Kalau jalan-jalan ke pusat kota, kita sering melihat gedung-gedung kosong bertuliskan "milik negara" atau "BMN". Pernah nggak terpikir, kenapa gedung itu dibiarkan mangkrak? Padahal, di tempat yang sama, para pelaku UMKM kesulitan mencari lokasi usaha dengan harga terjangkau.
Inilah yang jadi bahan renungan: aset negara kita banyak, tapi belum semua memberi manfaat langsung ke masyarakat. Padahal, kalau dimanfaatkan dengan bijak, aset negara bisa jadi penggerak ekonomi rakyat---terutama UMKM dan usaha lokal.
Aset Negara Itu Bukan Hanya Milik Pemerintah
Aset negara atau Barang Milik Negara (BMN) itu punya kita semua. Pemerintah hanya mengelola. Tapi sayangnya, masih banyak aset yang 'tidur'---tidak digunakan, terbengkalai, atau malah tidak terdata dengan baik.
Di satu sisi, pelaku UMKM sedang kesulitan. Biaya sewa tempat mahal, fasilitas minim, dan daya saing makin ketat. Di sisi lain, aset negara menumpuk tanpa fungsi yang jelas.
Kenapa nggak dijodohkan saja?
Menghidupkan Aset, Menghidupkan Ekonomi
Beberapa waktu terakhir, pemerintah mulai membuka opsi pemanfaatan aset negara untuk mendukung kegiatan produktif masyarakat. Misalnya, bangunan kosong dijadikan ruang kreatif UMKM. Tanah negara yang belum dimanfaatkan bisa dialihfungsikan jadi lahan pertanian perkotaan atau sentra kuliner lokal.
Skema seperti kerja sama pemanfaatan, sewa murah, atau bahkan hibah dengan syarat tertentu mulai diperkenalkan. Ini bukan cuma soal efisiensi aset, tapi juga bentuk kehadiran negara yang nyata.
Bayangkan, gudang tua jadi pusat logistik UMKM online. Atau aula kosong jadi tempat pelatihan kewirausahaan gratis. Ini semua bukan mimpi---sudah ada beberapa kota yang mulai coba.
Apa Untungnya Buat Rakyat?
Banyak!
- UMKM lebih mudah berkembang. Biaya sewa turun, akses fasilitas meningkat.
- Ekonomi lokal bergeliat. Lapangan kerja tumbuh, produk lokal makin dikenal.
- Masyarakat jadi paham APBN. Bukan cuma angka-angka di berita, tapi manfaat yang bisa dirasakan langsung.
Intinya, rakyat jadi nggak cuma tahu "uang negara itu besar", tapi bisa lihat sendiri: "Ooo, jadi gedung ini dipakai buat pelatihan warga, itu dari aset negara ya?"
Tantangannya di Mana?
Yup, ini bagian penting juga. Masih ada kendala seperti:
- Kurangnya data aset yang akurat dan terintegrasi.
- Prosedur pemanfaatan yang kadang rumit dan lambat.
- Minimnya kolaborasi antara pusat dan daerah.
Tapi jangan pesimis. Sekarang sistem informasi sudah mulai digital, pengawasan makin terbuka, dan kolaborasi lintas kementerian mulai membaik. Tinggal bagaimana kita, sebagai masyarakat, juga ikut terlibat. Kasih masukan, manfaatkan kesempatan, dan dorong transparansi.
Jangan Diam, Mari Kawal Bersama
Aset negara itu milik bersama. Kalau selama ini hanya jadi beban anggaran, kenapa tidak dijadikan sumber kekuatan ekonomi? Terutama untuk mereka yang selama ini justru paling berjasa menjaga ekonomi tetap bergerak: para pelaku UMKM.
Jadi, yuk kita suarakan dan dukung inisiatif optimalisasi aset negara. Karena aset negara bukan untuk disimpan, tapi untuk dimanfaatkan. Dan siapa lagi kalau bukan rakyat yang harus jadi penerima manfaat utamanya?
Disclamer : Tulisan diatas merupakan pendapat pribadi dan tidak mewakili organisasi