Makassar

ANALISA STRATEGI ORGANISASI KPPN MAKASSAR II TA. 2023

KPPN Makassar II merupakan salah satu unit vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan yang bertugas melaksanakan kewenangan perbendaharaan dan Bendahara Umum Negara (BUN), penyaluran pembiayaan atas beban anggaran, serta penatausahaan penerimaan dan pengeluaran anggaran melalui dan dari kas negara berdasarkan peraturan perundang-undangan. 
Untuk menjalankan tugas tersebut, diperlukan perumusan strategi organisasi KPPN Makassar II. Langkah awal dalam perumusan strategi (Strategy Formulation) adalah penetapan visi. Visi merupakan gambaran tentang masa depan (future) yang realistis dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu. Pernyataan visi perlu diekspresikan dengan baik agar mampu menjadi tema yang mempersatukan semua unit dalam organisasi, menjadi media komunikasi dan motivasi semua pihak, serta sebagai sumber kreativitas dan inovasi organisasi. Visi KPPN Makassar II yaitu “Menjadi Pengelola Perbendaharaan Negara di Daerah yang Profesional, Modern, Transparan, dan Akuntabel”.
Dalam rangka pencapaian Visi KPPN Makassar II, telah ditetapkan Misi KPPN Makassar II, yaitu:
  1. Menjamin kelancaran pencairan dana APBN secara tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat jumlah.
  2. Mengelola  penerimaan negara secara profesional dan akuntabel.
  3. Mewujudkan pelaporan pertanggunjawaban APBN yang akurat dan tepat waktu.
Alur Penyusunan
Dalam rangka pencapaian Visi dan Misi yang diterjemahkan lebih detil dalam destination statement (road map), KPPN Makassar II berusaha memformulasikan strategi organisasi. Strategi organisasi tersebut disusun berdasarkan analisa lingkungan eksternal dan internal.
Analisis STEP
Melalui analisis STEP, KPPN Makassar II mampu mengidentifikasi isu eksternal yang mempengaruhi kinerja organisasi atau bahkan keberlangsungan organisasi. Isu-isu tersebut dapat berasal dari faktor politik/ hukum, teknologi, lingkungan atau ekonomi, dan sosial budaya. Secara rinci isu-isu tersebut dijelaskan sebagai berikut. 
  • Sociocultural
Faktor sosial berkaitan erat dengan pengguna layanan (stakeholders). Pengguna layanan utama KPPN Makassar II meliputi satuan kerja, pemerintah daerah, dan perbankan. Para pengguna layanan tersebut memiliki latar belakang dan kompetensi yang berbeda-beda. Selain itu, seiring dengan perkembangan teknologi, kultur masyarakat dan peradaban secara umum, hingga perkembangan proses bisnis di KPPN Makassar II sendiri, tingkat ekspektasi pengguna layanan akan kualitas layanan KPPN Makassar II akan terus meningkat. Untuk itu, KPPN Makassar II dituntut untuk mampu terus-menerus meningkatkan kualitas layanan dan membangun relasi yang produktif dengan seluruh pengguna layanannya.
 
  • Technological
Faktor teknologi sangat membantu dalam menghadapi tantangan bisnis dan mendukung efisiensi proses bisnis. Pengaruh faktor teknologi terhadap KPPN Makassar II yaitu:
  1. Adanya tuntutan untuk kemudahan informasi dan teknologi dalam pelayanan kepada mitra kerja. Hal ini berdampak meningkatkan kepercayaan atas layanan yang cepat, tepat dan andal dengan dukungan Teknologi Informasi. Aplikasi dan media sosial dikembangkan dan digunakan untuk melayani mitra kerja sehingga memudahkan dalam proses pelayanan sekaligus berkoordinasi dan diskusi penyelesaian masalah.
  2. Sistem layanan berbasis teknologi informasi dengan database terpusat yang rentan terhadap gangguan jaringan maupun proses perbaikan (maintanance) yang dapat mengganggu kualitas pelayanan. Diperlukan terobosan baru baik terkait security sistem maupun pengaturan timing untuk maintainance agar tidak mengganggu pelayanan. 
  3. Adanya ancaman serangan/gangguan dari eksternal (malware, dsb) terhadap integrasi layanan berbasis sistem informasi.
  • Environmental/ Economic
Pengaruh faktor ekonomi terhadap KPPN Makassar II yaitu meningkatnya kebutuhan pembiayaan untuk modernisasi layanan KPPN yang menjadi beban keuangan negara.  Disamping itu, bertambahnya inovasi atas layanan, memerlukan penunjang dalam bentuk pembiayaan yang lebih besar. Hal penting yg perlu dipertimbangkan adalah faktor cost benefit sehingga anggaran yg dikeluarkan benar-benar menambah nilai manfaat dan efektif mencapai tujuan. Faktor environmental merupakan faktor lingkungan yang digunakan untuk melakukan perencanaan strategis. Pengaruh faktor environmental terhadap KPPN Makassar II yaitu:
  1. Aspek geografis terkait posisi KPPN Makassar II yang berada di lingkungan Gedung Keuangan Negara sebenarnya sangat mendukung dalam usaha pembangunan/pemeliharaan bangunan yang berkulaitas guna meningkatkan pelayanan terhadap stakeholder. Tetapi status kepemilikan bangunan yang dikuasai oleh KPTIK BMN selaku pengelola GKN, mempersulit KPPN Makassar II dalam mengelola bangunan.  Hal ini dikarenakan alokasi biaya pembangunan dan pemeliharaan gedung dibebankan kepada KPTIK BMN Makassar, sehingga perlu adanya izin atau permohonan pembangunan/perbaikan apabila terjadi kerusakan sarana gedung.  
  2. Penerapan Konsep FRESH OFFICE Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Penerapan FRESH OFFICE sebagai bentuk awal penahapan Implementasi Activity Based Workplace (ABW) pada Kantor Vertikal DJPb dengan tujuan untuk mengimplementasi konsep baru pelaksanaan pekerjaan sesuai New Ways of Working (NWOW). Dengan konsep ini menciptakan dedung dn ruang kerja yang Flexible, Responsive, Smart dan Healthy, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan pegawai dalam bekerja dan khususnya kenyamanan bagi pengguna layanan.  Penerapan FRESH OFFICE pada KPPN Makassarr II diharapkan dapat menigkatkan produktivitas pegawai. Pada akhir tahun 2021, KPPN Jakarta II sudah menyelesaikan pembangunan dan renovasi Ruang Middle Office yang telah menerapkan konsep Fresh Office dan dilanjutkan pada tahun 2022 untuk ruang-ruang penunjang kegiatan dan pelayanan terhadap stakeholder. Pada akhir tahun 2022 telah dibangun ruang layanan yang baru dengan konsep lounge yang modern sehingga satker yang ingin berkonsultasi ke CSO dapat lebih merasa nyaman. Selain itu telah disediakan pula ruang mini TLC, aula, perpustakaan, ruang bermain anak, ruang laktasi, dan tempat berolahraga/gym. Beberapa ruangan tersebut juga sebagai bagian dari implementasi Pengarus Utamaan Gender (PUG), selain itu telah disediakan pula parkiran dan toilet untuk penyandang disabilitas. 

  • Public Policy/Legal
Faktor public policy/legal meliputi aturan hukum yang berlaku, kebijakan, dan aturan formal atau informal. Pengaruh faktor political/legal terhadap KPPN Makassar II yaitu adanya ketentuan mengenai standar layanan KPPN, ketentuan mengenai Standar Operasi Prosedur (SOP) KPPN, ketentuan penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015, ISO SMAP 37001:2016 penerapan WBK/WBBM, dan ketentuan-ketentuan teknis lainnya terkait tupoksi KPPN.
Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan suatu teknik untuk mengevaluasi kinerja, persaingan yang dihadapi, risiko serta peluang dari suatu organisasi maupun bagian dari organisasi tersebut, seperti bagian atau devisi. Menggunakan data internal dan eksternal, analisis SWOT dapat menjadi acuan bagaimana suatu organisasi memformulasikan strateginya agar lebih sukses dan menghindari kegagalan. Analisis SWOT dapat dijabarkan sebagai berikut.
  • Strengths 
Strengths menggambarkan faktor apa saja yang menjadi keunggulan dari organisasi dan menyebabkan organisasi tersebut mempunyai keunggulan dari organisasi lain. Faktor tersebut berasal dari internal dan menjadi kendali organisasi. Identifikasi strengths KPPN Makassar II:
  1. Kelengkapan peraturan yang mendukung pelaksanaan tugas KPPN Makassar II. Dengan demikian terdapat dasar hukum yang jelas dan lengkap dalam pelaksanaan tugas KPPN melayani mitra kerja.
  2. Komitmen pimpinan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi KPPN Makassar II. Meningkatkan sinergi dalam pelayanan kepada mitra kerja.
  3. SDM yang berkualitas yang tersebar di seluruh seksi/subbag.
  4. Adanya standardisasi sarana dan prasarana KPPN Makassar II yang modern. Sarana dan prasarana yang modern pada gilirannya akan dapat meningkatkan mutu layanan.
  5. Reputasi KPPN Makassar II sangat baik sehingga sering dipercaya untuk diikutkan dalam berbagai survei maupun pilot project di lingkungan Ditjen Perbendaharaan.
  6. Nilai-nilai dan budaya organisasi senantiasa diinternalisasi.
  7. Pelayanan di atas standard kualitas minimum.
  • Weaknesses
Weaknesses/ kelemahan merupakan faktor internal yang bersifat negatif dan berpotensi mengganggu kinerja dan pencapaian organisasi.
  1. SDM KPPN Makassar II belum memenuhi syarat kuantitatif atas beban kerja yang ada.
  2. Kurang meratanya sebaran kompetensi pegawai yang kompetitif di semua seksi. 
  3. Tacit knowledge belum tersimpan dengan baik dalam sebuah Knowledge Management System.
  4. Koordinasi internal belum maksimal.
  • Opportunities
Opportunities/ peluang adalah faktor lingkungan eksternal yang kemungkinan menunjang kinerja dan capaian organisasi. Berdasarkan analisa STEP, terdapat faktor eksternal yang dapat menunjang kinerja organisasi, yaitu: 
  1. Memanfaatkan program tawaran pendidikan dan pelatihan baik dalam negeri maupun luar negeri untuk SDM KPPN.
  2. Memanfaatkan perkembangan teknologi informasi untuk inovasi atas layanan kepada mitra kerja.
  3. Meningkatkan kepercayaan atas layanan yang tepat dan andal dengan dukungan Teknologi Informasi.
  4. Dengan implementasi go green, KPPN Jakarta II dapat menjadi pelopor upaya penghematan anggaran dan pelestarian lingkungan di pemerintahan yang dapat ditularkan kepada para Satker/Stakeholders di wilayah kerja KPPN Jakarta II.  
  • Threats
Threats/ Ancaman adalah faktor lingkungan eksternal yang kemungkinan menunjang kinerja dan capaian organisasi. Berdasarkan analisa STEP, terdapat faktor eksternal yang dapat mengganggu kinerja organisasi, yaitu: 
  1. Ekspektasi pengguna layanan yang semakin tinggi.
  2. Sistem layanan berbasis teknologi informasi dengan database terpusat yang rentan terhadap gangguan jaringan maupun proses perbaikan (maintanance) yang dapat mengganggu kualitas pelayanan.
  3. Meningkatnya kebutuhan pembiayaan untuk modernisasi layanan KPPN yang menjadi beban keuangan negara.
  4. Penurunan kinerja terkait dengan indeks kualitas pelaksanaan anggaran K/L karena  rendahnya Komitmen dan kedisiplinan satker K/L dalam pengelolaan keuangan.
Matriks Evaluasi Faktor
Matriks Evaluasi Faktor terdiri atas dua hal yaitu:
  1. Matriks Evaluasi Faktor Internal yaitu alat yang digunakan untuk mengevaluasi lingkungan internal perusahaan dan untuk mengungkapkan kekuatan serta kelemahannya.
  2. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal adalah alat yang digunakan untuk menguji lingkungan eksternal perusahaan dan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang ada.
Matriks Evaluasi Faktor Internal



Matriks Evaluasi Faktor Eksternal


Pengambilan Keputusan

Berdasarkan hasil perhitungan Matriks Evaluasi Faktor Internal, kekuatan yang dimiliki organisasi lebih besar dibandingkan kelemahannya. Sementara dari hasil perhitungan Matriks Evaluasi Faktor Eksternal, peluang yang dimiliki organisasi lebih besar daripada ancamannya. Apabila nilai Evaluasi Faktor Internal dan Evaluasi Faktor Eksternal digambarkan pada diagram kartesius SWOT, didapatkan hasil bahwa koefisien internal dan eksternal berada pada kuadran I sebagaimana terlihat pada gambar di bawah ini. 



Hal ini menunjukkan bahwa strategi yang dapat diambil untuk pengembangan strategi organisasi pada KPPN Jakarta II adalah strategi agresif atau ekspansif (Strategi S-O). Strategi agresif/ ekspansif dapat ditempuh dengan menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal. Beberapa alternatif strategi ekspansif yang dapat diimplementasikan, antara lain:

  1. Memanfaatkan komitmen pimpinan untuk menempuh pendidikan dan pelatihan baik dalam negeri maupun luar negeri demi peningkatan kompetensi dan karir pegawai.
  2. Memanfaatkan komitmen pimpinan untuk layanan yang tepat dan andal dengan teknologi informasi.
  3. Optimalisasi kelengkapan peraturan yang mendukung pelaksanaan tugas untuk menempuh pendidikan dan pelatihan baik dalam negeri maupun luar negeri demi peningkatan kompetensi dan karir pegawai.
  4. Optimalisasi kelengkapan peraturan yang mendukung pelaksanaan tugas sebagai pedoman dalam memberikan layanan yang tepat dan andal dengan teknologi informasi.
Analisis TOWS
Analisis TOWS adalah metode dalam perumusan strategi organisasi yang secara komprehensif dan sistematis menganalisis faktor eksternal dan internal untuk mengevaluasi posisi competitiveness saat ini dan peluang di masa depan. Analisis TOWS sangat berkaitan erat dengan SWOT, dengan pilihan kombinasi strengths, weaknesses, opportunities, dan threats organisasi.



Kesimpulan Strategi Organisasi
KPPN Makassar II memiliki kekuatan internal dan potensi eksternal yang dapat mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi. KPPN Makassar II memilih strategi agresif atau ekspansif (Strategi S-O): maxi-maxi yaitu menggunakan kekuatan yang ada pada internal KPPN Makassar II untuk menangkap peluang.

Hak Cipta Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan RI
KPPN Makassar II
Jl Urip Sumohardjo KM 4 Makassar

Tel: 0411-457932 Fax: 0411-456958

 

IKUTI KAMI

 

 

PENGADUAN

 

Search