Hari Rabu tanggal 30 Juli 2025 pukul 15.00 s.d. 17.00 WIB KPPN Klaten mengadakan kegiatan Bimbingan Mental (Bintal) dengan tema “Memahami Dunia Ghaib dan Pengobatan dari Gangguan Jin Menurut Islam” yang dibawakan oleh Ustadz Amir Tohar, S.Ag.
Pembukaan Ceramah dilakukan Ustadz Nanang Usman Salim dengan memberikan salam dan membuka secara umum terkait kegiatan bintal yang dilakukan KPPN Klaten. Kemudian dilanjutkan pembacaan sari tilawah oleh Muhammad Hidayat yang membaca Qur’an Surat Al-Jin ayat 1-8 yang kemudian dilanjutkan dengan Ceramah oleh Ustadz Amir Tohar, S.Ag.
Muqodimah Ceramah dimulai dari Memberi salam kepada Jamaah, Puji syukur kepada Allah Swt. dan Sholawat serta salam semoga terlimpah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw.
Dalam Islam, keyakinan terhadap yang ghaib adalah fondasi keimanan yang esensial. Rukun iman mencakup iman kepada Allah SWT, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari kiamat, dan takdir baik maupun buruk. Beriman kepada yang ghaib berarti menerima realitas di luar jangkauan indera manusia, seperti alam akhirat, surga, neraka, serta keberadaan makhluq halus seperti jin dan setan. Dengan memahami konsepsi ghaib, seorang Muslim dapat menjalani kehidupan sehari-hari dengan ketenangan, tawakal, dan kepasrahan kepada ketetapan Allah.
- Keyakinan Akan Ghaib
Beriman kepada yang ghaib adalah perintah Allah SWT dan termasuk salah satu ciri utama orang yang bertakwa. Allah berfirman: “Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka” (QS. Al-Baqarah: 3).
Selain ayat tersebut, Rasulullah ﷺ bersabda, “Iman adalah engkau beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat, dan takdir baik serta buruk” (HR. Muslim). Keyakinan ini melampaui batasan akal dan indera, dan menjadi pegangan bagi setiap Muslim dalam menghadapi tantangan hidup, termasuk gangguan makhluq ghaib.
- Jin Qorin: Definisi dan Perlindungan
Jin qorin adalah makhluk jin yang menjadi pendamping setiap manusia dengan tugas menyesatkan dan menggoda manusia. Allah berfirman: “Dan barangsiapa berpaling dari zikir (Al-Qur’an) Yang Maha Pengasih, Kami biarkan setan menjadi qarin–nya” (QS. Az-Zukhruf: 36).
Rasulullah ﷺ bersabda, “Setiap orang diciptakan pendamping dari kalangan jin dan pendamping dari kalangan malaikat; pendamping jinku pun masuk Islam sehingga ia memerintahkanku hanya pada kebaikan” (HR. Muslim). Qorin jin berupaya mempengaruhi hati, pikiran, dan perilaku manusia melalui godaan dan was-was. Oleh karena itu, Allah memerintahkan untuk memohon perlindungan kepada-Nya: “Jika setan menggoda kamu, maka berlindunglah kepada Allah; sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS. Al-A’raf: 200).
- Cara Melindungi dari Jin Qorin
- Membaca Ta’awudz dan Dzikir Ucapkan, “A’udzu biwajhillāhil karīm, wabikalimātillāhit-tāmmāti…” sebagai doa lindung dari gangguan jin dan setan.
- Ruqyah Syar’iyyah Bacakan surat Al-Fatihah, ayat Kursi, dan Al-Mu’awwidzatain (surat Al-Ikhlash, Al-Falaq, An-Nas).
- Mandi Air Ruqyah Air yang telah dibacakan ayat ruqyah diminum atau dipakai mandi untuk menetralisir gangguan jin qorin.
- Dzikir Pagi dan Petang Melazimkan dzikir pagi-petang seperti “Subḥānallāh”, “Alḥamdulillāh”, “Allāhu akbar” untuk membangkitkan perlindungan Allah sehari penuh.
Dengan konsistensi amalan di atas, semoga Allah melindungi kita dari bisikan dan godaan jin qorin.
- Penyakit ‘Ain: Definisi, Ciri, dan Pengaruh
‘Ain adalah gangguan yang disebabkan pandangan mata, baik karena kekaguman berlebihan ataupun rasa dengki. Ibn Khaldun menjelaskan, “‘Ain berasal dari kekaguman, kemudian diikuti respon jiwa yang negatif, lalu dipancarkan melalui mata”. Rasulullah ﷺ bersabda: “‘Ain itu benar-benar ada, dan jika ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, niscaya itulah ‘ain” (HR. Muslim no. 2188).
- Ciri-ciri Penyakit ‘Ain
- Sakit kepala berpindah-pindah dan rasa tidak nyaman di tubuh tanpa sebab medis jelas.
- Kulit pucat, nafsu makan menurun, keringat dingin sering muncul.
- Keluhan psikis: cemas, takut berlebih, sering bermimpi buruk.
- Gangguan pada hewan ternak dan benda mati sering rusak mendadak.
- Gejala kejang atau pingsan saat dibacakan Al-Qur’an (gangguan jin).
- Pengaruh ‘Ain pada Manusia, Hewan, dan Benda
‘Ain dapat menimbulkan penyakit fisik hingga kematian, gangguan perilaku, serta kerusakan barang. Contoh kasus ketika ‘Amir bin Rabi’ah memandang kulit Sahl bin Hunaif, lalu Sahl pingsan hingga sulit berangkat bersama Nabi ﷺ. Benda mati seperti kebun bisa rusak tiba-tiba jika pemiliknya lalai mengucap “Masyā’Allāh, lā quwwata illā billāh” sebagai bentuk tabrīk (doa keberkahan) saat memasuki kebunnya (QS. Al-Kahf: 39).
- Pencegahan Penyakit ‘Ain
- Memohon perlindungan kepada Allah dengan membaca doa “A’udzu bikalamātillāhit-tāmmāti…”
- Tabrīk (mendoakan keberkahan) saat melihat sesuatu yang memukau dengan “Bārakallāhu fīk(ka)”.
- Hindari rasa hasad, pelajari sabda Nabi ﷺ: “Jangan saling dengki…” (HR. Bukhari no. 6076, Muslim no. 2559).
- Efek Makanan Jika “Ada Jinnya”
Berdasarkan pengalaman medis dan syar’ī, jin tidak menyukai makanan sehat. dr. Zaidul Akbar menjelaskan bahwa pada kasus gangguan jin, ketika pasien diberikan kurma dan tempe, jin bereaksi seperti diruqyah. Selain itu, brotowali dan temulawak juga tidak disukai jin karena rasanya pahit. Minuman seperti susu kambing yang dicampur madu pun dikatakan oleh dr. Zaidul menimbulkan reaksi serupa ruqyah. Hal ini menegaskan bahwa mengonsumsi makanan dan minuman sehat juga dapat membantu usir jin.
- Sensitivitas untuk Mendeteksi Jin
Agar sensitif terhadap gangguan jin, pahami beberapa tanda khas gangguan jin atau ‘ain:
- Mendengar suara gemerisik, suara bisikan, atau ayunan langkah tanpa sosok.
- Merasa ada yang mengintai, muncul ketakutan mendadak.
- Reaksi psikis—gelisah, murung, hingga takut mendadak.
- Gangguan saat mendengar adzan atau bacaan Al-Qur’an (lari, kejang).
- Sering mimpi buruk, mengalami tekanan psikologis tanpa sebab medis jelas.
Dengan mengenali tanda-tanda ini dan merujuk kepada ahlī ruqyah, seseorang dapat mengidentifikasi dan menangani gangguan jin sedini mungkin.
- Ijazah Ulama sebagai Perlindungan
Ijazah dalam tradisi Islam adalah izin keilmuan yang diberikan oleh ulama kepada muridnya untuk menyampaikan ilmu tertentu. Ijazah ini juga mencakup warisan wirid atau doa pelindung yang diajarkan guru. Sebagai contoh, Al-Habib Umar bin Hafidz memberikan ijazah dzikir untuk perlindungan diri, yang menegaskan otoritas sanad dan keberkahan amalan tersebut. Dengan mengamalkan wirid yang diijazahkan oleh ulama yang terpercaya, seorang Muslim semakin kokoh dalam perlindungan ghaib, karena wirid tersebut dilandasi otoritas guru yang shahīh dan penuh keberkahan.
Penutup
Dengan memahami dunia ghaib—Allah, malaikat, jin, dan ‘ain—serta mengamalkan metode perlindungan syar’ī seperti ruqyah, dzikir pagi-petang, konsumsi makanan sehat, dan wirid ijazahan ulama, insya Allah kita akan selamat dari gangguan jin dan setan. Semoga Allah SWT menjadikan kita termasuk hamba-Nya yang selalu berpegang pada petunjuk-Nya dan terlindungi dari segala kejahatan ghaib.
Amin ya Rabbal 'alamin.
Ceramah ditutup dengan doa bersama.
Notulis : Mochammad Habiby Al Asify (Pelaksana KPPN Klaten)