Pada hari Jumat, tanggal 17 Desember 2021 KPPN Putussibau kembali menggelar Gugus Kendali Mutu (GKM) “Peran Instansi Vertikal DJPb sebagai Regional Chief Economist (RCE)”. GKM ini merupakan seri kedua dari empat seri yang direncanakan, dimana pekan sebelumnya telah dibahas bagaimana mempertajam peran RCE untuk memastikan APBN dan APBD benar-benar bermanfaat untuk rakyat.
Tema yang diangkat pada seri kedua GKM tentang RCE ini adalah “Regional Chief Economist, Tak Boleh Sekadar Eksis” yang dipaparkan oleh Tim Subbagian Umum dan digelar secara offline di Aula KPPN Putussibau.
Bapak Sri Noro Panjang membuka pemaparan dengan memberikan gambaran secara umum mengapa sebuah organisasi harus hidup secara dinamis untuk mengikuti perubahan zaman. “Tidak ada yang tidak berubah kecuali perubahan (Heracletos ,540 – 480 SM)”. Bapak Noro menjelaskan bahwa sebuah organisasi yang enggan melakukan perubahan atau transformasi akan tergilas oleh zaman. Seperti organisasi lain, DJPb tidaklah berbeda, DJPb beserta instansi vertikalnya terus melakukan transformasi birokrasi untuk meningkatkan penggunaan teknologi, data, dan otomatisasi. Jika tidak, maka perlahan organisasi DJPb bisa jadi akan kehilangan peran pentingnya di masa depan. Oleh karena itu, DJPb, dalam hal ini unit kerja vertikal DJPb, mengambil peran penting sebagai Regional Chief Economist.
Selanjutnya, Muhammad Ilham Sidqi menjelaskan bahwa keberadaan kantor vertikal Ditjen Perbendaharaan menjadi representasi dari Kementerian Keuangan di daerah. Beragam data yang dimiliki Ditjen Perbendaharaan tidak hanya berada pada level kantor pusat saja. Namun, karena Ditjen Perbendaharaan memiliki unit kerja vertikal yang berada di daerah, data yang dimiliki Ditjen Perbendaharaan juga meliputi penerimaan, belanja, pembiayaan dan kebutuhan kas lingkup regional.
Saat ini, Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan pada masing-masing regional telah membuat Kajian Fiskal Regional (KFR) yang menyajikan olahan data dari perekonomian dan fiskal pada daerahnya masing-masing. Namun, secara umum, KFR yang telah dibuat masih memiliki ruang untuk ditingkatkan kualitasnya. Supaya, dikemudian hari, KFR yang dibuat bisa memberikan feedback bagi stakeholder yang membutuhkan. Selain pembuatan KFR, Kanwil DJPb juga mengambil tantangan baru dengan mengambil peran sebagai Regional Chief Economist (RCE). Sebagai RCE yang tidak sekadar eksis, Kanwil DJPb harus menjalankan fungsi asistensi kepada pemerintah daerah. Sehingga keberadaan Kementerian Keuangan di daerah lebih terasa manfaatnya. Kanwil DJPb juga harus menelisik lebih dalam lagi mengenai korelasi antara Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang berpredikat WTP dengan pertumbuhan ekonomi, penurunan angka kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan pada daerah tersebut.
Sesi berikutnya, Muhammad Refangga memaparkan dua dari empat fokus RCE yaitu mengenai ALCo (Assets and Liabilities Committee) dan CPIN. Kedua fokus tersebut menggambarkan peran RCE dalam mengawasi dan memonitor aset yang dimiliki oleh pemerintah daerah, dengan belanja yang akan dikeluarkannya, kemudian menghitung proyeksi pembiayaan berdasarkan selisih rencana pendapatan dan belanja.
Kemudian Muhammad Shalahuddin melanjutkan pemaparan mengenai lanjutan dari materi empat fokus RCE yaitu mengenai Forum Koordinasi Pengelolaan Keuangan Negara (FKPKN) dan Penajaman KFR. FKPKN merupakan forum atau wadah koordinasi, komunikasi, sharing data, dan supervise terkait lingkup pengelolaan keuangan negara dan regulasinya. Forum ini akan menjadi jembatan dan mendorong kesamaan arah dalam membangun kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan keuangan pemerintah yang baik. Udin juga menjelaskan bahwa dengan adanya empat fokus RCE ini diharapkan nantinya kerja sama antara pemerintah daerah dengan kementerian keuangan akan menghasilkan buah manis berupa kebijakan-kebijakan yang tepat sasaran dan tepat fungsi.
Kemudian dilanjutkan arahan dari Kepala Kantor, Bapak Chandra Wibowo. Beliau menjelaskan kembali 4 fokus RCE secara runtut dan terperinci. Acara GKM dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dengan peserta rapat sebelum kemudian ditutup.
#RegionalChiefEconomist #KPPNPutussibau #GugusKendaliMutu #DJPbHAnDAL #KawalAPBN
p>