Kendari, November 2024. Pertumbuhan ekonomi regional Sulawesi Tenggara pada triwulan III-2024 mengalami pertumbuhan sebesar 5,24% (y-oy). Berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan III-2024 mencapai Rp47,94 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp28,78 triliun. Kondisi harga-harga barang tetap terjaga dengan inflasi di angka 0,71% (y-o-y), didorong oleh kenaikan indeks kelompok pengeluaran yaitu: kelompok makanan, minuman, dan tembakau; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga; kelompok kesehatan; kelompok transportasi; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya; kelompok pendidikan; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.
Perkembangan APBN regional Sulawesi Tenggara s.d 31 Oktober 2024 memberikan catatan yang bagus karena belanja negara tumbuh positif sebesar 3,24%, dan pendapatan negara juga mengalami pertumbuhan sebesar 3,67% dibanding periode yang saman tahun lalu. Capaian ini akan terus didorong dan dioptimalkan untuk mendukung peran APBN bagi masyarakat, realisasi pendapatan negara mencapai Rp4.327,90 miliar atau 75,53% dari target pendapatan 2024, dan realisasi belanja negara mencapai Rp21.887,95 miliar atau 78,74% di sisa triwulan IV tahun ini.
PENDAPATAN NEGARA
Penerimaan Perpajakan
Realisasi penerimaan perpajakan di wilayah Sulawesi Tenggara s.d 31 Oktober 2024 mencapai Rp3.576,30 miliar (69,99% target) dengan rincian penerimaan pajak sebesar Rp3.432,66 miliar dan penerimaan bea dan cukai Rp143,64 miliar. Realisasi penerimaan pajak mengalami pertumbuhan sebesar Rp144,10 miliar atau 4,38% (y-o-y). Di samping itu penerimaan bea dan cukai juga mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan 39,96% y-o-y atau sebesar Rp41,01 miliar bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Penerimaan pajak di Sulawesi Tenggara s.d 31 Oktober 2024, didominasi oleh Pajak Penghasilan (PPh) sebesar 58,33% dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 36,01% sisanya adalah Pajak Bumi Bangunan (PBB) dan Pajak Lainnya. Proporsi PPh yang cukup besar, menjadikan pertumbuhan pajak secara keseluruhan tetap terjaga. PPN dan PBB mengalami pertumbuhan negatif yang disebabkan oleh tingginya jumlah restitusi pajak dan penurunan aktivitas operasi wajib pajak (WP) di sektor pertambangan dan penggalian akibat belum terbitnya Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) atas WP tambang.
Penerimaan Bea dan Cukai s.d 31 Oktober 2024, disumbang oleh bea masuk sebesar Rp143,13 miliar (mencapai 99,64% dari keseluruhan penerimaan yang sebesar Rp143,64 miliar, dan keseluruhan penerimaan Bea dan Cukai tersebut telah mencapai 71,76% dari target tahun 2024 yaitu sebesar Rp200,17 miliar. Penerimaan Bea Keluar pada periode bulan Oktober ini sebesar Rp2,15 miliar.
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Sampai dengan 31 Oktober 2024, penerimaan PNBP di Sulawesi Tenggara mencapai Rp751,61 miliar, meskipun mengalami kontraksi sebesar 4,09% bila dibanding dengan penerimaan tahun lalu, namun penerimaan tersebut telah melampui target PNBP tahun 2024 yang hanya sebesar Rp620,35 miliar. Capaian PNBP yang 121,16% itu, terdiri dari penerimaan penerimaan PNBP lainnya sebesar Rp367,07 miliar dan penerimaan Badan Layanan Umum (BLU) sebesar Rp411,13 miliar. PNBP lainnya yang diterima bulan Oktober 2024 antara lain berasal dari: pendapatan jasa transportasi Rp88,20 miliar, Pendapatan Pelayanan Kepolisian Rp73,47 miliar, dan Pendapatan Pendidikan Rp44,75 miliar. Di samping itu diperoleh dari pengelolaan Ditjen Kekayaan Negara di Sulawesi Tenggara seperti pengelolaan kekayaan negara sebesar Rp8,79 miliar, pelayanan lelang sebesar Rp2,85 miliar, dan piutang negara Rp0,79 miliar.
BELANJA NEGARA
Belanja Pemerintah Pusat
Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di wilayah Sulawesi Tenggara sampai dengan 31 Oktober 2024 mencapai Rp6.249,82 miliar atau 68,77% dari pagu APBN. Realisasi Belanja tersebut meliputi Belanja Pegawai sebesar Rp2.412,46 miliar (88,17% dari pagu APBN), Belanja Barang sebesar Rp2.650,06 miliar (60,15% dari pagu APBN), Belanja Modal sebesar Rp1.178,59 miliar (60,87% dari pagu APBN), dan Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp8,71 miliar (81,34% dari pagu APBN).
Transfer ke Daerah (TKD)
Penyaluran Transfer Ke Daerah (TKD) sampai dengan 31 Oktober 2024 mencapai Rp15.638,13 miliar (83,58%). Penyaluran TKD Sulawesi Tenggara mengalami peningkatan sebesar 5,46% atau Rp809,85 miliar dibandingkan realisasi tahun 2023. Peningkatan ini didukung oleh tumbuhnya realisasi Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp762,32 miliar (bahkan telah mencapai 87,32% dari pagu 2024) begitu juga penyaluran Dana Desa tumbuh sebesar Rp246,24 miliar mencapai 97,33% dari pagu 2024).
Pembiayaan KUR dan UMi
Penyaluran kredit program dalam bentuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan kredit Ultra Mikro (UMi), juga memiliki peran penting dalam pertumbuhan perekonomian, di samping belanja pemerintah. Realisasi penyaluran UMi s.d 31 Oktober 2024 sebesar Rp72,21 miliar untuk 15.564 debitur, penyaluran UMi dilakukan oleh Pegadaian dan PNM, dan penyaluran UMi terbesar berada di Kab Muna. Di samping UMi, juga telah disalurkan KUR kepada 63.197 debitur dengan nilai salur Rp3.726,36 miliar.
Kerja sama para pihak yang terkait, baik dari OPD Pemda maupun perbankan, dapat terus ditingkatkan, sehingga semakin besar nilai KUR dan UMi yang dapat disalurkan sehingga dapat menstimulasi aktivitas perekonomian masyarakat.
Secara keseluruhan, capaian APBN Regional Sulawesi Tenggara s.d 31 Oktober 2024 dan dukungan pembiayaan KUR dan Umi telah terlaksana dengan baik. Pendapatan negara terakselerasi didukung kenaikan hampir seluruh komponen. Belanja negara yang tumbuh positif akan terus didorong agar pertumbuhan ekonomi regional dapat terakselerasi melalui APBN yang dikelola dengan penuh kehati-hatian. Sehingga pelaksanaan APBN regional yang baik akan memberikan dampak yang lebih besar kepada sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.