendala permasalahan serta masukan dari LKBB dapat disampaikan dan didiskusikan sehingga akan menjadi outlook dari program yang telah berjalan di tahun 2018.
Acara FGD berlangsung dengan sangat baik, para peserta berinteraksi langsung dengan narasumber. Masing-masing LKBB menyampaikan progress capaian pembiayan UMi. “BAV telah menggunakan pola linkage kepada koperasi sesuai dengan PMK 95/PMK.05/2018”, ujar Agus. Endang perwakilan dari PNM juga menyampaikan “Pembiayaan UMi khusus untuk melayani kaum wanita”, terangnya. Dari Pegadaian area Semarang diwakili Sony Bintoro menyampaikan data per 30 Oktober 2018 nasabah UMi tumbuh sebesar 27,5% dibanding tahun lalu, dan omzet meningkat sangat tinggi sebesar 7,6 miliar. “Kenaikan yang sangat tinggi disebabkan karena tahun 2017 program ini baru berjalan bulan September, sedangkan tahun 2018 program UMi dimulai awal tahun karena sudah dikenal masyarakat”, terangnya. Dalam diskusi ini pula disampaikan beberapa permasalahan yang terjadi diantaranya adalah masih adanya penyaluran UMi yang tidak tepat sasaran dan Cost yang tinggi untuk pendamping. Boediastoeti juga menyampaikan bahwa Tim BAPPENAS bersama dengan Kanwil DJPb Prov. Jateng, Dit SMI, PIP, LKBB akan melakukan survey kepada debitur untuk mengetahui kendala permasalahan pelaksanaan pembiayaan UMi di Kota Semarang.
Joko Pramono selaku moderator menggaris bawahi Program UMi di Jawa Tengah yang telah berjalan sejak Piloting Project tahun 2017 dan berlanjut di tahun 2018 sukses dan sangat berguna bagi masyarakat. Acara FGD ditutup oleh Direktur Keuangan Negara dan Analisis Moneter BAPPENAS dilanjutkan dengan foto bersama.