KPPN Surabaya I implementasikan budaya egaliter (ngobrol santai dengan pimpinan) di Museum Pendidikan Surabaya Jalan Genteng Kali No. 10, Surabaya pada hari Jum’at tanggal 23 Mei 2025. Guna menguatkan hubungan atasan dan bawahan dalam pelaksanaan tugas kinerja antara Pejabat Administrator, Pejabat Pengawas, Pejabat Fungsional, dan seluruh pegawai maupun PPNPN. Dilakukan interaksi dan dialog untuk menerima masukan, ide, dan gagasan dari bawahan dan mendiskusikan tindak lanjutnya. Memberikan apresiasi terhadap pegawai berprestasi, baik prestasi formal maupun informal, dan memberikan teguran terhadap pegawai yang melakukan pelanggaran. Refleksi mengenai tugas pekerjaan yang dilaksanakan dan menyepakati peningkatannya.
Adapun manfaat dialog dan komunikasi dua arah antara lain: Mengukur tingkat efektifitas komunikasi. Menghindari kesalahpahaman. Memberikan kepuasan kepada pihak-pihak yang berdialog. Menyalurkan ide-ide komunikan. Informasi menjadi jelas dan akurat. Mengimplementasikan nilai demokrasi. Menciptakan kerukunan bersama. Menyelesaikan permasalahan yang ada.
Terkait pendidikan, Kepala Kantor memberikan arahan agar para generasi muda bisa membandingkan antara pendidikan jaman dahulu dengan pendidikan jaman sekarang. Perubahan metode, cara, sarana dan prasarana pendidikan perlu dianalisa terkait kelebihan dan kekurangannya. Kemudian untuk dicarikan solusi dan rekomendasinya agar pendidikan di masa mendatang lebih berkualitas sehingga menghasilkan generasi yang canggih baik dari aspek spiritual, emosional, maupun intelektual.
Dialog berjalan dengan baik dan lancar. Berbagai masukan dan tanggaan datang silih berganti. Masukan yang membangun, tanggapan yang mencerahkan, dan arahan yang berkualitas akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan diimpelementasikan dalam tugas kinerja sehari-hari.
Sambil menyelam minum air, setelah dialog selesai dilanjutkan dengan menjelajah Museum Pendidikan. Tempat wisata historis ini dulunya merupakan bekas sekolah Taman Siswa yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara, Pahlawan Pendidikan Indonesia. Museum Surabaya ini berdiri dan resmi pada tanggal 25 November 2019 oleh Walikota Surabaya saat itu, Tri Rismaharini. Tempat wisata sejarah ini berdiri dengan memiliki beberapa tujuan, antara lain: Melestarikan histori edukasi di Indonesia. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya edukasi. Menjadi sumber informasi dan edukasi bagi masyarakat. Menjadi tempat penelitian dan pengembangan edukasi.
Museum Pendidikan Surabaya menjadi sarana kegiatan edukasi, riset, dan rekreasi di Kota Surabaya. Pengunjung dapat menikmati dinamika pendidikan di Indonesia, dari masa ke masa. Museum Pendidikan Surabaya mempunyai koleksi sekitar 860 benda yang berhubungan dengan pendidikan di Indonesia. Bukti-bukti materil terkait pandidikan pada masa Pra-Aksara, Masa Klasik, Masa Kolonial, dan Masa Kemerdekaan tersimpan di museum ini. Benda-benda yang dikoleksi antara lain Historika, Filologika, Heraldika, Etnografika, Keramologika, dan Technologika.
Pengunjung yang masuk ke dalam museum akan mengikuti alur konsep penceritaan periodisasi masa dinamika pendidikan di Indonesia. Alur benda-benda koleksi dimulai dari masa Pra-Aksara, Masa Klasik, Masa Kolonial, dan Masa Kemerdekaan. Suasana masa lalu muncul melalui benda-benda yang dipajang, seperti alat tulis, alat hitung, ijazah, maupun surat-surat penting ejaan lama. Ada juga ruang khusus untuk menggambarkan suasana kelas pada zaman dahulu.
Kegiatan dialog dua arah dan kebersamaan semacam ini dimaksudkan untuk melakukan evaluasi kinerja, menyamakan persepsi antar pegawai, meningkatkan kerjasama serta kekompakan para pegawai dalam melaksanakan tugas kedepannya. Jadikan kegiatan ini sebagai ajang untuk dapat bekerja profesional, kreatif, dan inovatif sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik di masa yang akan datang.
(Warnoto Kepala Subbagian Umum KPPN Surabaya I)