Padang, 28 Maret 2024 – Pemulihan ekonomi Sumatera Barat masih terus berlanjut pada tahun 2024. Hal ini dapat dilihat dari daya beli masyarakat yang terjaga serta aktivitas ekonomi yang terus meningkat. Di tengah perlambatan ekonomi global yang terus berlanjut, ekonomi Sumatera Barat tetap tumbuh positif sebesar 4,30 persen pada triwulan IV 2023. Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Barat Triwulan I hingga Triwulan IV 2023 dibandingkan dengan Triwulan I hingga Triwulan IV 2022 tumbuh sebesar 4,62 persen (c-to-c). Ekonomi Sumatera Barat tahun 2023 mampu tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun 2022 yang tercatat sebesar 4,36 persen (c-to- c). Menguatnya pertumbuhan ekonomi didorong oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 3,22 persen dan pertumbuhan investasi Fisik atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 7,70 persen, dengan akumulasi kontribusi sebesar 81,61 persen terhadap PDRB Sumatera Barat. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat dinilai masih belum dapat kembali pada trajectory sebelum Pandemi Covid-19.
APBN 2024 tetap solid menjaga optimisme di tengah dinamika ekonomi global
Kinerja APBN Provinsi Sumatera Barat tahun 2024 terus dijaga sebagai shock absorber yang mendukung pencapaian sasaran target pembangunan daerah. Sampai dengan akhir Februari 2024, realisasi Pendapatan Negara tercatat sebesar Rp1,15 triliun atau telah mencapai 13,08% dari target pada APBN 2024 dan tumbuh sebesar 7,46% dibandingkan capaian tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp1,07 triliun. Secara nominal, realisasi komponen Pendapatan Negara yang bersumber dari Penerimaan Perpajakan mencapai Rp857,26 miliar dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp295,26 miliar. Realisasi Penerimaan Perpajakan bersumber dari Penerimaan Pajak serta Kepabeanan dan Cukai, hingga akhir Februari 2024 capaian penerimaan pajak tercatat sebesar Rp801,63 miliar atau telah mencapai 12,44% dari target APBN 2024, tumbuh sebesar 4,14% yang didorong oleh pertumbuhan positif jenis Pajak Penghasilan, Pajak Bumi dan Bangunan serta Pajak Lainnya. Pajak Penghasilan yang didominasi oleh PPh Pasal 21 tumbuh seiring dengan tarif efektif Pasal 21 yang mulai berlaku 1 Januari 2024. Secara sektoral, Pengadaan Listrik menjadi sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 265,07% yang didorong oleh kenaikan pembayaran PPh Pasal 21, diikuti oleh sektor Administrasi Pemerintah yang tumbuh sebesar 64,95% sebagai dampak perubahan aturan pemungutan pajak oleh instansi pemerintah. Sementara itu, realisasi Kepabeanan dan Cukai tercatat sebesar Rp55,63 miliar atau telah mencapai 5,98% dari target APBN 2024, terkontraksi sebesar 48,86% yang didorong oleh penurunan realisasi Bea Keluar sebesar 54,17% seiring dengan penurunan volume ekspor komoditas crude palm oil (CPO) dan turunannya.
Kinerja Belanja Negara tetap kuat dan adaptif mengantisipasi risiko Belanja Negara
Realisasi Belanja Negara sampai dengan akhir Februari 2024 mencapai Rp5,03 triliun atau telah mencapai 15,46% dari target APBN 2024, tumbuh sebesar 41,29% dibandingkan capaian tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp3,56 triliun. Realisasi belanja negara tersebut meliputi realisasi Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp1,53 triliun dan Transfer ke Daerah sebesar Rp3,50 triliun. Realisasi Belanja Pemerintah Pusat periode ini lebih tinggi terutama dipengaruhi oleh peningkatan realisasi belanja barang sebesar 206,01% yang didorong oleh meningkatnya kinerja pada semua jenis belanja barang terutama belanja barang non operasional dan belanja barang persediaan. Belanja barang non operasional banyak dikontribusikan oleh satker bawaslu dan KPU untuk pembayaran kegiatan persiapan pelaksanaan pemilu tahun 2024. Di sisi lain, realisasi Belanja Pegawai juga turut menunjukkan peningkatan sebesar 21,46% dibandingkan tahun sebelumnya yang didorong oleh peningkatan belanja untuk pembayaran Belanja Gaji dan Tunjangan PNS, Belanja Gaji dan Tunjangan TNI/POLRI, Belanja Gaji dan Tunjangan Pejabat Negara, serta Belanja Gaji dan Tunjangan PPPK.
Transfer ke Daerah
Realisasi Transfer ke Daerah sampai dengan akhir Februari 2024 tercatat mencapai Rp3,50 triliun atau telah mencapai 16,86% dari target APBN 2024, tumbuh sebesar 32,02% dibandingkan tahun sebelumnya yang didorong oleh peningkatan realisasi komponen Dana Alokasi Umum sebesar 18,93% dan Dana Alokasi Khusus Nonfisik sebesar 283,20%. Secara lebih rinci, komponen DAU mencapai Rp2,82 triliun atau telah mencapai 20,25% dari target APBN 2024 dan komponen DAK Nonfisik mencapai Rp648,91 miliar atau telah mencapai 16,83% dari target APBN 2024. Sementara itu, sampai dengan akhir Februari 2024 komponen Dana Alokasi Khusus Fisik dan Dana Insentif Daerah belum terdapat realisasi karena pemerintah daerah masih berproses dalam penyusunan Perda APBD dan pemenuhan syarat untuk penyaluran tahap I.