Release 29 September 2022
Kondisi kasus COVID-19 pada saat ini jika dibandingkan dengan kondisi awal pandemi masuk ke Indonesia sudah jauh menurun, namun secara nasional, pada bulan Juli dan Agustus 2022 kasus COVID-19 kembali mengalami kenaikan. Selain kondisi pandemi COVID-19, kondisi geopolitik yang meningkat menyebabkan harga beberapa komoditas meningkat, termasuk energi dan pangan sehingga mempengaruhi tingkat inflasi, Nilai Tukar Petani (NTP) dan Neraca Ekspor Impor. 
Salah satu keputusan pemerintah adalah dengan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Keputusan pemerintah untuk mengalihkan Subsidi BBM berdasarkan data bahwa nilai Subsidi Pemerintah yang semakin naik seiring dengan kenaikan harga Minyak, Kurs, dan Volume Konsumsi Masyarakat. Dengan kondisi yang berat tersebut, APBN tetap berperan sebagai shock absorber dengan mengendalikan inflasi dan menjaga daya beli masyarakat, menjaga momentum pemulihan serta menjaga belanja prioritas.
Salah satu keputusan pemerintah adalah dengan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Keputusan pemerintah untuk mengalihkan Subsidi BBM berdasarkan data bahwa nilai Subsidi Pemerintah yang semakin naik seiring dengan kenaikan harga Minyak, Kurs, dan Volume Konsumsi Masyarakat. Dengan kondisi yang berat tersebut, APBN tetap berperan sebagai shock absorber dengan mengendalikan inflasi dan menjaga daya beli masyarakat, menjaga momentum pemulihan serta menjaga belanja prioritas.
Dalam pelaksanaan APBN, Pendapatan yang telah terealisasi adalah senilai Rp. 3,22T atau sekitar 70,07% dari pagu yang telah ditetapkan. Dari sisi Belanja, telah terealisasi sebesar 58,83% dari pagu, dengan nilai sebesar Rp. 13,389T. Dana Transfer ke Daerah, Belanja Pegawai dan dan Belanja barang menjadi komponen belanja terbesar yang ada.
