Kinerja APBN dan Ekonomi Regional Provinsi Maluku
Oktober 2022
Pada Oktober 2022 ini, Provinsi Maluku mencatatkan deflasi sebesar -0,20% (mtm). Nilai inflasi tersebut menurun dibandingkan inflasi bulan September 2022 sebesar 0,34% (mtm) dan lebih rendah dari deflasi nasional sebesar -0,11% (mtm). Panen komoditas hortikultura di Provinsi Maluku berdampak pada penurunan harga sayuran hortikultura seperti kangkong, sawi hijau, bayam, dan aneka macam cabai seperti cabai rawit dan cabai merah sehingga turut menyumbang deflasi pada Oktober 2022 ini. Deflasi yang terjadi pada komoditas tersebut didukung oleh perbaikan kondisi cuaca yang mendukung aktivitas pertanian dan suplai pasokan dari luar daerah yang kembali memasok pasar-pasar di Provinsi Maluku.
Pendapatan dan Belanja APBN
Pendapatan regional Maluku sampai dengan 31 Oktober 2022 adalah sebesar Rp1.733,16 Miliar atau naik 21,15% (yoy) dengan komponen pendapatan dari penerimaan perpajakan sebesar Rp1.325,37 Miliar atau 17,91% (yoy) serta Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp407,79 Miliar atau 33,05% (yoy). Kenaikan terbesar dari pendapatan disumbang oleh Pajak Penghasilan (Non Migas) dengan nilai realisasi sebesar Rp755,29 atau 37,63% (yoy).
Pada Oktober 2022 ini, realisasi belanja K/L adalah sebesar Rp6.159,60 Miliar dengan pertumbuhan realisasi 1,60% dari Oktober 2021. Kenaikan belanja Oktober 2022 didukung oleh Belanja Pegawai yang meningkat Rp107,28 Miliar dibandingkan tahun 2021. Selanjutnya, realisasi TKDD mengalami penurunan sekitar 3,60% (yoy) dengan realisasi Rp9.686,13 Miliar. Penyebab penurunan tersebut adalah turunnya realisasi DAK Fisik Oktober 2022 sebesar 10,49% (yoy) dan Dana Insentif Daerah sebesar 67,15% (yoy).
Perkembangan Ekonomi Regional Maluku
Perekonomian Provinsi Maluku sampai Oktober 2022 mengalami pertumbuhan sebesar 6,01% (yoy). Pertumbuhan ini terjadi pada hampir semua lapangan usaha dengan pertumbuhan signifikan terjadi pada lapangan usaha industri pengolahan. Pada Oktober 2022 ini, Nilai Tukar Petani (NTP), Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Petani (NTUP) dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) mengalami kenaikan seluruhnya dengan nilai NTP sebesar 104,88 atau naik sebesar 0,48% dibanding September 2022, NTUP sebesar 111,98 atau naik 0,13% serta NTN sebesar 116,50 atau naik 0,53%. Kenaikan NTP disebabkan oleh indeks harga produksi pertanian (lt) tercatat naik sebesar 0,52% dan peningkatan indeks harga yang dibeli petani (lb) sebesar 0,04%. Kenaikan NTP disebabkan oleh indeks harga hasil produksi pertanian (lt) yang tercatat menurun sebesar 0,52 persen dan peningkatan indeks harga yang dibeli petani (lb) sebesar 0,47%. Adapun peningkatan NTN disebabkan oleh lb yang mengalami peningkatan sebesar 0,4% lebih rendah dari peningkatan lt sebesar 0,95%, peningkatan lt disebabkan oleh naiknya harga komoditas pada kelompok penangkapan di perairan laut. Selanjutnya, dilihat dari sektor ekpor-impor, ekspor Maluku pada Oktober 2022 meningkat daripada September 2022 dengan nilai realisasi sebesar USD 8,512,924 atau 1,577,149 Kgs. Sementara itu, transaksi impor pada Oktober 2022 mengalami peningkatan drastis dibandingkan September 2022 yaitu menjadi sebesar USD 31,233,725 atau 37,669,409 Kgs.
Issue Ekonomi Regional Maluku
Provinsi Maluku mengalami deflasi pada Oktober 2022 yang disebabkan oleh panen komoditas hortikultura dan musim tangkap ikan cakalang yang umumnya jatuh pada akhir tahun. Tim Pengendalian Inflasi Daerah di Provinsi Maluku telah melaksanakan beberapa aktivitas seperti High Level Meeting TPID Provinsi Maluku yang dipimpin langsung oleh Gubernur pasca Rakornas Pengendalian Inflasi 2022 dan pembuatan Surat Keputusan (SK) Gubernur sesuai arahan gubernur.
Di samping turunnya inflasi di Provinsi Maluku yang berpotensi meningkatkan perekonomian, potensi perekonomian lainnya adalah investasi melalui proyek pengembangan pengelolaan air bersih PDAM Tirta Kalwedo Kabupaten Maluku Barat Daya. Tujuan pengembangan investasi perusahaan ini adalah untuk melaksanakan pembangunan daerah dan melaksanakan pembangunan Ekonomi Nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan memenuhi kebutuhan masyarakat pada sektor air bersih. PDAM Tirta Kalwedo sedang menghadapi berbagai ancaman, namun perusahaan masih memiliki keunggulan sumber daya yang dapat digunakan untuk memanfaatakn peluang jangka panjang melalui penambahan pelanggan baru. Strategi yang dapat diterapkan untuk pengembangan perusahaan seperti ini adalah diversifikasi produk atau pasar. Adanya investasi di PDAM Tirta Kalwedo Kabupaten Maluku Barat Daya ini memiliki dampak terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan peningkatan cakupan pelayanan Air Bersih di perkotaan Kabupaten Maluku Barat Daya. Selain itu, akan memberikan dampak multiplier dalam pengembangan ekonomi masyarakat. Dimana usaha rakyat dimulai dari pemenuhan hajat hidup utama masyarakat kemudian berkembang ke usaha lainnya seperti UMKM.