“Hakordia di Mata Seorang Bunda”
Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) biasa diperingati setiap tanggal 09 Desember. Tema Hakordia tahun 2021 adalah “Satu Padu Bangun Budaya Antikorupsi”. Peringatan Hakordia diselenggarakan di tempat-tempat kerja dengan beragam aktivitas. Ada 9 (sembilan) nilai-nilai antikorupsi yang dicanangkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Apa saja sembilan nilai-nilai antikorupsi dari KPK? Nilai-nilai antikorupsi tersebut adalah :
1) Kejujuran;
2) Kedisiplinan;
3) Kepedulian;
4) Tanggung jawab;
5) Kerja keras;
6) Kesederhanaan;
7) Kemandirian;
8) Keberanian;
9) Keadilan.
Nilai-nilai antikorupsi di atas sebaiknya dipahami dan diterapkan dalam keseharian di lingkungan kerja, serta masyarakat luas. Tahukah Anda di mana tempat pertama dan utama untuk menumbuhkan nilai-nilai antikorupsi? Benar. Nilai-nilai antikorupsi akan tumbuh dan berkembang dari keluarga. Membangun pribadi-pribadi berintegritas itu berawal di lingkungan keluarga.
Menanamkan nilai-nilai antikorupsi merupakan hal yang gampang-gampang susah. Gampang, namun susah mewujudkannya. Mengapa? Ada banyak tantangannya. Akan tetapi, ilmu dan tekad yang kuat mampu membuat sebuah keluarga melakukan pembelajaran tentang nilai-nilai antikorupsi pada anak-anak. Orangtua, khususnya seorang ibu (bunda) bisa membuat definisi bersahaja tentang nilai-nilai antikorupsi untuk dimulai dalam keluarga.
Kejujuran diarahkan untuk membangun integritas yang tinggi. Kedisiplinan digunakan untuk menaati hukum dan norma-norma. Kepedulian merupakan bentuk kepekaan pada lingkungan. Tanggung jawab adalah kesadaran untuk menunaikan amanah. Kerja keras merupakan bentuk pengabdian yang sebaik-baiknya. Kesederhanaan yaitu bergaya hidup tidak boros dan mewah. Kemandirian merupakan tanda tidak mudah tergantung pada orang lain. Keberanian adalah mampu melaporkan kecurangan dan berani memperbaiki diri. Keadilan yaitu adil di dalam menerapkan hukum.
Semua orangtua mestinya berharap mempunyai anak yang berintegritas, mampu mengawali hidupnya dengan nilai-nilai kebaikan. Namun, seorang ibu sebagai pendidik pertama di lingkup keluarga butuh tahap-tahap dan jangka waktu tertentu untuk membimbing anak-anak agar berakhlak mulia. Hal utama yang harus dilakukan orangtua adalah memberikan keteladanan.
Kejujuran bisa diajarkan sejak awal, misalnya membayar uang belanja ke tukang sayur dengan jumlah yang benar (tanpa dikurangi). Kedisiplinan dicontohkan dengan berangkat kerja tepat waktu. Kepedulian dilakukan dengan menjenguk tetangga yang sakit. Tanggung jawab tentu ditunjukkan melalui komitmen ayah dan ibu dalam membangun keluarga. Kerja keras diperlihatkan melalui upaya mencari nafkah sebagai sumber kehidupan keluarga. Kesederhanaan bisa diajarkan dalam bentuk membuat menu masakan sehari-hari. Kemandirian diteladankan dalam wujud tidak bergantung pada keluarga besar, saat hidup tanpa halangan. Keberanian diarahkan pada kemampuan untuk menyampaikan kebenaran. Keadilan diajarkan dengan membangun sikap adil pada anak-anak, tidak pilih kasih.
Kita sering memaki-maki koruptor yang beritanya dimuat di koran. Namun, kita hanya sebatas mengumbar ucapan. Tindakan terbaik adalah memberikan penjelasan pada anak tentang perbuatan tercela tersebut. Kita ajak anak-anak untuk belajar merealisasikan nilai-nilai antikorupsi. Anak-anak kita ajak untuk jujur, disiplin, peduli, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, mandiri, berani, serta adil.
Ada tiga poin yang bisa dilakukan orangtua (ibu) untuk membangun integritas dari rumah, yaitu :
1) Keteladanan
Orangtua harus terus-menerus, dan sabar untuk memberikan contoh nilai-nilai luhur dalam kehidupan. Arahan yang penuh kasih sayang dari orangtua biasanya lebih mudah diikuti anak-anak. Orangtua adalah panutan sepanjang waktu dari anak-anak.
2) Konsisten
Orangtua semestinya menerapkan nilai-nilai mulia secara konsisten. Dengan demikian anak-anak akan terbiasa dengan pola perilaku yang benar di tengah keluarga. Kelak, anak-anak akan tumbuh menjadi insan yang berakhlak baik di masyarakat luas.
3) Memberi pendampingan dan dukungan
Pendampingan dari kedua orangtua sangat berperan bagi anak-anak dalam menerapkan nilai-nilai kebaikan di dunia nyata. Dukungan orangtua juga berperan penting dalam mengukuhkan semangat untuk senantiasa berbuat baik. Orangtua adalah tempat bertanya dan penguat bagi anak-anak dalam menjaga iman yang kokoh.
Demikianlah nilai-nilai Hakordia sebaiknya disemai, dirawat, dipupuk dari keluarga. Ayah dan bunda berperan menjadi guru, pendidik pertama, pemberi teladan dalam membangun pribadi-pribadi berintegritas di rumah. Saat anak-anak tumbuh dewasa, pendidikan dari keluarga diharapkan mampu diamalkan di dunia yang lebih luas. Semoga tindakan koruptif mampu dikurangi dengan kehadiran anak-anak yang berbudi luhur. Mari kita bersatu padu membangun budaya antikorupsi. Selamat Hakordia 2021!
Kontributor naskah dan foto |
: |
Sri Juli Astuti |