
Kendari, Juni 2025. Pertumbuhan ekonomi regional Sulawesi Tenggara pada triwulan I-2025 mengalami pertumbuhan sebesar 5,66% (y-oy). Berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan I-2025 mencapai Rp47,80 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 28,50 triliun. Kondisi harga-harga barang mengalami inflasi di angka 2,52% (y-o-y), didorong oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 4,47 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,67 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,64 persen; kelompok kesehatan sebesar 2,73 persen; kelompok transportasi sebesar 0,70 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,08 persen; kelompok pendidikan sebesar 1,70 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,54 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 7,05 persen. Perkembangan belanja APBN regional Sulawesi Tenggara s.d 30 Juni 2025 terkontraksi sebesar 41,52% (y-o-y), kurang optimalnya belanja APBN ini disebabkan realisasi belanja barang dan belanja modal yang kurang optimal sebagai dampak dari kebijakan efisiensi anggaran yang dicanangkan oleh Pemerintah. Namun demikian, pendapatan negara mencapai Rp1.915,66 miliar (35,23% dari target APBN), naik sebesar Rp1,97 miliar atau tumbuh 0,10% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Namun demikian terdapat kontraksi pada penerimaan pajak sebagai dampak dari kebijakan perpindahan Wajib Pajak (WP) cabang menjadi WP Pusat. Di sisi lain penerimaan perpajakan dari sektor pertambangan juga mengalami kontraksi yang disebabkan harga nikel yang fluktuatif dan kurangnya permintaan ekspor aspal buton.
PENDAPATAN NEGARA
Penerimaan Perpajakan
Realisasi penerimaan perpajakan di wilayah Sulawesi Tenggara s.d 30 Juni 2025 mencapai Rp1.467,34 miliar dengan rincian penerimaan pajak sebesar Rp1.343,39 miliar dan penerimaan kepabeanan Rp123,95 miliar. Realisasi penerimaan pajak tumbuh sebesar 5,13% (y-o-y). Di samping itu penerimaan kepabeanan tumbuh signifikan yaitu sebesar 71,69% y-o-y.
Pertumbuhan penerimaan pajak di Sulawesi Tenggara s.d 30 Juni 2025 didorong oleh Pajak Lainnya yang tumbuh signifikan yaitu sebesar Rp272,52 miliar dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebear Rp13,99 miliar. Namun demikian Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) mengalami kontraksi yaitu PPh sebesar 6,16% dan PPN sebesar 47,27%. Penurunan penerimaan pajak didorong oleh turunnya PPh yang disebabkan penarikan WP cabang menjadi WP Pusat. Di sisi lain penerimaan perpajakan dari sektor pertambangan juga mengalami kontraksi yang disebabkan harga nikel yang fluktuatif dan permintaan ekspor komoditas aspal buton yang berkurang karena kondisi pasar global yang tidak menentu.
Penerimaan Kepabenan dan Cukai s.d 30 Juni 2025, disumbang oleh bea masuk sebesar Rp123,92 miliar atau 84,95% dari target tahun 2025. Selain itu juga terdapat pendapatan dari sisi Cukai sebesar Rp1,96 miliar. Pertumbuhan penerimaan kepabeanan dan cukai yang signifikan ini didorong oleh adanya importasi gula dari Brazil yang dilaksanakan oleh PT Prima Alam Gemilang di Kabupaten Bombana.
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Penerimaan PNBP di Sulawesi Tenggara sampai dengan 30 Juni 2025 mencapai Rp448,32 miliar, secara nominal penerimaan ini tumbuh sebesar 4,33% bila dibanding dengan penerimaan tahun lalu dan telah mencapai 64,76% target PNBP tahun 2025 sebesar Rp692,24 miliar. Capaian PNBP tersebut, terdiri dari penerimaan penerimaan PNBP lainnya sebesar Rp278,11 miliar dan penerimaan Badan Layanan Umum (BLU) sebesar Rp170,21 miliar. Meskipun secara nominal penerimaan PNBP tumbuh namun secara persentase realisasi mengalami kontraksi sebesar 15,42%. Hal ini dikarenakan pada tahun 2025 target penerimaan PNBP naik sebesar Rp131,04 miliar atau 23,34% dari tahun 2024.
BELANJA NEGARA
Belanja Pemerintah Pusat
Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di wilayah Sulawesi Tenggara sampai dengan 30 Juni 2025 mencapai Rp2.580,69 miliar atau 37,63% dari pagu APBN. Realisasi Belanja tersebut meliputi Belanja Pegawai sebesar Rp1.606,48 miliar (56,15% dari pagu APBN), Belanja Barang sebesar Rp744,68 miliar (27,52% dari pagu APBN), Belanja Modal sebesar Rp222,76 miliar (17,44% dari pagu APBN), dan Belanja Bantuan Sosial Rp6,78 miliar (49,42% dari pagu APBN).
Transfer ke Daerah (TKD)
Penyaluran Transfer Ke Daerah (TKD) sampai dengan 30 Juni 2025 mencapai Rp8.324,98 miliar (42,89% dari alokasi). Penyaluran TKD Sulawesi Tenggara terkontraksi sebesar 8,01% dibandingkan realisasi dengan periode yang sama pada tahun 2024. Kurang optimalnya penyaluran TKD ini didorong oleh realisasi DAU yang mengalami kontraksi sebesar 16,80% dan Dana Alokasi Khusus Non Fisik (DAK NonFisik) sebesar 14,98%. Namun demikian Dana Insentif Fiskal, Dana Bagi Hasil (DBH), dan Dana Alokasi Khusus Fisik (DAK Fisik) tumbuh sebesar 170,78% (Dana Insentif Fiskal), 21,70% (DBH), 36,84% (DAK Fisik) dibanding periode yang sama tahun lalu. Tumbuhnya komponen DAK Fisik ini didorong oleh mulai tersalurkannya Dana Insentif Fiskal sejak bulan Mei 2025 serta mulai banyak kegiatan yang dilakukan sehubungan dengan DAK Fisik.