Jl. H. Abdul Latief No. 4, Kab. Sinjai  Telp (0482)22246

Anekdot: "Loh mana rumah sakitnya?"

 

SINJAI - Dalam rangka kampanye Pembangunan ZI dan diseminasi Antikorupsi, KPPN Sinjai menginisiasi adanya pembuatan cerita anekdot yang akan diunggah secara berkala. Untuk edisi pertama, cerita anekdot yang kami unggah adalah cerita bertajuk "Loh mana rumah sakitnya?".

 

"Loh mana rumah sakitnya?"

 

Pada suatu pagi yang cerah dalam sebuah minibus, terdapat 3 orang yang sedang menikmati tour. Penumpang pada mobil tersebut adalah warga dari Denmark, Singapura, dan Indonesia. Di tengah perjalanan, mereka pun saling berbincang dan membanggakan kualitas negaranya masing-masing.

"Negaraku sangatlah maju dan tidak korup" ujar warga Denmark.

"Ah, mana mungkin?" balas warga Singapura dan Indonesia.

Warga Denmark tertawa dan berkata, "Sebentar lagi kita akan melewati rumah sakit Denmark".

Tak lama, minibus melintasi rumah sakit Denmark dan warga Denmark berkata, "Lihat dan hitunglah, rumah sakit ini memiliki 10 lantai,".

Warga Singapura dan Indonesia pun mulai menghitung jumlah lantai pada rumah sakit tersebut dan benar saja, rumah sakit itu memiliki 10 lantai. Warga Singapura pun membalas, "Rumah sakit negaraku juga tidak kalah dibanding punyamu,"

Lalu, minibus melewati rumah sakit Singapura dan warga Singapura pun berkata, "Lihat dan hitunglah, rumah sakit ini memiliki 15 lantai. Jauh lebih megah dari punyamu Denmark".

Warga Denmark dan Indonesia pun mulai menghitung jumlah lantai pada rumah sakit tersebut dan benar saja, rumah sakit itu memiliki 15 lantai. Warga Indonesia pun membalas, "Rumah sakit negaraku jauh lebih megah, mewah, dan besar dibanding milik kalian berdua,".

Lalu, minibus berbelok pada tikungan berikutnya, "Lihat di sebelah kiri kalian! Rumah sakit itu memiliki 30 lantai dan memiliki peralatan medis yang sangat lengkap'" seru warga Indonesia dengan bangga.

Warga Denmark dan Singapura menoleh dan mengerutkan keningnya, "Di mana rumah sakitnya?" tanya warga Denmark. "Iya, di sebelah mana rumah sakitnya?" sahut warga Singapura.

Warga Indonesia pun tertawa dan berkata, "Itulah hebatnya Indonesia. Dapat membangun rumah sakit yang tidak terlihat. Rencana pembangunannya sangat tersohor ke penjuru negeri dari 3 tahun yang lalu dan sampai kini tidak ada batu bata yang melekat ke tanah tempat pembangunannya. Hebat kan negaraku? Hahahaha".

Warga Denmark dan Singapura pun saling menatap kebingungan.

***TAMAT***

 

Cerita anekdot di atas mengisahkan betapa koruptifnya Indonesia dibanding negara Denmark dan Singapura. Pada Indeks Persepsi Korupsi tahun 2022, Denmark memperoleh nilai 90 dan Singapura memperoleh nilai 83. Sedangkan Indonesia memperoleh nilai 43. Hal ini menunjukkan bahwa tindak korupsi di Indonesia masih tinggi dibanding negara lainnya. Oleh karena itu, marilah kita membiasakan hidup jujur, berintegritas, dan menghindari perilaku koruptif. Jika tidak dimulai dari kita, siapa lagi. Kalau tidak dari sekarang, kapan lagi.

Ayo lawan korupsi!!!

Peta Situs   |  Email Kemenkeu   |   FAQ   |   Prasyarat   |   Hubungi Kami

Hak Cipta Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan RI
Manajemen Portal DJPb - Gedung Djuanda I Lt. 9
Gedung Prijadi Praptosuhardo II Lt. 1 Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta Pusat 10710
Call Center: 14090
Tel: 021-386.5130 Fax: 021-384.6402

IKUTI KAMI

Search