Senin, 30 Oktober 2023 bertempat di aula Rinjani Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Nusa Tenggara, Perwakilan Kemenkeu Satu Nusa Tenggara Barat kembali melakukan konferensi pers ALCo yang membahas terkait kondisi perekonomian, kinerja APBN dan APBD regional Nusa Tenggara Barat. Konferensi Pers ALCo kali ini membahas terkait kondisi sampai dengan 30 September 2023. Kegiatan ini dihadiri oleh narasumber antara lain Ibu Syamsinar (Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Nusa Tenggara sebagai Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan NTB), Bapak Agustyan Umardani (Plt. Kepala KPPBC Mataram), Bapak Kurniawan Catur Andrianto (Kepala KPKNL Mataram), Bapak Wahyudin (Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi NTB), Bapak Achmad Fauzi (Deputi Kepala Bank Indonesia Perwakilan NTB), dan Bapak Ardian Septy Anggoro (Perwakilan Otoritas Jasa Keuangan).
Ibu Syamsinar dalam kesempatannya menyampaikan bahwa realisasi pendapatan negara s.d. 30 September 2023 mencapai Rp4.389,58 miliar (98,07% dari target). Kinerja ini tumbuh 11,28% dibandingkan tahun lalu. Realisasi belanja negara sudah mencapai Rp18.290,67 miliar (70,29% dari pagu). Realisasi penerimaan pajak sebesar Rp2.564,84 miliar melampaui proyeksi dengan selisih Rp39,45 miliar. Kinerja Pabean dan Cukai mencapai Rp1.169,80 miliar, melampaui target Rp356,18 miliar. Realisasi PNBP mencapai Rp12,42 miliar rupiah (88,91% dari pagu). Realisasi belanja mencapai Rp5.627,65 miliar, melampaui proyeksi dengan deviasi Rp639,36 miliar. Penyaluran kredit program sudah mencapai Rp3.394,55 miliar untuk 105,695 nasabah yang tersebar di 10 kabupaten/kota dengan kelompok penerima pendanaan untuk usaha dengan skala Kecil, Mikro Supermi, dan Umi.
Pada kesempatannya, Bapak Wahyudin menyampaikan bahwa Pertumbuhan PDRB y-on-y tertinggi menurut lapangan usaha pada sektor konstruksi (14,93), AKomodasi & Makan Minum (14,37), dan Listrik & Gas (9,91). Sedangkan kontraksi PDRB y-on-y tertinggi berada pada lapangan usaha Pertambangan (-24,45), Pertanian (-4,26), dan Pengadaan air (-0,44). Penyusun struktur PDRB tertinggi pertama dan kedua, yaitu Pertanian (23,62%) dan Pertambangan (15,01%) mengalami kontraksi yang cukup signifikan, yaitu masing-masing (-4,26) dan (-24,45). Dibandingkan negara-negara G20, Indonesia termasuk negara dengan tingkat inflasi pangan yang cukup aman yaitu 2,51%, dibandingkan Argentina yang sedang mengalami inflasi sampai 133% (y-on-y). Nilai Tukar Petani pada September 2023 yaitu 118,08.Sedangkan Achmad Fauzi, menyampaikan bahwa kinerja perbankan NTB pada tw-III 2023 meningkat dari triwulan sebelumnya, tercermin dari penyaluran kredit yang tumbuh 8,33% (yoy), lebih tinggi dibandingkan tw-II 2023 sebesar 0,49% (yoy). Berdasarkan jenis penggunaan, lebih tingginya pertumbuhan penyaluran kredit tersebut terutama ditopang oleh penyaluran seluruh jenis kredit yang tumbuh terakselerasi, termasuk kredit investasi yang telah kembali tumbuh positif setelah sebelumnya sempat mengalami kontraksi pada tw-II 2023.