Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Surabaya I (KPPN Surabaya I) berupaya untuk meningkatkan kemampuan para pegawainya di bidang kepenulisan. Hari Selasa, 10 September 2019 diadakan kegiatan “Pelatihan Menulis di Media Massa” bertempat di aula lantai IV KPPN Surabaya I. Salah satu redaktur Harian Jawa Pos Bapak Doan Widhiandono hadir sebagai pembicara.
Acara “Pelatihan Menulis di Media Massa” secara resmi dibuka oleh Ibu Faradiba Arbi, selaku Kepala KPPN Surabaya I. Dalam sambutannya, Ibu Fara meminta para pegawai agar menerapkan ilmu menulis untuk mendukung pekerjaan yang dilakukan. Hal ini sejalan dengan adanya tugas menulis (literasi) di bidang perbendaharaan bagi para pejabat di lingkup Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb).
Dalam kegiatan pelatihan literasi Bapak Doan Widhiandono membagikan kiat-kiat menulis artikel maupun opini agar layak dimuat di media massa (contohnya Jawa Pos). Sebuah tips sederhana yang dibagikan Bapak Doan adalah “Rumus 5W+1H” atau disebut juga dengan istilah adiksimba. Rumus ini biasa digunakan untuk memahami inti sebuah berita atau menentukan suatu pokok berita. Suatu berita dapat dikatakan baik jika dapat menjawab unsur-unsur yang terdapat dalam 5W+1H .
Unsur-unsur dalam formula 5W+1H meliputi:
- What (apa)
- Where (dimana)
- When (kapan)
- Who (siapa)
- Why (mengapa)
- How (bagaimana)
Dalam bahasa Indonesia untuk memudahkan mengingat 6 (enam) unsur tersebut, dibuat singkatan ADIKSIMBA . Adiksimba merupakan akronim dari “Apa DImana Kapan SIapa Mengapa BAgaimana”.
Konsep 5W+1H pada umumnya digunakan untuk mengembangkan suatu ide cerita, baik berita, cerita fiksi, maupun tulisan lainnya. Penggunaan unsur 5W+1H dalam membuat berita atau cerita yang ditulis bertujuan membentuk alur dan inti yang jelas.
Suatu tulisan yang dimuat di media massa harus memiliki nilai berita (news value) dengan beberapa kriteria, di antaranya :
- tulisan tersebut memuat nilai-nilai yang pertama kali muncul;
- tulisan mempunyai dampak yang luas;
- bahasanya unik dan jenaka;
- memuat human interest;
- memiliki angle berbeda.
Dalam menulis artikel maupun opini, ada 2 hal yang perlu diperhatikan :
a) problem material, yaitu unsur tulisan dan berita;
b) problem teknis, yaitu gaya penceritaan, fakta-fakta, cara penyusunan fakta, ketrampilan dalam pemaparan.
Hal yang perlu diketahui dalam membuat judul tulisan :
a) judul harus mencerminkan isi;
b) judul tidak memuat banyak kata;
c) judul harus mengacu pada nilai berita;
d) judul tulisan untuk media massa sebaiknya mempunyai nilai jual.
Beberapa poin yang harus diperhatikan dalam menulis artikel di media massa :
a) judul menarik/menjual;
b) alinea pertama (lead) memikat, membuat pembaca punya rasa ingin tahu dan menuntaskan membaca;
c) mengikuti aturan/prinsip Bahasa Indonesia yang baik dan benar, efisien, sederhana, serta kreatif;
d) ide dasarnya bagus;
e) tema (materi) aktual;
f) teknik menulis menarik (eye catching);
g) alinea pembuka (lead) menarik;
h) tidak ada kesalahan pengetikan (typho);
i) tidak ada salah makna (tidak menimbulkan kesalahpahaman);
j) harus memperhatikan kode etik kepenulisan (kode etik jurnalistik), agar terhindar dari pelanggaran kode etik.
Beberapa hal yang sebaiknya dilakukan seusai menulis :
a) meminta masukan dari teman/partner sebagai pembaca pertama;
b) meminta teman untuk menilai isi tulisan;
c) melakukan pengeditan tulisan (self editing).
Satu pesan bijak disampaikan oleh Bapak Doan Widhiandono,”Membaca adalah Kawan Karib Menulis”. Konon, menulis itu semakin dipaksa, semakin lama terasa susah untuk berhenti. Pelatihan literasi bersama Jawa Pos dilanjutkan dengan sesi tanya jawab seputar teknik menulis yang baik. Kegiatan pelatihan menulis ditutup oleh Ibu Faradiba Arbi dengan disertai permintaan agar para pegawai KPPN Surabaya I memanfaatkan ketrampilan menulis untuk mendukung pelaksanaan tugas/pekerjaan. Hal ini berkaitan dengan kondisi di era digital yang menuntut adanya penyebarluasan informasi keuangan negara secara cepat dan akurat.
Kontributor naskah dan foto |
: |
Sri Juli Astuti |
|
|
|