Jl. Mayjen D.I. Panjaitan No. 24 Banjarmasin

Gig economy, atau ekonomi kerja lepas, telah mengalami pertumbuhan pesat di berbagai negara, termasuk Indonesia. Model pekerjaan ini menawarkan fleksibilitas bagi para pekerja, dengan proyek-proyek jangka pendek atau pekerjaan sesuai permintaan. Teknologi digital menjadi faktor kunci pertumbuhan gig economy. Dengan hadirnya platform online dan aplikasi, pekerja dapat langsung terhubung dengan klien atau perusahaan secara lebih mudah, sehingga mempercepat proses pencarian pekerjaan dan mendapatkan imbalan dari penyelesaian proyek.

Di Kalimantan Selatan, meskipun perekonomian masih didominasi oleh sektor-sektor tradisional seperti pertanian, pertambangan, dan perikanan, tanda-tanda transformasi ekonomi berbasis teknologi mulai muncul. Gig economy di daerah ini memiliki potensi besar untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru, meningkatkan akses ekonomi bagi berbagai kelompok masyarakat, dan membantu mendiversifikasi sektor ekonomi yang selama ini bergantung pada komoditas tradisional.

Lebih jauh, gig economy dapat berperan dalam mempercepat modernisasi ekonomi Kalimantan Selatan. Dengan memanfaatkan teknologi untuk menghubungkan pekerja dengan pasar yang lebih luas, gig economy tidak hanya memperluas pilihan kerja tetapi juga mendukung inklusi ekonomi yang lebih besar. Ini berpotensi memperbaiki akses ekonomi  serta mendorong inovasi dan adaptasi dalam sektor-sektor yang masih tradisional.

 

Potensi Gig Economy di Kalimantan Selatan

Kalimantan Selatan memiliki potensi besar untuk memanfaatkan gig economy di berbagai sektor. Generasi muda yang terbiasa dengan teknologi dan menginginkan fleksibilitas dalam bekerja, dapat memanfaatkan platform untuk mendapatkan proyek seperti jasa desain grafis, penulisan, asisten virtual, dan berbagai kebutuhan lainnya.

Sektor-sektor tradisional seperti pertanian, perikanan, dan industri kecil juga bisa mendapatkan manfaat dari adopsi teknologi melalui gig economy. Misalnya, petani dan nelayan dapat langsung terhubung dengan pembeli melalui platform e-commerce lokal, atau memperluas pasar mereka hingga ke tingkat nasional dengan memanfaatkan platform online.

Akses internet yang baik dan merata, terutama di daerah pedesaan, menjadi faktor kunci dalam memperluas cakupan gig economy. Dengan adanya koneksi internet, pekerja dari berbagai wilayah dapat mengakses platform kerja lepas, dan menawarkan keterampilan dan layanan mereka di pasar yang lebih luas.

Ekosistem gig economy juga sudah mendukung sistem pembayaran digital, seperti penggunaan e-wallet dan aplikasi perbankan. Sistem pembayaran seperti ini dapat mempercepat proses pembayaran antara pekerja dan perusahaan atau pelanggan, sehingga menciptakan ekosistem yang lebih efisien dan terintegrasi.

Konsep gig economy menawarkan peluang besar untuk menyerap tenaga kerja sekaligus mendorong pertumbuhan UMKM di Kalimantan Selatan. Dengan adanya platform digital, masyarakat dapat dengan mudah mengambil pekerjaan jangka pendek yang sesuai permintaan, membuka jalan bagi berbagai kelompok seperti mahasiswa, ibu rumah tangga, dan komunitas lokal untuk berpartisipasi dalam ekonomi berbasis teknologi ini. Di tengah dominasi sektor-sektor tradisional seperti pertanian, industri, dan pertambangan, gig economy memberi UMKM kesempatan untuk memanfaatkan tenaga kerja terampil tanpa perlu merekrut karyawan tetap, yang tentunya dapat mengurangi beban biaya operasional. Tak hanya itu, platform digital membantu UMKM lokal memperluas jangkauan pasar hingga ke luar wilayah, sekaligus meningkatkan visibilitas produk mereka melalui strategi pemasaran online yang lebih efektif. Kombinasi fleksibilitas dan akses teknologi ini membuka jalan bagi transformasi ekonomi di Kalimantan Selatan, menghubungkan potensi lokal dengan pasar yang lebih luas dan kompetitif.

 

Tantangan Gig Economy di Kalimantan Selatan

Meskipun gig economy menawarkan berbagai peluang bagi Kalimantan Selatan, pengembangannya menghadapi sejumlah tantangan yang perlu diperhatikan. Salah satu kendala utama adalah akses teknologi yang belum merata. Meskipun ada peningkatan dalam akses internet, beberapa daerah, terutama di wilayah pedalaman, masih belum terjangkau oleh infrastruktur digital yang memadai. Ketidakmerataan ini membatasi partisipasi sebagian masyarakat dalam gig economy, yang pada akhirnya menghambat inklusi ekonomi digital secara luas.

Rendahnya literasi digital juga menjadi kendala. Tidak semua pekerja memiliki keterampilan digital yang cukup untuk memanfaatkan platform gig economy secara efektif. Untuk itu, pelatihan keterampilan digital dan peningkatan kapasitas teknologi perlu ditingkatkan, sehingga lebih banyak masyarakat dapat berpartisipasi dalam peluang ekonomi digital dan memaksimalkan potensi ini.

Tantangan lainnya adalah kurang atau belum jaminan sosial bagi para pekerja lepas. Pekerjaan dalam gig economy sering kali tidak menawarkan perlindungan sosial seperti asuransi kesehatan atau jaminan pensiun, yang menyebabkan ketidakpastian finansial bagi pekerja lepas. Di Kalimantan Selatan, perlindungan bagi pekerja gig perlu ditingkatkan, agar mereka memiliki akses yang lebih baik terhadap layanan kesehatan dan jaminan sosial yang memadai. Ini penting untuk memastikan keberlanjutan dan kesejahteraan para pekerja dalam ekosistem gig economy ini.

 

Perlu persiapan

Dalam menghadapi pertumbuhan gig economy di Kalimantan Selatan, perhatian khusus perlu diberikan pada Sumber Daya Manusia (SDM) dan tenaga kerja agar memiliki keterampilan relevan dengan ekonomi digital. Tantangan utama adalah memastikan bahwa para pekerja memiliki skill yang sesuai untuk bersaing di pasar kerja ini. Keterampilan menggunakan platform online, aplikasi manajemen pekerjaan, serta e-commerce juga menjadi faktor penting yang harus dimiliki.

Selain keterampilan teknis yang relevan dengan sektor yang akan digeluti, kemampuan soft skills seperti komunikasi, manajemen waktu, dan adaptabilitas juga sangat diperlukan. Keterampilan ini penting karena seringkali pekerja harus mengatur jadwal dan menyelesaikan proyek dengan sedikit supervisi. Oleh karena itu, pelatihan yang mencakup baik keterampilan teknis maupun soft skills harus menjadi prioritas.

Kolaborasi Pemerintah daerah, institusi pendidikan, dan sektor swasta diperlukan dalam menyediakan pelatihan keterampilan digital dan meningkatkan literasi teknologi di masyarakat. Program pelatihan yang komprehensif harus mencakup pengenalan teknologi baru, penggunaan platform digital dan manajemen proyek.

Dengan pendekatan yang terintegrasi dan kolaboratif, SDM di Kalimantan Selatan diharapkan dapat lebih siap menghadapi dinamika ekonomi seperti kerja lepas ini, sekaligus memaksimalkan peluang pertumbuhan ekonomi di era digital. Hal ini juga diharapkan dapat mendukung transformasi ekonomi daerah, memperluas peluang kerja, dan meningkatkan daya saing tenaga kerja di pasar global.

 

Dukungan pemerintah sangat penting untuk menghidupkan sektor ini

Dukungan pemerintah sangat vital untuk membangkitkan sektor gig economy di Kalimantan Selatan. Salah satu langkah krusial yang perlu diambil adalah meningkatkan akses terhadap teknologi digital. Banyak daerah, terutama di pedesaan, masih mengalami keterbatasan infrastruktur internet yang memadai. Tanpa akses yang memadai, baik pekerja potensial maupun UMKM tidak dapat memanfaatkan potensi gig economy secara maksimal. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk memperluas jangkauan internet dan meningkatkan kualitas infrastruktur digital di seluruh provinsi. Inisiatif ini akan menjadi fondasi yang kuat untuk memudahkan masyarakat terhubung dengan ekosistem gig economy.

Selain itu, literasi digital juga menjadi faktor kunci dalam perkembangan gig economy. Banyak masyarakat belum sepenuhnya menguasai teknologi, yang menghambat partisipasi mereka dalam ekonomi digital. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah perlu mengadakan program pelatihan keterampilan digital yang mencakup penggunaan platform untuk pemasaran, pengelolaan keuangan online, dan kemampuan bekerja jarak jauh. Dengan pelatihan ini, tenaga kerja di Kalimantan Selatan akan lebih siap bersaing di pasar gig economy, sementara UMKM akan dapat memanfaatkan teknologi secara optimal untuk memperluas jangkauan pasar mereka.

Tak kalah penting, pemerintah juga perlu merumuskan regulasi yang memberikan perlindungan bagi pekerja gig. Saat ini, salah satu tantangan utama bagi mereka adalah minimnya jaminan sosial dan perlindungan hukum. Dengan regulasi yang tepat, pemerintah dapat memberikan akses ke jaminan sosial, asuransi kesehatan, dan perlindungan hukum yang lebih baik. Langkah-langkah ini akan menciptakan lingkungan kerja yang aman dan berkelanjutan, mendorong lebih banyak orang untuk terlibat dalam gig economy dengan percaya diri.

 

Kesimpulan

Gig economy di Kalimantan Selatan mampu menghadirkan potensi besar untuk memperluas peluang kerja, diversifikasi sektor ekonomi, dan mendukung inklusi ekonomi terutama di kalangan pemuda dan masyarakat pedesaan. Dukungan terhadap perkembangan teknologi digital dan platform online sangat penting, agar memudahkan para pekerja untuk mengakses pasar yang lebih luas dan beragam.

Tantangan seperti akses teknologi yang belum merata, serta literasi digital yang rendah, perlu segera diatasi untuk memastikan bahwa gig economy dapat berkembang dan berkelanjutan. Pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya, perlu mendorong kebijakan yang mendukung. Penyediaan pelatihan keterampilan digital yang komprehensif, akan membantu meningkatkan kemampuan tenaga kerja dalam memanfaatkan teknologi dan platform online. Selain itu, penting untuk memastikan adanya perlindungan yang memadai bagi para pekerja gig, seperti jaminan sosial dan perlindungan hukum, guna menciptakan lingkungan kerja yang adil dan aman.

Langkah-langkah tersebut akan mendukung pertumbuhan gig economy dan membantu daerah ini menghadapi tantangan dengan memanfaatkan peluang ekonomi di era digital. Hingga akhirnya, Kalimantan Selatan dapat melakukan sebuah transformasi ekonomi dengan lebih cepat,diversifikasi sumber pendapatan, dan menciptakan suatu ekosistem kerja yang modern dan berkelanjutan.

 

Penulis : Sonnie Wahyu Dewantoro, S. Ikom (Pelaksana Bidang PPA II, Kanwil DJPb Kalsel)

Artikel ini telah dimuat Radar Banjarmasin tanggal 02 Oktober 2024

Peta Situs   |  Email Kemenkeu   |   FAQ   |   Prasyarat   |   Hubungi Kami

Hak Cipta Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan RI
Manajemen Portal DJPb - Gedung Djuanda I Lt. 9
Gedung Prijadi Praptosuhardo II Lt. 1 Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta Pusat 10710
Call Center: 14090
Tel: 021-386.5130 Fax: 021-384.6402

IKUTI KAMI

 

Search