Kontributor: Kanwil DJPb Provinsi Jawa Tengah
Rabu, 16 Mei 2018
Workshop Akuntansi Tematik : Tiga satker yang telah mastikan mengikuti W-A kali ini masing-masing satker Politekkes Semarang, satker Bapelkes Semarang, satker Politekkes Surakarta |
Semarang, Liputan djpbn.kemenkeu.go.id/kanwil/jateng/id - Pada tahun ini Workshop Akuntansi dan Penyusunan Laporan Keuangan (W-A) diadakan secara tematik dengan kelas-kelas berdasarkan Bagian Anggaran (BA) yang melibatkan unsur perencanaan, unsur pelaksanaan dan unsur pelaporan satker. Session 1 telah dilaksanakan pada bulan April 2018 bagi satker-satker jajaran Kodam IV/Diponegoro. Session 2 dilaksanakan 16 Mei 2018, persis satu hari menjelang puasa Ramadhan 1439 H bagi UAPPA-W Politekkes Semarang. Tiga satker yang telah mastikan mengikuti W-A kali ini masing-masing satker Politekkes Semarang sebanyak 3 orang peserta, satker Bapelkes Semarang 3 orang peserta dan satker Politekkes Surakarta 4 orang peserta. Kesepuluh peserta telah hadir di ruang profesionalisme Kanwil DJPb Provinsi Jateng pada pukul 08.20 WIB, dan tepat pada pukul 08.30 acara dimulai.
Dalam pengarahan/sambutannya, Asri Isbandiyah Hadi selaku Kepala Bidang PAPK Kantor Wilayah DJPb Provinsi Jateng menyampaikan rasa terima kasih kepada para peserta yang penuh semangat mengikuti kegiatan ini. Hal utama yang harus dipersiapkan satker saat ini adalah pelaksanaan Rekonsiliasi Semester I tahun 2018. Rekonsiliasi ini pastinya akan ngrapel dari bulan Januari s/d Mei 2018 dengan menggunakan aplikasi e-Rekon&LK G2. Ada beberapa penyempurnaan pada aplikasi e-Rekon&LK G2 ini yaitu Integrasi data SIMAK BMN ke dalam Aplikasi e-Rekon&LK G2.
Pada sesi penyampaian Materi, Erna Kartikasari yang berduet dengan Mukti Endah Lestari sebagai Narasumber memulai penyampaian materinya dengan membedah Laporan Keuangan Politekkes Semarang (Laporan tingkat UAPPA-W) dan Hasil Telaah/ Analisa yang telah dilakukan Bidang PAPK Kanwil DJPb Provinsi Jateng. Beberapa rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti oleh peserta W-A. (1) Dari Analisa Penyajian Laporan BMN terdapat pencatatan dengan kodefikasi yang belum sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi satker sehingga perlu tindak lanjut dengan melakukan reklasifikasi ; (2) Kurangnya pengungkapan dalam CaLK terhadap Laporan Keuangan yang disajikan ; (3) Perlu pengendalian internal terkait perolehan aset di bawah nilai kapitalisasi karena belum adanya kontrol dari aplikasi. Di dalam sesi ini ada satu ungkapan peserta yang patut dicatat mengenai pengelolaan dan penatausahaan BMN. “yang seperti ini sudah sejak dulu, bahkan tidak pernah ada teguran ataupun dipermasalahkan oleh pemeriksa.” dan para Narasumber menyarankan agar kita lebih mengedepankan cara bekerja yang sesuai/mengikuti peraturan-peraturan terkait yang berlaku.
Pada sesi setelah Ishoma, kepada para peserta disampaikan contoh bagaimana pengungkapan dalam CaLK atas hal-hal, kejadian-kejadian yang mempengaruhi laporan keuangan tetapi tidak dapat dilihat/dimunculkan dalam laporan keuangan. Di penghujung acara, baik narasumber maupun para peserta sepakat bahwa Laporan Keuangan tingkat satker/UAKPA maupun tingkat wilayah/UAPPA-W yang menjadi tugas para peserta masih dapat diupayakan peningkatannya. Koordinasi dan sinergi unsur-unsur perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan niscaya akan memberikan kontribusi bagi terwujudnya laporan keuangan yang berkualitas.