Siang ini, Kamis 6 Februari 2020, Kanwil DPJb Provinsi Bengkulu melakukan Audiensi dengan Gubernur Provinsi Bengkulu. Bertempat di ruang kerja Gubernur Provinsi Bengkulu, turut hadir Kepala BPKAD Provinsi Bengkulu, Kepala BAPPEDA Provinsi Bengkulu, dan Kepala Inspektorat Provinsi Bengkulu. Perwakilan dari Kantor Wilayah DJPb Provinsi Bengkulu dihadiri oleh Kepala Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu, Kepala Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran I, Kepala Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II.
Nah, lalu audiensi tersebut membahas tentang apa? Penasaran, ngga? Jadi, audiensi tersebut membahas mengenai Kinerja APBN dan APBD kito tahun 2019. Jadi selama satu tahun anggaran uangkito telah dibelanjakan untuk berbagai belanja yang berdampak pada pembangunan di Provinsi Bengkulu. Dengan total realisasi anggaran Transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp.10,620 Triliun dengan pertumbuhan sebesar 9,48 % dibanding pada tahun 2018. Jumlah tersebut merupakan akumulasi dana Transfer ke Daerah dan Dana Desa yang terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Khusus Fisik dan Dana Alokasi Khusus Non Fisik, Dana Insentif Daerah, dan Dana Desa. Progress penyaluran DAK Fisik sebesar Rp. 1,227 Triliun naik meningkat 61,56% dari tahun 2018 sebesar Rp. 759,65 Miliar. Untuk Pagu Dana Desa tahun 2019 sebesar Rp. 1,079 Miliar meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Nah, penyaluran Kredit Usaha Rakyat dan Pembiayaan Ultra Mikro juga mengalami progress peningkatan lho. Lalu apa dampaknya? Dengan adanya KUR dan UMi mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan omset dan juga keuntungan pengusaha serta penyerapan tenaga kerja yang bertambah. Artinya sektor perekonomian menjadi berjalan dan berdampak pada penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan Hasil Survey KUR yang dilaksanakan oleh Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu pada tanggal 13-22 November 2019, 80% pengusaha mengalami peningkatan jumlah omset per bulan menjadi Rp. 5,06 juta, dengan keuntungan sebesar Rp. 1,70 juta per bulan dari jumlah 83% pengusaha yang mengalami kenaikan keuntungan serta peningkatan jumlah tenaga kerja sebesar 37 %.
