Serapan Tahun 2015 Per Jenis Belanja
Jenis Belanja |
Pagu |
Realisasi |
Sisa Pagu |
Presentase |
Belanja Pegawai |
154.927.081.000 |
147.057.728.527 |
7.869.352.473 |
94.92% |
Belanja Barang |
86.520.133.000 |
75.241.275.024 |
11.278.857.976 |
86.96% |
Belanja Modal |
31.417.425.000 |
26.924.991.586 |
4.492.433.414 |
85.70% |
Belanja Bansos |
7.391.700.000 |
7.291.500.000 |
100.200.000 |
98.64% |
Total |
280.256.339.000 |
256.515.495.137 |
23.740.843.863 |
91.53% |
Pada tahun 2015, KPPN Painan mengelola dana DIPA sebesar Rp280.256.339.000 yang terdiri dari 4 jenis belanja dengan belanja pegawai yang memiliki pagu terbesar yakni Rp154.927.081.000, selanjutnya berturut-turut belanja barang, belanja modal dan belanja bansos menempati urutan 2, 3, dan 4.
Untuk penyerapan anggaran, belanja bansos menempati urutan terbesar yakni dengan serapan total Rp7.291.500.000 atau sebesar 98,64% dari total pagu. Belanja bansos hanya menyisakan dana yang tidak terserap sebesar Rp100.200.000. Serapan terendah diduduki oleh belanja moda dengan menyisakan dana tidak terserap sebesar Rp4.492.433.414 atau 14,30%. Belanja modal hanya berhasil menyerap anggaran sebesar Rp26.924.991.586 atau 85,70% saja. Untuk belanja barang pun hanya mampu menyerap anggaran sebesar Rp75.241.275.024 atau 86,96% dari total pagu yang ada. Belanja pegawai sendiri menempai urutan kedua untuk penyerapan anggaran, dengan total penyerapan sebesari Rp147.057.728.527 atau 94,92% dari total pagu. Secara keseluruhan serapan pada KPPN Painan cukup bagus dengan total serapan sebesar Rp256.515.495.137 atau 91,53%.
Realisasi per triwulan
Jenis Belanja |
Presentase Penyerapan |
|||
Triwulan I |
Triwulan II |
Triwulan III |
Triwulan IV |
|
Belanja Pegawai |
15.45% |
33.78% |
64.30% |
94.92% |
Belanja Barang |
4.95% |
16.70% |
33.17% |
86.96% |
Belanja Modal |
1.85% |
7.63% |
33.38% |
85.70% |
Belanja Bansos |
0.00% |
2.76% |
42.49% |
98.64% |
Total |
10.27% |
24.76% |
50.65% |
91.53% |
Seperti tren penyerapan pada umumnya, Triwulan III dan IV menempati urutan teratas untuk presentase penyerapan anggaran. Triwulan I dan II, serapan anggaran hanya menempati 24,76% saja, jauh dari penyerapan ideal yakni pada 40% pada akhir triwulan II.
Belanja bansos terlihat paling menonjol dalam serapan triwulan IV yang mencapai 56,15% yang terlihat Satker belum merencanakan serapannya dengan baik. Penumpukan ini berdampak pada penyediaan dana secara keseluruhan karena dana hanya terfokus pada triwulan IV saja.