Adanya pandemi Covid-19, disamping telah merubah tatanan kehidupan sosial, juga menjadi pukulan yang cukup telak bagi perekonomian Indonesia. Sampai dengan triwulan II tahun 2020 perekonomian Indonesia mengalami kontraksi sebesar -5,32 persen (y-o-y). Hampir seluruh wilayah di Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi negatif kecuali wilayah Maluku dan Papua yang masih mencatatkan pertumbuhan positif. Pada triwulan II tahun 2020 perekonomian Papua tumbuh sebesar 4,52 persen (y-o-y). Meskipun demikian, tanpa sektor pertambangan perekonomian Papua juga mengalami kontraksi sebesar -4,50 persen (y-o-y). Sementara itu, inflasi tahun kalender di Papua pada Juni 2020 sebesar 1,20 persen, masih lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi tahun kalender nasional sebesar 1,09 persen.

Sampai dengan triwulan II-2020, perkembangan APBN Papua dari sisi pendapatan terealisasi sebesar 36,2 persen, sedangkan dari sisi belanja realisasi sudah cukup bagus yaitu sebesar 41,7 persen dari pagu anggaran. Sementara itu, perkembangan APBD sampai dengan triwulan II-2020 perlu dicermati lebih lanjut lagi, realisasi pendapatan daerah mencapai 37,2 persen, sedangkan realisasi belanja daerah perlu di pacu lagi karena baru mencapai 21,8 persen dari pagu anggaran.

 

Dalam rangka meredam dampak pandemi Covid-19, pemerintah pusat telah bertindak cepat dengan mengambil langkah-langkah kebijakan fiskal antara lain dengan program percepatan realisasi anggaran dan program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Disamping itu, Pemerintah Daerah di Papua juga telah mengalokasikan anggaran untuk penanganan Covid-19 dari APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota dengan total sebesar Rp1,9 triliun.

Kajian Fiskal Regional Provinsi Papua Triwulan II 2020 selengkapnya dapat diakses melalui http://bit.ly/KFRPapuaTwII2020