KETERANGAN PERS
Kitong Pu APBN s.d. 31 Maret 2025
Perekonomian Indonesia tumbuh kuat di tengah gejolak ekonomi global dan pasar keuangan. Ekonomi Indonesia tumbuh pada tahun 2024 sebesar 5,03% (ctc), terutama ditopang oleh permintaan domestik yang kuat dan dukungan APBN. Kondisi geopolitik, geoekonomi, dan perang dagang menjadi ancaman besar 2025. Suku bunga dan inflasi yang masih akan tinggi diperkirakan dapat menyebabkan pertumbuhan global terkoreksi. Indonesia harus tetap agile dan resilien dengan ditopang sektor riil: PMI (Purchasing Managers' Index) membaik, ekspor harus terus naik, inflasi rendah (-0,09% yoy pada Februari 2025) mendukung daya beli, investasi harus terus naik, dan penciptaan lapangan kerja. Sektor moneter: suku bunga mulai turun dan likuiditas mulai bertambah. Sektor Fiskal: tetap ekspansif dan prudent, belanja efisien dan berkualitas yang langsung berdampak pada masyarakat, dengan tetap menciptakan fundamental ekonomi yang kuat dalam mengawali tahun 2025. APBN sehat dengan efisiensi terkendali, menjadi fondasi untuk jalanya roda pemerintahan yang efektif.
Sejalan dengan kondisi perekonomian nasional yang masih tumbuh kuat, Regional Papua Barat melanjutkan tren positif pertumbuhan ekonomi tahunan (ctc). Tahun 2024, perekonomian Provinsi Papua Barat melaju tinggi pada 20,80% (ctc) dan Provinsi Papua Barat Daya stabil pada 3,60% (ctc). Perekonomian Papua Barat berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) tahun 2024 mencapai Rp76.177,48 miliar dan atas dasar harga konstan (ADHK) tahun 2010 mencapai Rp49.486,23 miliar. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Industri Pengolahan sebesar 32,90%. Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 16,10%. Perekonomian Papua Barat Daya berdasarkan besaran PDRB ADHB tahun 2024 mencapai Rp37.040,34 miliar dan ADHK tahun 2010 mencapai Rp24.873,72 miliar. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 7,82%. Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non-Profit yang melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 13,08%. Inflasi terkendali terjadi pada Maret 2025 di Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya masing-masing sebesar -0,23% (yoy), 2,30% (mtm), -1,45% (ytd) dan 0,24% (yoy), 1,11% (mtm), -1,21% (ytd), seiring dengan peningkatan daya beli menjelang hari besar keagamaan.
Dengan tingkat efisiensi belanja yang terukur dan terkendali, APBN Regional Papua Barat s.d. 31 Maret 2025 tetap kuat sebagai shock absorber dan agent of development untuk melindungi rakyat dan menjaga stabilitas ekonomi regional. Kebijakan efisiensi belanja dalam pelaksanaan APBN tahun anggaran 2025 mengharuskan anggaran digunakan secara efisien dan berfokus pada belanja prioritas. Sampai dengan 31 Maret 2025, Pendapatan Negara di Regional Papua Barat mencapai Rp.377,7 miliar atau 12,2% dari target, dengan komponen Penerimaan Perpajakan sebesar Rp.237,1 miliar atau 9,2% dari target dan PNBP sebesar Rp.118,6 miliar atau 38,4% dari target. Pada periode ini, Belanja Negara telah terealisasi sebesar Rp.3,6 triliun atau 14,1% dari alokasi anggaran. Belanja Negara terdiri dari komponen Belanja Pemerintah Pusat yang telah terealisasi sebesar Rp.1,1 triliun atau 15,4% dari pagu, dan Transfer ke Daerah sebesar Rp.2,6 triliun atau 13,6% dari pagu.
Alokasi Transfer Ke Daerah (TKD) kepada seluruh Pemerintah Daerah di Regional Papua Barat pada tahun 2025 sebesar Rp.18,9 triliun. Sampai dengan 31 Maret 2025, telah terealisasi Rp.2,6 triliun atau 13,6% dari alokasi. Alokasi TKD di Regional Papua Barat tahun 2025 terdiri dari beberapa komponen TKD yaitu Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Transfer Khusus (DAK). DBH telah terealisasi sebesar RP.348,1 miliar atau 7,5% dari pagu, DAU terealisasi sebesar Rp.1,9 triliun atau 26,9%, dan DAK NonFisik terealisasi Rp.236,6 miliar atau 19,4% dari pagu. Pemerintah Daerah di Regional Papua Barat perlu mengoptimalkan pemenuhan syarat salur terhadap komponen DAK Fisik dan Dana Desa yang hingga bulan Maret 2024 telah terealisasikan sebesar 45,7 miliar atau 3,3% dari pagu. Secara umum, dukungan TKD terhadap Pendapatan Daerah pada APBD Regional Papua Barat mencapai 96%. Dominannya alokasi belanja Transfer ke Daerah mencerminkan upaya pemerintah pusat dalam mendorong perekonomian dan kesejahteraan dengan mengoptimalkan peran pemerintah daerah di Regional Papua Barat.
Sebagai Kesimpulan, hingga 31 Maret 2025 kinerja APBN, baik Nasional dan di Regional Papua Barat tetap on-track dan kuat dengan efisiansi anggaran yang terukur, sebagai shock absorber dan agent of development untuk melindungi rakyat dan menjaga stabilitas ekonomi. Realisasi penerimaan dan belanja terkendali pada awal tahun 2025. Sementara itu, proyeksi perekonomian global masih melemah dipengaruhi faktor geopolitik, iklim, dampak kebijakan politik global, dan harga komoditas. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi domestik di tahun 2024 tetap terjaga kuat, a.l. didukung konsumsi masyarakat yang terjaga dan inflasi yang terkendali. Pemerintah terus mengoptimalkan peran APBN dalam menjaga perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, serta mendukung program prioritas. Kinerja APBN sampai dengan 31 Maret 2025 tetap kokoh mengawali jalannya APBN 2025, baik secara nasional pada umumnya, maupun di Regional Papua Barat pada khususnya.
Informasi lebih lanjut dapat menghubungi:
Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Papua Barat
Gedung Keuangan Negara (GKN) Manokwari
Komplek Perkantoran Pemerintahan Provinsi Papua Barat
Jl. Brigjen Marinir (Purn) Abraham O. Atururi, Kelurahan Anday, Kabupaten Manokwari
Telepon (0986) 214122 - Faksimili (0986) 214124, e-mail: Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.