Jakarta, djpb.kemenkeu.go.id, - Direktorat Jenderal Perbendaharaan melalui Badan Layanan Umum Pusat Investasi Pemerintah (BLU PIP) menjalin kerja sama dengan International Labour Organization (ILO), organisasi buruh internasional di bawah naungan PBB, untuk melakukan pembinaan terhadap Koperasi Penyalur Pembiayaan Ultra Mikro (UMi). Pembinaan tersebut dilakukan melalui Pelatihan Making Microfinance Work (MMW) dan Start and Improve Your Business (SIYB) bertempat di Hotel Salak Heritage, Bogor (12-22/11). Sasaran kegiatan ini adalah peserta selevel Manajer dan Pendamping (Account Officer) Koperasi Linkage mitra PIP yang tersebar di wilayah Medan, Lampung, dan Tangerang.
Kegiatan yang merupakan amanah dari PMK Nomor 95/PMK.05/2018 tentang Pembiayaan Ultra Mikro tersebut dikemas dalam bentuk Training of Trainers (ToT) untuk melahirkan certified trainer yang merupakan salah satu persyaratan dalam menyalurkan UMi. Adapun program MMW dan SIYB merupakan program Promise Impact yang telah menunjukkan manfaat positif di beberapa negara Asia melalui penurunan keterlambatan pembayaran.
Dalam sambutannya, Direktur Kerja Sama Pendanaan dan Pembiayaan PIP Nurhidayat menyampaikan harapannya agar Koperasi dapat melaksanakan kewajiban melayani masyarakat secara efektif dan efisien dengan tetap menekankan prinsip persaingan yang sehat, transparan, dan adil. “Perlu kita sadari bahwa pengelolaan lembaga keuangan ultra mikro memiliki peluang dan tantangan. Inovasi seperti cashless merupakan salah satu fitur kemudahan yang dapat kita manfaatkan,” jelasnya.
Perwakilan dari pihak ILO turut memberikan dukungannya terhadap kegiatan yang merupakan batch I dari keseluruhan kegiatan yang direncanakan ini.
"Program inklusi keuangan melalui peningkatan akses perbankan merupakan komitmen yang baik dari Pemerintah Indonesia,” tutur Deputy Head of Swiss State Seceretariat for Economic Affairs ILO Philipp Org.
Adapun Chief Technical Advisor ILO Owais Parray menekankan perlunya pelatihan untuk memperkuat UMKM secara teknis.“Hanya 25% masyarakat Indonesia yang memiliki akses keuangan, sedangkan hampir 90% usaha digerakkan oleh UMKM. Dengan pertumbuhan yang kecil, selain bantuan kredit, maka bantuan teknis juga sangat dibutuhkan,” sebutnya.
Salah satu peserta, AO dari KSPPS BTM BIMU Bandar Lampung Eka, menyampaikan apresiasinya terhadap program pembiayaan UMi yang sangat diminiati masyarakat.
“Harapannya, pelatihan ini dapat berkelanjutan selain dari sisi bisnis tetapi juga bisa membantu mengangkat perekonomian masyarakat,” ujarnya. [FS/Foto: Adhit-Pusat Investasi Pemerintah]
Sumber :