Bertempat di Aula KPPN Magelang, Rabu, 16 Agustus 2017 telah dilakanakan pertemuan tripartit antara KPPN Magelang, Satuan Kerja dan Perbankan dalam bentuk Forum Group
Discussion (FGD). Pertemuan ini dirancang untuk mencari titik temu dan solusi atas retur SP2D yang belakangan ini terjadi lagi, khususnya atas bantuan sosial yang disalurkan kepada siswa miskin dalam Program Indonesia Pintar. Tentunya output yang ingin dicapai adalah Zero retur pada KPPN Magelang, sesuai dengan tagline : “No Retur? PASTI BISA!!!”.Dalam sambutan dan arahan pembuka, Kepala KPPN Magelang Imam Subagyo menyampaikan bahwa acara ini menjadi kesempatan berharga bagi satker agar dapat mengungkapkan kendala-kendala yang dihadapi selama ini terkait pengajuan SPM dengan jumlah penerima yang banyak mencapai ratusan bahkan ribuan rekening sehingga potensi retur SP2D cukup besar. Tentunya harus ada kerja sama dan komunikasi yang harmonis antara Satuan Kerja dengan Perbankan Penyalur, karena sesuai ketentuan harus ada verifikasi dari Perbankan terkait kebenaran data rekening dalam hal jumlah penerima yang mencapai ratusan.
KepalaSeksi Bank KPPN Magelang, Budi Satrio sedikit me-refresh Per-30/PB/2014 dan menyampaikan data retur KPPN Magelang periode Januari sampai dengan Juli 2017. Dijelaskan juga bahwa penyebab utama retur SP2D adalah rekening penerima tidak aktif (dormant)
Diskusi yang dipandu oleh Karnata, Kepala Seksi Pencairan DanaKPPN Magelang berlangsung menarik dan interaktif. Satker diberi kesempatan menyampaikan uneg-uneg dan permasalahannya seperti yang dilakukan PPSPM MTs. Negeri Grabag yang menyampaikan bahwa yang bersangkutan telah melalui semua prosedur yang diwajibka termasuk melakukan konfirmasi ke bank tetapi masih juga retur. MTSN Windusari menyampaikan terjadi miss komunikasi antara pengurus PIP dan Pihak Bank dan hal ini sudah bisa diatasi. Dari PSMP Antasena dan BBRSBG Kartini memberikan tips dan masukan kepada semua peserta FGD terkait penyaluran bantuan sosial supaya tidak terjadi retur. Penekanan lebih pada peran PPSPM yang harus lebih cermat dan teliti dalam memeriksa data rekening dan selalu aktif mengkorfirmasi dan berkoordinasi dengan pihak bank.
Tanggapan dari pihak bank pada prinsipnya siap untuk menerima konfirmasi dan konsultasi dari satker tentang aktif tidaknya rekening serta kebenaran data rekening penerima PIP dan bersedia memberikan soft copy berupa data excel rekening untuk memberi kemudahan bagi satker. Khusus untuk tabungan yang bebas biaya dan akan selalu aktif, disarankan agar satker ataupun penerima bantuan membuka Tabungan SIMPEL (SimpananPelajar). Semua Bank Pemerintah baik itu BRI, Mandiri, BNI dan BTN semuanya mempunyai produk SIMPEL. Dengan adanya produk simpel ini diharapkan kedepannya tidak ada lagi rekening pasif ataupun tutup karena tidak ada kegiatan sampai dengan 6 bulan, tentunya hal ini juga pastinya akan meniadakan retur SP2D yang selama ini terjadi.
Yang tidak kalah penting adalah juga koordinasi dan komunikasi antara KPPN dengan Pihak Perbankan. Guna mempercepat penyelesaian retur, diharapkan agar data retur SP2D juga disampaikan ke Perbankan penyalur.
Di akhir acara, Kepala KPPN Magelang menegaskan sekali lagi agar satker aktif menjalin komunikasi dan koordinasi dengan pihak bank. Diharapkan juga bahwa pihak Perbankan serius untuk mengkonfirmasi seluruh rekening, tidak hanya secara sampling, sehingga kebenaran data rekening yang disampaikan oleh Perbankan kepada Satker benar-benar akurat.
Zero RETUR, Pasti BISA!!!
Karnata