Selasa, 29 November 2022 KPPN Parepare menyelenggarakan bimbingan mental bertema Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) dan Core Value ASN BerAKHLAK. Bintal dilaksanakan secara virtual dengan memanfaatkan media Teams (office365) diikuti seluruh pejabat, pegawai dan PPNPN. Berikut ini cuplikan materi bintal yang berhasil dirangkum.
Gerakan Nasional Revolusi Mental dan ASN BerAKHLAK
Pada Desember 2016, Presiden Jokowi mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Inpres ini bertujuan untuk memperbaiki dan membangun karakter bangsa yang mengacu pada nilai-nilai intergritas, etos kerja, dan gotong royong untuk membangun budaya bangsa yang bermartabat.
Sesungguhnya, gagasan revolusi mental yang pertama kali telah dilontarkan oleh Presiden Soekarno pada Peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1956. Soekarno melihat revolusi nasional Indonesia saat itu sedang mandek, padahal tujuan revolusi untuk meraih kemerdekaan Indonesia yang seutuhnya belum tercapai. Revolusi di jaman kemerdekaan adalah sebuah perjuangan fisik, perang melawan penjajah dan sekutunya, untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kini, 76 tahun setelah bangsa kita merdeka, sesungguhnya perjuangan itu belum dan tak akan pernah berakhir. Kita semua masih harus melakukan revolusi, namun dalam arti yang berbeda. Bukan lagi mengangkat senjata, tapi membangun jiwa bangsa.
Dalam kehidupan sehari-hari, praktek revolusi mental adalah menjadi manusia yang berintegritas, mau bekerja keras, dan punya semangat gotong royong. Para pemimpin dan aparat negara akan jadi pelopor untuk menggerakkan revolusi mental, dimulai dari masing-masing Kementerian/Lembaga (K/L).
Sejalan dengan GNRM, Presiden RI Bapak Joko Widodo juga mencanangkan Core Values "BerAKHLAK" bagi para ASN, serta menegaskan adanya Employer Branding Aparatur Sipil Negara (ASN) "Bangga Melayani Bangsa". Peluncuran Core Values ini bertujuan untuk menyeragamkan nilai-nilai dasar (core values) bagi seluruh ASN di Indonesia sehingga dapat menjadi fondasi budaya kerja ASN yang profesional. Core values BerAKHLAK yang dimaksud merupakan singkatan dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.
Setiap ASN dimanapun bertugas diharapkan memegang teguh nilai-nilai dasar serta semboyan yang sama. Seluruh ASN dari berbagai latar belakang profesi, seperti dosen, guru, jaksa, dokter, perawat, analis kebijakan, administrator, maupun petugas Satpol PP harus mempunyai nilai dasar BerAKHLAK.
Revolusi Mental dimasa Rosulullah Muhammad SAW
Mungkin kita semua masih ingat, Kisah perang Badar yang diabadikan kisah nya di QS Al Anfal. Allah membuka kisah perang badar dengan “yas aluunaka anil anfaaal.” Taukah Kamu milik siapa itu barang rampasan/ghonimah. karna kondisi yang chaos (ribut) berebut barang rampasan. Kaum Muslimin terbagi dalam 3 posisi saat itu yakni mengejar Musuh, mengumpulkan barang-barang yang ditinggalkan musuh, bersiaga menjaga keberadaan Rasulullah, khawatir jika ada serangan tiba-tiba. Setelah mereka berkumpul, pihak yang mengumpulkan rampasan menganggap bahwa mereka yang mengumpulkan itu yang berhak memiliki. Yang mengejar/mengusir merasa paling berhak karena, dengan musuh pergi barang rampasan ditinggalkan. Dan yang menjaga Rosulullah juga merasa berhak, karena jika terjadi sesuatu dengan Rosul, semua bisa celaka/menyesal seumur hidup.
Saat sebelum perang Badar, terdapat kondisi jatuh mental (down) kaum muslimin. Karena Allah dan RasulNya telah memilihkan kaum Quraish untuk diperangi. Padahal Semua kaum musllimin sebelumnya menghendaki agar menghalau saja kafilah dagang Abu Sofyan. Kaum muslimin saat itu sangat ketakutan, tidak percaya diri, tidak yakin akan menang, bahkan merasa kematian itu sudah diambang pintu dan didepan mata mereka. Perhitungan manusia, secara matematis dijadikan rujukan bahwa ‘pasti kalah’ karena jumlah musuh sangat besar, baju perang, persenjataan lengkap, kuda-kuda yang gagah dan tangguh, logistik mencukupi dan lain-lain. Secara matematis, sepertinya kaum muslimin akan kalah, sehingga mereka ketakutan. Dalam QS Al Anfal Ayat 7 diwahyukan :
وَإِذْ يَعِدُكُمُ ٱللَّهُ إِحْدَى ٱلطَّآئِفَتَيْنِ أَنَّهَا لَكُمْ وَتَوَدُّونَ أَنَّ غَيْرَ ذَاتِ ٱلشَّوْكَةِ تَكُونُ لَكُمْ وَيُرِيدُ ٱللَّهُ أَن يُحِقَّ ٱلْحَقَّ بِكَلِمَٰتِهِۦ وَيَقْطَعَ دَابِرَ ٱلْكَٰفِرِينَ
“ Dan (ingatlah), ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekekuatan senjatalah yang untukmu, dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir”.
Kaum muslimin jatuh mental. Bahkan banyak yang menangis tersedu-sedu karena ketakutan berperang. seolah kematian sudah menghadang didepan mata. Rosulullah mengajak kaum muslimin untuk kembali kepada Allah, jika Allah telah memerintahkan untuk memerangi kaum Quraish, maka agar dikembalikan pada Allah ketentuanNya.
Kaum muslimin diminta untuk mendekatkan diri kepada Allah. Meminta pertolongan dengan totalitas tanpa menyekutukannya. Dalam kondisi kepasrahan total itu, Rosulullah sempet menengadahkan tangan sambil berdoa, “Yaa Allah, jika hari ini kaum muslimin kalah, habis risalah ini”. Kemudian kaum muslimin dalam keadaan sedih dan kelelahan beribadah dan berdoa, lantas tertidur. Allah menurunkan ayat 11 QS Al anfal :
إِذْ يُغَشِّيكُمُ ٱلنُّعَاسَ أَمَنَةً مِّنْهُ وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً لِّيُطَهِّرَكُم بِهِۦ وَيُذْهِبَ عَنكُمْ رِجْزَ ٱلشَّيْطَٰنِ وَلِيَرْبِطَ عَلَىٰ قُلُوبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ ٱلْأَقْدَامَ
(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh dengannya telapak kaki(mu).
Pertolongan Allah yang pertama adalah dengan menjadikan kaum muslimin mengantuk. sehingga dengan tidur yang berkualitas, akan memberikan energi yang prima saat berperang. Allah juga menurunkan hujan sebagai rahmat bagi kaum muslimin. Membasuh diri dengan hujan, mensucikan diri, menghilangkan gangguan syaitan dan menyejukkan suasana sekaligus memadatkan pasir yang sebelumnya hambur. Kondisi pasir di gurun yang padat karena air hujan, memudahkan dan meringankan tubuh dalam berperang. Allah mengkondisikan alam untuk kepentingan perang badar.
Kemudian, pertolongan berikutnya ada dalam Qs. Al Anfal ayat 9-10.
“(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut".
“Dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu), melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Perang Badar berakhir dengan kemenangan kaum muslimin. Sejarah mencatat bahwa perang badar adalah perang terbesar dan menghasilkan ketakutan musuh terhadap umat muslim dibawah pimpinan Rosulullah SAW saat itu.
Hikmah
Yang menjadi pelajaran kita adalah tentang Revolusi Mental. Jika pemerintah telah mengeluarkan instruksi Gerakan Nasional Revolusi Mental yang ditindaklanjuti dengan core value berAKHLAK, dimana fokus dari revolusi mental adalah penegakan integritas, peningkatan etos kerja dan pelaksanaan kegiatan dengan gotong royong, semua itu bisa dijalankan dengan yang terbaik melalui Revolusi Mental berbasis agama/ideologi. Pendekatan religi/keagamaan merupakan bentuk revolusi mental paling tepat dalam memulai.
Kisah perang Badar adalah cermin bagi kita dalam memulai berkinerja. Cara Rosulullah yang digunakan untuk menggugah mental kaum muslimin yang sedang terpuruk, adalah cara yang sangat tepat dilakukan saat itu. Sehingga yang sebelumnya merasa pesimis dengan kemenangan, bahkan berpikir kematian menghadang, justru berbalik menjadi semangat tinggi dan optimis akan dapat memenangkan peperangan. Allah menyelipkan optimisme tersebut ke dalam hati kamu muslimin seluruhnya.
Mendekatkan diri pada Allah, adalah cara paling efektif dalam mendongkrak semangat berkinerja. Bukan sekedar karena skill kita yang hebat, tapi karena bentuk kepasrahan diri yang total mengundang pertolongan Allah lebih cepat dan lebih tepat terhadap semua permasalahan kita. Tidak ada sesuatu yang mudah di dunia ini, kecuali apa yang dimudahkan oleh Allah. Sehingga strategi, rencana, manajemen, orkestrasi kinerja, tidak akan rampung jika bertolak dari akal pikiran saja. Mari kita memulai revolusi mental dengan kembali pada Allah, mendekatkan diri kepadaNya dan minta arahan, petunjuk dan kemudahan dari-Nya. (des)