Selayang Pandang Ketahanan Pangan Kab. Kapuas Hulu
Pendahuluan
Dunia dihadapkan dengan ancaman krisis pangan berskala global. Menurut International Monetary Fund (IMF) dalam artikel yang dirilis di website resminya, kerawanan pangan telah meningkat sejak 2018. Adanya pandemi COVID-19 yang melanda di seluruh dunia. memiliki dampak yang signifikan terhadap ketahanan pangan di banyak negara. Beberapa dampak utama yang dapat disorot adanya pandemi ini yaitu: gangguan pada rantai pasokan pangan; ketidakstabilan produksi; ketidakpastian ekonomi; peningkatan kerentanan pangan dan perubahan perilaku konsumen. Saat kondisi pandemi mulai berangsur-angsur pulih menjadi endemi, dunia kembali mendapat masalah dengan adanya invasi Rusia ke Ukraina. Situasi perang di Ukraina semakin mendorong harga makanan dan pupuk lebih tinggi lagi, merugikan importir, bahkan mendorong beberapa negara untuk memberlakukan pembatasan ekspor.
Bergerak cepat guna menjadi bagian pemecah permasalahan yang kontributif, pemerintah menegaskan komitmen untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional dalam menghadapi ancaman krisis pangan global. Pemerintah telah membangun sejumlah infrastruktur di bidang pertanian, mulai dari bendungan, embung, hingga jaringan irigasi guna mendukung peningkatan hasil produksi pertanian nasional.
Ketahanan Pangan merupakan suatu kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Kerangka konseptual ketahanan pangan dan gizi dibangun berdasarkan tiga pilar ketahanan pangan: ketersediaan pangan, akses pangan dan pemanfaatan pangan, serta mengintegrasikan aspek gizi dan keamanan pangan di dalam keseluruhan pilar tersebut.
Perkembangan lndeks Ketahanan Pangan (IKP)
Indeks Ketahanan Pangan (Food Security Index) adalah alat pengukuran yang digunakan untuk mengevaluasi dan membandingkan tingkat ketahanan pangan di berbagai negara. Indeks ini mencakup beberapa indikator kunci yang menunjukkan kemampuan suatu negara untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduknya dengan cukup, aman, dan berkelanjutan.
IKP mempunyai peran yang sangat strategis dalam mengukur capaian pembangunan ketahanan pangan di suatu wilayah, mengukur kinerja daerah dalam memenuhi urusan wajib pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dan merupakan salah satu alat dalam menentukan prioritas daerah dan prioritas intervensi program. Secara khusus, penyusunan IKP mempunyai tujuan untuk mengevaluasi capaian ketahanan pangan dan gizi suatu wilayah, memberikan gambaran peringkat (ranking) pencapaian ketahanan pangan wilayah kabupaten/kota dan provinsi dibandingkan dengan wilayah kabupaten/kota dan provinsi lain. IKP yang disusun diharapkan dapat digunakan sebagai dasar saat melakukan intervensi program sehingga lebih fokus dan tepat sasaran.
IKP Kabupaten Kapuas Hulu
Tahun 2019 s.d 2022
Daerah
|
Tahun
|
2019
|
2020
|
2021
|
2022
|
Kalimantan Barat
|
55,17
|
71,13
|
71,32
|
70,81
|
Kapuas Hulu
|
67,94
|
70,70
|
72,41
|
70,90
|
Sumber: KFR Triwulan I 2023 Kanwil DJPb Prov. Kalimantan Barat
Berdasarkan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (Food Security and Vulnerability Atlas – FSVA) yang merupakan peta tematik menggambarkan visualisasi geografis berdasarkan 6 kelas status ketahanan pangan, Kabupaten Kapuas Hulu masuk dalam kategori Prioritas 5 (wilayah tahan).
IKP Kabupaten Kapuas Hulu Per Aspek
Tahun 2019 s.d 2022
Aspek*
|
Tahun
|
2019
|
2020
|
2021
|
2022
|
Indeks Ketersediaan (IK)
|
60,88
|
72,85
|
72,82
|
62,85
|
Indeks Keterjangkauan (IA)
|
81,80
|
80,74
|
83,34
|
85,86
|
Indeks Pemanfaatan (IP)
|
62,84
|
61,55
|
63,90
|
65,72
|
Sumber: Badan Pangan Nasional (diolah)
Catatan: *
- Aspek ketersedian Pangan menggunakan satu indikator yaitu Rasio konsumsi normatif per kapita terhadap produksi bersih.
- Aspek Akses Pangan menggunakan tiga indikator yaitu Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan, Persentase rumah tangga dengan proporsi dan Persentase rumah tangga tanpa akses listrik.
- Aspek Pemanfaatan Pangan menggunakan lima indikator yaitu Rata-rata lama sekolah perempuan di atas 15 tahun, Persentase rumah tangga tanpa akses ke air bersih, Rasio jumlah penduduk per tenaga kesehatan terhadap tingkat kepadatan penduduk, Persentase balita dengan tinggi badan di bawah standar (stunting) dan Angka harapan hidup pada saat lahir.
Indikator Aspek Ketahan Pangan Kabupaten Kapuas Hulu
Tahun 2019 s.d 2022*
Sumber: Badan Pangan Nasional (diolah)
Catatan: *menggunakan data indikator Y-1
Berdasarkan indikator-indikator di atas yang perlu medapatkan perhatian lebih yaitu pada ketersediaan (NCPR) yang sempat menurun pada laporan tahun 2020 dan 2021, rata-rata lama sekolah perempuan, dan Rasio jumlah penduduk per tenaga kesehatan terhadap tingkat kepadatan penduduk. Untuk penanganan kasus stunting mengalami perkembangan yang menggembirakan dimana dari tahun 2019 s.d. 2022 mengalami penurunan.
Kategori IKP Kabupaten Kapuas Hulu Per Desa
Tahun 2019 s.d 2022
Indikator
|
Jumlah Desa
|
2019*
|
2020
|
2021
|
2022*
|
Sangat Rentan (Prioritas 1)
|
-
|
27
|
13
|
-
|
Rentan (Prioritas 2)
|
-
|
42
|
49
|
-
|
Agak Rentan (Prioritas 3)
|
-
|
36
|
31
|
-
|
Agak Tahan (Prioritas 4)
|
-
|
68
|
80
|
-
|
Tahan (Prioritas 5)
|
-
|
51
|
58
|
-
|
Sangat Tahan (Prioritas 6)
|
-
|
58
|
51
|
-
|
Total Desa
|
-
|
282
|
282
|
-
|
Sumber: Badan Pangan Nasional (diolah)
Catatan: *tidak ada data
Berdasarkan data pada Badan Pangan Nasional, untuk tingkat Desa di Kabupaten Kapuas Hulu, data per 2021 (data 2022 belum tersedia) 93 Desa (33%) IKP-nya masih berada pada kategori Agak Rentan sampai dengan Sangat Rentan. Beberapa desa yang masuk dalam kategori Sangat Rentan pada tahun 2021 yaitu:
No
|
Wilayah
|
IKP
|
1
|
Embaloh Hilir - Nanga Lauk
|
31.28
|
2
|
Kalis - Bahenap
|
31.41
|
3
|
Semitau - Entipan
|
31.42
|
4
|
Silat Hulu - Landau Rantau
|
34.08
|
5
|
Semitau - Nanga Kenepai
|
34.38
|
6
|
Embaloh Hilir - Lawik
|
37.27
|
7
|
Silat Hulu - Entebi
|
37.45
|
8
|
Semitau - Nanga Lemedak
|
39.04
|
9
|
Embaloh Hulu - Menua Sadap
|
39.11
|
10
|
Kalis - Semerantau
|
39.43
|
11
|
Selimbau - Piasak Hulu
|
39.87
|
12
|
Putussibau Selatan - Tanjunglokang
|
40.29
|
13
|
Selimbau - Vega
|
40.82
|
Sumber: Badan Pangan Nasional (diolah)
Sasaran peningkatan produksi pertanian di Kapuas Hulu diarahkan pada usaha intensifikasi, ekstensifikasi, deversifikasi dan rehabilitasi dimana usaha-usaha ini perlu dilanjutkan dan ditingkatkan secara terpadu disesuaikan dengan kondisi dan potensi daerah dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dan sumber daya alam.
Salah satu indikator Keberhasilan di bidang pangan skor Pola Pangan harapan di mana skor PPH Kabupaten Kapuas Hulu dari Tahun 2017-2021 terlihat pada tabel berikut:
Tahun
|
PPH
|
Standar AKE 2000
|
Standar AKE 2150
|
Standar AKE 2100
|
2017
|
78,85
|
75,40
|
76,54
|
2018
|
68,16
|
65,32
|
66,22
|
2019
|
71,66
|
68,58
|
69,56
|
2020
|
67,67
|
64,69
|
65,64
|
2021
|
70,18
|
67,20
|
68,15
|
Rata-rata
|
71,86
|
68,67
|
69,72
|
Sumber:Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2023
Skor Pola pangan harapan Kab. Kapuas Hulu selama lima tahun 2017-2021 mengalami tren turun naik terlihat dari Skor PPH baik dengan menggunakan Standar AKE 2000, maupun berdasarkan Standar AKE 2150 dan AKE 2100. Skor PPH berdasarkan Standar AKE 2100 skor PPH tertinggi pada tahun 2017 sebesar 76,54 dan hal tersebut dikarenakan Konsumsi Energi dan Konsumsi Protein pada tahun 2017 jugan lebih tinggi. Skor PPH Kab. Kapuas Hulu di tahun 2021 mulai terlihat membaik peningkatannya di bandingkan tahun 2018 dan 2020, hal itu juga didukung oleh peningkatan Konsumsi Energi dan Konsumsi Protein pada tahun 2021 yang juga meningkat dari empat tahun sebelumnya.
Dukungan Alokasi Anggaran Bidang Ketahanan Pangan
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bersinergi dalam membiayai Program Pemerintah di bidang Ketahanan Pangan, sumber dana berasal dari APBN dan APBD Kab. Kapuas Hulu. Dukunagn alokasi anggaran pemerintah pusat di bidang Ketahanan Pangan Tahun Anggaran 2023 (yang disalurkan melalui KPPN Putussibau) sebagai berikut:
- Belanja Kementerian/Lembaga
Berdasarkan data pada aplikasi ditpa.kemenkeu.go.id, dalam 5 tahun terakhir tidak terdapat pagu anggaran pada DIPA satker K/L wilayah kerja KPPN Putussibau yang mengalokasikan anggarannya untuk bidang Ketahanan Pangan.
- Transfer Ke Daerah (TKD)
- Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik
Berdasarkan Perpres 108/2022 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2023 terdapat alokasi DAK mendukung ketahanan pangan, terdiri dari 2 tematik yaitu:
- Tematik pengembangan food estate, terdiri dari bidang pertanian, irigasi, jalan, dan kehutanan;
- Tematik penguatan kawasan sentra produksi pangan (pertanian, perikanan, dan hewani) terdiri dari bidang pertanian, irigasi, kelautan dan perikanan, dan jalan.
Tahun Anggaran 2023, DAK Fisik untuk Kab. Kapuas Hulu tidak terdapat alokasi dalam mendukung ketahanan pangan. DAK Fisik 2023 dialokasikan untuk bidang pendidikan, Air Minum, Kesehatan dan KB, Trasportasi Perdesaan, Sanitasi, dan Jalan (termasuk Tematik Peningkatan Konektivitas dan Elektrifikasi di Daerah Afirmasi).
Alokasi DAK mendukung ketahanan pangan (tematik Pengembangan Food Estate dan Sentra Produksi Pangan) terakhir terdapat pada DAK Fisik 2022 dengan rincian sebagai berikut:(dalam jutaan rupiah)
Bidang
|
Pagu
|
Kontrak
|
Penyaluran
|
Penyerapan
|
% Penyerapan
|
Capaian Output
|
Jalan
|
12.596,21
|
12.416,44
|
12.416,44
|
11.721,05
|
94.39%
|
96.73%
|
Irigasi
|
1.492,76
|
1.174,90
|
1.174,90
|
1.174,46
|
99.96%
|
100%
|
Pertanian
|
2.445,74
|
2.109,35
|
2.109,35
|
2.109,35
|
100%
|
100%
|
Kelautan dan Perikanan
|
3.110,00
|
2.049,51
|
2.049,51
|
1.980,90
|
96.65%
|
98.21%
|
Lingkungan Hidup
|
1.619,14
|
1.606,00
|
1.606,00
|
1.606,00
|
100%
|
100%
|
sumber:omspan/spanint.kemenkeu.go.id
beberapa kegiatan pendukung program ketahanan pangan yang bersumber dari DAK Fisik 2022 yaitu:
- Pembangunan jembatan Sungai Liuk, Kedamin-Nanga Manday sepanjang 30 meter dengan kontrak senilai Rp834.874.651.
- Rehabilitasi jaringan irigasi di Senai, Hulu Gurung senilai Rp595.000.000.
- Pembangunan/renovasi Balai Penyuluh Pertanian (BPP) model dan sarana pendukungnya di Batang Lupar senilai Rp489.000.000.
- Pengadaan perahu/kapal penangkap ikan untuk perairan darat untuk Bunut Hilir dan Jongkong senilai Rp209.978.700.
- Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Dana Ketahanan Pangan dan Pertanian
Dana Ketahanan Pangan dan Pertanian diberikan dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan mendukung operasional di bidang ketahanan pangan dan pertanian yang merupakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah sesuai dengan prioritas nasional di bidang pertanian. Dana ini untuk mendukung kemandirian pangan masyarakat, peningkatan ketahanan pangan masyarakat, dan penyampaian informasi pertanian (Permentan No. 08 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisik Dana Ketahanan Pangan Dan Pertanian Tahun Anggaran 2023).
Pagu dan Realisasi Dana Ketahanan Pangan Tahun 2023
DAK Non Fisik
|
Pagu (Rp)
|
Realisasi (Rp)
|
Persentase
|
Dana Ketahanan Pangan dan Pertanian
|
536.000.000
|
0
|
0%
|
sumber:sakti.kemenkeu.go.id
Berdasarkan data pada OMSPAN, realisasi Dana Desa sampai dengan tahap 2 terdapat beberapa kegiatan yang mendukung program ketahanan pangan di Kab. Kapuas Hulu. Realisasi tersebut pada bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa di beberapa kegiatan yang mendukung sektor Pertanian, perikanan dan peternakan.
No
|
Uraian
|
Vol. Output
|
Realisasi (Rp)
|
Pelaksanaan Pembangunan Desa
|
1
|
Pemeliharaan Jalan Usaha Tani
|
11.000 Meter
|
37.224.000
|
2
|
Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan/Pengerasan Jalan Usaha Tani **
|
1.000 Meter
|
35.000.000
|
3
|
Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan/Pengerasan Jalan Usaha Tani **
|
107 Meter
|
101.480.000
|
Pemberdayaan Masyarakat Desa
|
1
|
Pemeliharaan Pelabuhan Perikanan Sungai/Kecil Milik Desa
|
1 Unit
|
5.500.000
|
2
|
Bantuan Perikanan (Bibit/Pakan/dst)
|
219 Paket
|
1.050.860.200
|
3
|
Peningkatan Produksi Tanaman Pangan (Alat Produksi dan pengolahan pertanian penggilingan Padi/jagung dll)
|
272 Unit
|
515.338.400
|
4
|
Peningkatan Produksi Peternakan (Alat Produksi dan pengolahan peternakan kandang dll)
|
1 Unit
|
66.529.920
|
5
|
Penguatan Ketahanan Pangan Tingkat Desa (Lumbung Desa dll)
|
1 Unit
|
22.200.000
|
6
|
Pembangunan Saluran Irigasi Tersier/Sederhana
|
1.850 Meter
|
181.579.600
|
Total
|
2.015.712.120
|
sumber:omspan/spanint.kemenkeu.go.id