Meulaboh – Dalam rangka menjalankan peran sebagai Treasurer, Regional Economist, dan Financial Advisor (TREFA) di daerah, KPPN Meulaboh menginisiasi Focus Group Discussion (FGD) terkait Data Analytics dalam Perekonomian Regional Kabupaten Simeulue pada tanggal 17 Maret 2025 secara daring melalui Ms. Team, yang membahas potensi desa di wilayah Simeulue. Acara ini dihadiri oleh Pejabat dan Pegawai KPPN Meulaboh, perwakilan dari KPPBC Meulaboh, dan KPP Pratama, dengan narasumber utama Bapak Roni Rahmadi dari BPS Kabupaten Simeulue. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya peningkatan efektivitas pengelolaan keuangan negara serta pemanfaatan data dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat peran KPPN Meulaboh sebagai TREFA, menganalisis data perekonomian guna mendorong pembangunan daerah, serta meningkatkan sinergi antarinstansi dalam memajukan Kabupaten Simeulue. Dalam pemaparannya, BPS Simeulue menyampaikan hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2024 yang menggambarkan kondisi dan potensi desa untuk perencanaan pembangunan. Dari 138 desa di Simeulue, terdapat satu desa sangat tertinggal, lima desa tertinggal, 115 desa berkembang, 17 desa maju, dan belum ada desa yang mencapai kategori mandiri. Selain itu, Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Simeulue mengalami perbaikan dari 45,7 pada tahun 2021 menjadi 42,47 pada tahun 2024. Namun, aksesibilitas transportasi masih menjadi tantangan utama yang menghambat pertumbuhan ekonomi.
Diskusi yang berlangsung menghasilkan beberapa poin penting. Kepala KPPN Meulaboh, Linggo Supranggono, menyoroti kondisi Desa Pulau Siumat yang masih sangat tertinggal meskipun telah menerima Dana Desa. Selain itu, sektor pariwisata Simeulue dinilai sulit berkembang karena kurangnya fasilitas akomodasi seperti hotel. Perbedaan konsep dalam pendataan produk unggulan antara KPPBC dan BPS juga menjadi perhatian, terutama terkait industri perdagangan ekspor. Sementara itu, keterbatasan aksesibilitas transportasi masih menjadi tantangan utama bagi Simeulue dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan distribusi barang. Kepala KPPN juga menekankan bahwa peningkatan kualitas infrastruktur, khususnya dalam sektor transportasi dan konektivitas antarwilayah, harus menjadi prioritas agar ekonomi lokal dapat berkembang lebih pesat.
FGD ini memberikan tambahan informasi dan rekomendasi mengenai kondisi desa di wilayah Kabupaten Simeulue.dan menghasilkan berbagai rekomendasi strategis untuk pembangunan Simeulue. Data Indeks Desa dan IKG dapat menjadi dasar dalam merumuskan kebijakan daerah yang lebih tepat sasaran, terutama dalam meningkatkan efektivitas penyaluran dana dan pembangunan infrastruktur. Kolaborasi lintas instansi, termasuk KPPN, BPS, dan KPPBC, diharapkan dapat mempercepat pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan di Kabupaten Simeulue. Selain itu, evaluasi terhadap efektivitas Dana Desa dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat juga menjadi perhatian utama agar program-program pembangunan dapat berjalan lebih optimal.
KPPN Meulaboh menegaskan komitmennya dalam mewujudkan keberlanjutan Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi (ZI WBK) menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM). Dengan prinsip transparansi dan profesionalisme, KPPN Meulaboh memastikan layanan yang diberikan tetap tanpa imbalan serta menolak segala bentuk suap dan gratifikasi.
#TREFA #InTress #BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif)