Manado, 28 Februari 2025, Aktivitas manufaktur global sedang dalam kondisi yang membaik, antara lain disebabkan oleh PMI Manufaktur Amerika Serikat yang naik dari indeks 49,4 ke 51,2 karena dipicu oleh arus masuk bisnis baru, kenaikan output produksi, dan kondisi ketenagakerjaan yang mendukung. Demikian juga pada India dan Eropa. Sedangkan pada Jepang dan Tiongkok sedang mengalami kontraktif.
Di tengah tingginya ketidakpastian global, perekonomian Indonesia tetap menunjukkan kinerja stabil yang ditunjukkan oleh beberapa indikator ekonomi makro yang terjaga. Ekonomi Indonesia tumbuh solid 5,02% (yoy) pada triwulan IV 2024, didukung konsumsi rumah tangga yang tumbuh 5,6% (yoy) dari sisi produksi, Pembentukan Modal Tetap Bruto yang mengalami pertumbuhan tertinggi kedua sebesar 5,48%, sementara dari sisi pengeluaran, komponen konsumsi rumah tangga mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 44,38%. Tingkat inflasi domestik pada bulan Januari 2025 berada di level 0,76% (yoy) atau 0,76% (mtm) dan 0,76% (ytd), didukung harga pangan yang semakin terkendali.
Kondisi perekonomian di kawasan Sulawesi Utara (Sulut) secara umum juga menunjukkan penguatan seiring dengan peranan fiskal sebagai shock absorber dan tetap kuatnya aktivitas perekonomian dan masyarakat. Hal ini ditunjukkan dari beberapa indikator. Pertama, untuk pertumbuhan ekonomi di Sulut tumbuh 5,59% pada triwulan IV TA 2024. Untuk tingkat inflasi, pada Januari tahun 2025 ditutup dengan Sulawesi Utara mencatatkan tingkat deflasi yang pada level -0,25% yoy. Selanjutnya, Nilai Tukar Petani (NTP) di Sulawesi Utara pada bulan Januari 2025 naik 0,13% menjadi 119,66. Demikian pula atas Nilai Tukar Nelayan (NTN) yang tercatat mengalami peningkatan sebesar 0,41% dari 108,89 di bulan Desember 2024 ke 109,34 di bulan Januari 2025. Dari sisi kinerja neraca perdagangan, Neraca Perdagangan (Ekspor Impor) di Sulawesi Utara pada Januari 2025 melanjutkan tren surplus dengan kinerja neraca perdagangan surplus 83,92 Juta USD. Dibandingkan dengan awal tahun 2024 yang lalu, kinerja Ekspor Sulawesi Utara tumbuh positif 49,22% yoy dan kinerja impor merngalami kontraksi -81,08%% yoy.
Selanjutnya, dari sisi pemerintah, APBN tetap menjadi shock absorber dampak dari gejolak dan ketidakpastian ekonomi di tingkat global, sekaligus sebagai katalisator pertumbuhan ekonomi di tingkat regional. Atas pelaksanaan APBN di Sulawesi Utara, Pendapatan telah terealisasi sebesar Rp270,19 miliar atau 17,65% dari target yang telah ditetapkan dan mengalami kontraksi sebesar -30,42% (yoy). Untuk pendapatan perpajakan pada Januari tahun 2025 telah mencapai targetnya di atas 100%. Namun, untuk pendapatan atas PNBP pada periode yang sama masih belum mencapai target.
Pendapatan perpajakan menjadi sumber utama pendapatan negara dalam APBN. Tercatat realisasi penerimaan pajak di Sulawesi Utara sampai dengan 31 Januari tahun anggaran 2025 adalah sebesar Rp226,03 miliar atau telah terealisasi sebesar 402,21% dari target penerimaan perpajakan tahun 2025. Selain dari penerimaan pajak, salah satu sumber pendapatan negara adalah dari pendapatan bea dan cukai dimana realisasi sampai dengan akhir Januari 2025, dilaporkan pendapatan bea dan cukai telah terealisasi sebesar Rp6,28 miliar. Sampai dengan akhir Januari 2025 penerimaan Cukai terealisasikan sebesar Rp1,6 miliar, Bea Masuk sebesar Rp3,60 miliar, dan realisasi penerimaan Bea Keluar sebesar Rp1,1 miliar.
Selain dari Perpajakan dan Bea Cukai, Pendapatan APBN lainnya adalah Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Capaian PNBP s.d 31 Januari 2025 adalah sebesar Rp44,16 miliar atau 2,99% dari target. Realisasi PNBP terkontraksi -1,54% yoy yang dipengaruhi oleh kontraksi Pendapatan Jasa Pelayanan Pendidikan pada satker BLU rumpun Pendidikan.
Dari sisi Belanja APBN, telah terealisasi sebesar 7,95% dari alokasi/pagu, atau tumbuh 18,75% dengan nilai realisasi sebesar Rp1.766,96 miliar. Dana Transfer ke Daerah, Belanja Pegawai dan Belanja barang menjadi komponen belanja terbesar yang ada. Secara serapan belanjanya, Belanja Pegawai terealisasikan 6,17% dari total pagu. Sedangkan untuk realisasi Belanja Barang terealisasikan 0,77%. Sampai dengan 31 Januari 2025, berdasarkan pelaksanaan APBN di Sulawesi Utara tercatat defisit sebesar Rp1.496,77 triliun.
Transfer Ke Daerah (TKD) sampai dengan akhir Januari 2025 telah disalurkan Rp1.530,09 miliar atau 10,87% dari pagu. Dari angka tersebut, DAU menempati porsi terbesar realisasi TKD di wilayah Sulawesi Utara dengan nilai realisasi Rp1.203,70 miliar dan disusul DAK Non Fisik dengan realisasi Rp273,40 miliar.
Dapat disimpulkan, di tengah dinamika ketidakpastian global yang masih tinggi, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara pada kuartal IV 2025 terjaga positif 5,59% yoy dimana peran sentral fiskal melalui APBN dan APBD di Sulawesi Utara sebagai shock absorber tekanan yang muncul untuk melindungi masyarkat dan menjadi katalisator untuk menjaga stabilitas ekonomi di awal tahun 2025.