Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta kepada seluruh jajaran pejabat Kementerian Keuangan untuk tetap mengantisipasi perubahan gaya hidup dan bisnis yang terjadi bukan hanya di Indonesia saja.
Antisipasi yang disampaikan ini berkaitan dengan fenomena daya beli masyarakat Indonesia yang dianggap lesu lantaran tingkat konsumsi rumah tangga di kuartal II-2017 hanya sebesar 4,95% atau naik tipis dari kuartal I yang sebesar 4,94%. Apalagi, perekonomian nasional mampu tumbuh di level 5,01% hingga semester I-2017.
"Saya selalu bilang kepada teman-teman di Kemenkeu, entah itu dari sisi perpajakan, kepabeanan, kalau anda bicara sekarang membeli lewat amazon, dan dia dikirim melalu DHL, titipan kilat atau jasa transportasi itu suatu fenomena yang harus diantisipasi," kata Sri Mulyani di Auditorium PTIK, Jakarta, Jumat (20/10/2017).
Sebab, tipisnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal II-2017 dikarenakan adanya pengubahan pola konsumsi dari tradisional ke modern. Oleh karenanya, sebagai pembuat kebijakan harus cepat dan tanggap mereaksi fenomena tersebut.
"Ada shift yang benar-benar terjadi, reaksi kita pertama memahami kemudian melihat apa sih yang ditunjukkan mengenai the future of job, yang kedua apa yang menyebabkan job itu created di Indonesia, ketiga pertanyaannya adalah apakah SDM kita fit dengan job itu, itu adalah pertanyaan-pertanyaan yang semuanya membutuhkan reaksi cepat namun kalau bicara penyiapan SDM," tambah dia.
Dia mencontohkan, seperti suatu institusi yang menyiapkan sistem pendidikan bagi para anggotanya untuk menjadi pemimpin, di saat anggota itu lulus dan siap memimpin sebuah institusi, maka pelajaran yang selama ini didapat tidak sama lagi dengan apa yang terjadi di lapangan, sebab teknologi selalu berkembang lebih pesat.
Menurut Sri Mulyani, dibutuhkan penyesuaian atau meng-update semua yang dipelajari di masa pendidikan yang selama ini telah dilakukan.
"Jadi arus perubahan itu sangat begitu cepat," kata dia.
Lebih lanjut Sri Mulyani mengungkapkan, pengubahan pola konsumsi dengan perkembangan teknologi juga menjadi perhatian khusus menteri keuangan negara-negara G20. Dia menceritakan, pada saat pertemuan IMF-World Bank di Washingto DC, Amerika Serikat, seluruh menteri keuangan negara G20 melaporkan hal yang sama terkait pengubahan pola konsumsi akibat perkembangan teknologi.
"Jadi jangan berfikir kalau ini terjadi eksklusif hanya di Indonesia, namun yang saya ingin yakinkan kami sebagai pembuat kebijakan akan terus coba antisipasi, koordinasi dan melihat tren dunia sehingga Indonesia tidak menjadi negara yang terbelakang dalam mereaksi perubahan," tukas dia. (dna/dna)
Link: https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/3693070/instruksi-sri-mulyani-ke-pejabat-kemenkeu-soal-daya-beli-lesu