Jl. Kopral Sayom No.26 Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah

Publikasi

Berita

Setapak Demi Setapak untuk mencapai Puncak

Bromo, destinasi gunung Indonesia yang sudah mendunia. Di kunjungi turis dalam dan luar negeri setiap hari. Untuk apa? Ya untuk melihat indahnya alam yang menunjukkan kebesaran Yang Maha Kuasa, Allah SWT. Hanya sayang, setelah sampai banyak yang melupakan-Nya.

Kami sekeluarga bersama rombongan KPPN Klaten, Jumat malam 18 Oktober berangkat ke Bromo via Probolinggo. Sekira pukul 02.00 telah sampai di Café Lava Hotels, pemberhentian bis pindah armada dengan jeep. Rombongan dari berbagai kota dan kelompok masyarakat sangat ramai, menanti.

Menuju Puncak Penajakan dengan jeep, sekira satu jam perjalanan, dilanjutkan jalan kaki, tak jauh memang tetapi mendaki sekitar 40 menit. Untuk melihat view sun rise membutuhkan effort dan semangat. Dengan beban di punggung dan tangan, setapk demi setapak kita menuju puncak. Belum sampai 50m sudah kembali berhenti. Yang menakjubkan putri cantikku Syarifah, bocil 7 tahun menganggapnya sebagai suatu tantangan. Terus menuntun umminya agar lekas sampai. Ada ojek kuda atau sepeda motor, tetapi memilih jalan bersama keluarga.

Lega rasanya telah sampai, ketakutan akan asam urat kambuh, atupun putus jantung yang berdebar kencang, terbayar sudah. Segera membentangkan tikar, mengumandangkan kebesaran Asma Allah, memanggil manusia untuk mengingat-Nya, mendirikan sholat jamah, dengan wudhu yang telah digantung. Maha Agung Allah SWT yang telah menciptakan 7 lapis langit dan 7 lapis bumi, banyak hati yang terketuk mengingat-Nya walau masih lebih banyak yang terpesona akan ciptaan-Nya, dan tidak sampai kepada hakekat pencipta-Nya.

Sun rise tertutup awan tetap memberikan keindahan, nun jauh kepulan Giri Bromo dan deretan paku bumi lainnya terbentang membawa berkah. Penjaja gorengan, minuman dan lainnya ramai dengan pembelian. Memang Sabtu Minggu saja, tetapi cukup untuk hidup sebulan. Jasa toilet dan Foto pun tak ketinggalan. Saling berfoto untuk mengabadikan yang tak abadi, yang abadi adalah pilihan mengingat atau tidak mengingat Sang Pencipta Alam Semesta.

Turun tidak seberat naik, hanya saja hati-hati perlu ditambah, dan hari telah terang, kembali menuju jeep melanjutkan destinasi berikutnya, padang pasir dan puncak Bromo. Jeep berhenti berderet beberapa kilometer, bak pasar kaget berbagai dagangan dijajakan, kuliner dan souvenir.

Semacam pembagian rezeki, perjalanan berikutnya bisa ditempuh dengan jalan kaki gratis, atau berbayar dengan ojek motor atau kuda, atau memilih berfoto ria disekitar saja. Pasir masih terasa dingin, kaki yang tidak berkaos masih aman. Kembali kuda ditawarkan, anakku Syarifah masih memilih jalan bersama, bahkan yang paling depan, tanpa ngos-ngosan seperti abah dan abangnya. Bersama setapak demi setapak menuju puncak.

Menaiki tangga Bromo adalah sensasi, beberapa tangga Kembali berhenti, bersyukur telah disiapkan tempat di kanan kiri, sepertinya tidak ada yang sekali langsung jadi sampai puncak sana, mesti berhenti. Tak terkecuali turis luar negeri, yang kulihat lebih semangat dan kuat dari anak negeri. Oh berarti memang demikian diri kita dari mereka, pantas saja mereka lebih sejahtera.

Separuh kurang dari jumlah rombongan melihat kepulan asap Bromo, ada berceletuk ”pintu neraka”. Hanya saja aku berpikir “kenapa ada asap=uanp air?” Perjalanan panjang menuju puncak, seperti dalam beberpa hal, tak berapa lama ada dipuncak. Kembali turun, yang penting kita juga telah pernah sampai sini, jika ada orang bercerita.

Variasi harga,  diatas sana sesuai ketinggian lebih tinggi, di sini masih dalam rentang normal untuk sebuah destinasi. Tidak adakah kelas Restoran? Tetapi mau dikemanakan nanti rakyat yang mengais rezeki. Begitu bergulat didalam hati, mungkin ini yang terbaik untuk saat ini. Sembari menimbang semoga pemimpin negeri mengerti, mengejar ekonomi harus diperbaiki sedini mungkin. Negeri China telah membangun lift dan escavator di gunung-gunung.

Yah memang harus setapak setapak menjadi negeri maju, tetapi berapa lama? Adakah akan tersampai? Perlukah lompatan? Perbaiki destinasi, jangan lupa keseimbangan dalam pembagian rezeki.  

Pasir telah panas, dengan jeep mampir sebentar berfoto di Pasir Berbisik. Kembali ke titik kumpul dan naik bus menuju rumah makan tempat berganti pakaian dan makan siang. Tentu tak lupa mengingat dan bersyukur kepada Yang Maha Esa, telah memberi nikmat dan anugerah melihat ciptaa-Nya, betapa Allah Maha Agung dan Maha Kuasa.

Banyak Puncak yang nampak didunia ini, bersiaplah ke puncak berikutnya, raihlah mimpimu. Hanya saja perlu diingat itu hanya fana, yang nyata dan abadi di Firdausi sana. Ya Allah berilah kami rahmat untuk menapaki dan menggapainya.

Penulis : Sumadi Pegawai KPPN Klaten, Essay untuk diri yang lemah ini.

Peta Situs   •  Email Kemenkeu   •   FAQ   •   Kentongan  •  Hubungi Kami

© 2025 DITJEN PERBENDAHARAAN  •  ALL RIGHTS RESERVED  •  MANAGED BY HB18

Hak Cipta Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan RI
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Klaten
Jalan Kopral Sayom No.26 Kec. Klaten Utara Kab. Klaten 57435
Call Center: 14090
Tel: 0272-3320445 Fax: 0272-3320443

TRAFFIC

Jumlah Tampilan Artikel
471873
IKUTI KAMI
   
  
PENGADUAN

Search