“WFH, Sebuah Momen yang Berharga”
Kita semua sepertinya tak pernah menduga bahwa virus bisa mengubah banyak hal dalam tatanan kehidupan manusia. Tamu tak diundang bernama Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) hadir di Indonesia sejak awal tahun 2020. Hal ini disikapi dengan bijak oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb). DJPb mengikuti kebijakan tentang pola kerja yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu RI).
Kemenkeu RI menetapkan dua kebijakan terkait pelaksanaan tugas/pekerjaan, yaitu work from office (WFO), dan work from home (WFH). Sistem kerja baru dalam menjawab tantangan Covid-19 diterapkan oleh seluruh jajaran unit kerja di lingkup Kemenkeu RI, termasuk DJPB. Pola kerja WFO serta WFH dilakukan secara bergantian oleh para pegawai Kemenkeu RI mengingat situasi dan kondisi yang terjadi saat ini.
WFH sebagai sebuah pattern baru sebenarnya sebuah konsep lawas yang sudah lama tumbuh di pikiran pegawai, terutama pegawai wanita (khususnya kalangan ibu-ibu muda). Impian untuk bisa bekerja (berkantor) dari rumah merupakan cita-cita yang seolah terpendam di hati sebagian pegawai wanita. Ada beberapa poin istimewa yang berbeda dengan bekerja di rumah, misalnya pegawai bisa bekerja sambil menjaga anak-anak, menata dan membersihkan rumah, serta memanfaatkan waktu berkegiatan di rumah bersama keluarga.
Saya sudah cukup lama bekerja di lingkungan Kemenkeu RI. Awalnya saya bekerja di bawah naungan Direktorat Jenderal Anggaran (DJA). Saat reformasi birokrasi, saya memilih bergabung di DJPb. Berbagai kebijakan organisasi sudah biasa kita terima dengan segala konsekuensinya. Kebijakan WFO dan WFH yang diberlakukan saat ini tentu kita jalani dengan sebaik-baiknya. Saya bersyukur bahwa Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Surabaya I (KPPN Surabaya I), tempat saya bertugas, juga mengikuti kebijakan kerja dari DJPb.
Bulan Maret 2020, saya mengajukan permohonan WFH atas nama pribadi. Kondisi fisik saya sedang kurang sehat. Saya butuh istirahat. Permohonan saya dikabulkan. Buat saya, WFH sehari saja di rumah terasa sangat nyaman. Saya tak pernah menduga bahwa aturan WFO dan WFH ditetapkan terus-menerus selama terjadi pandemi Corona.
Saya merasa beruntung diizinkan WFH sejak bulan April s.d Desember 2020. Bagaimana dengan bulan Januari 2021? Saya masih masuk daftar pegawai yang WFH. Hehe…. Apa saja yang saya lakukan selama WFH? Saya berusaha bekerja sesuai tugas yang menjadi tanggung jawab sehari-hari sebagai pegawai, melaporkan kondisi kesehatan harian, serta mencatat rencana kerja yang harus dilakukan keesokan harinya. Kehadiran seminar online (webinar) di lingkungan Kemenkeu merupakan anugerah spesial yang membahagiakan. Kita bisa belajar plus menambah wawasan tentang pengelolaan keuangan negara dari sejumlah narasumber yang berkompeten di bidangnya.
Keuntungan WFH sangat saya rasakan. Saya bisa memulihkan kondisi kesehatan, merapikan rumah secara bertahap, berkebun, merawat tubuh, serta berinteraksi dengan tetangga di sekitar tempat tinggal. Berinteraksi dan membangun persahabatan dengan tetangga menjadi hal langka selama saya bekerja di kantor. Saya biasa berangkat kerja relatif pagi, dan pulang kerja ketika hari sudah gelap. Saya jarang mengobrol ringan dengan tetangga. Selama WFH, saya bisa betegur sapa maupun bertukar cerita dengan tetangga. Saya bisa menumpang absen pagi dan sore dengan memanfaatkan wifi tetangga. Bahkan, saya bisa ngopi sambil menyantap mie telur di kedai tetangga. Sebuah kebahagiaan kecil yang luar biasa.
Kesimpulannya, WFH adalah waktu istimewa yang menjadi hadiah berharga. Saya sesekali tetap menjalankan tugas WFO. Hal ini berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan yang tak bisa dilakukan dari rumah (WFH). WFH memberikan pengalaman berbeda dalam dunia kerja. Sisi WFH yang kurang menyenangkan adalah saat koneksi internet lambat, tidak semua aplikasi kerja bisa dibuka dari luar kantor, maupun rasa kurang terhubung dengan rekan kerja.
WFH bisa menjadi alternatif sistem kerja yang menarik sebagai pelengkap WFO. Bagaimana pun, manusia adalah makhluk sosial. Kita tetap butuh bertemu teman sejawat, maupun mitra kerja. Alasan sederhananya, kehadiran fisik, sapaan ramah, manisnya senyuman, hangatnya kopi, serta riuhnya obrolan jelas tak akan tergantikan secara online. WFH memberi sederet keuntungan, namun tetap punya celah kekurangan. Saya menikmati proses WFH. Akan tetapi, kehidupan kerja yang normal tetap kita harapkan bisa dijalani kembali. Mari kita berdoa semoga wabah Covid-19 segera berakhir. Oya, tetap terapkan protokol kesehatan. Jangan lupa 3M, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak. Salam sehat selalu buat seluruh Insan Perbendaharaan. Mari kita jaga semangat untuk terus mengawal APBN dengan pikiran positif dan kinerja yang terbaik.
*) Catatan :
Tulisan ini terpilih untuk dibukukan dalam antologi "Untaian Bakti di Masa Pandemi", yang berisi kisah-kisah unik para pegawai di lingkungan DJPb dari Banda Aceh sampai Papua Barat.
Kontributor naskah dan foto |
: |
Sri Juli Astuti |