Biak, 15 November 2020
Siaran Pojok Keuangan RRI Biak di FM 91.6, yang rutin dilaksanakan setiap hari Kamis, telah hadir Kepala KPPN Biak (Iswanto) dengan didampingi Si Tamfan dari Timoer a.k.a Kasi VeraKI (Suganda M.S.), dan Tim dari PT Bank Mandiri (Bu Sarah dan Anggotanya) sebagai narasumber siaran. Pada kesempatan tersebut tetap dengan moderator andalan kita Mbak Okky begitu biasa dipanggil, menyampaikan tema mengenai peran dan fungsi Instansi Keuangan dalam mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) khususnya bagi masyarakat Biak Numfor dan Supiori di masa pandemic COVID-19 saat ini.
Bapak Iswanto menyampaikan bahwa siaran publik kali ini sebagai rangkaian dari pelaksanaan peringatan Hari Oeang Republik Indinesia (HORI) Ke 74, meskipun terlewat sedikit. Tanggal 30 Oktober 1946 merupakan tanggal yang dikenang untuk pertama kalinya Oeang Republik Indonesia (ORI) diterbitkan, dengan tujuan untuk membesarkan hati rakyat dan bangsa Indonesia yang baru merdeka sekaligus menjadi tanda negara yang berdaulat. Selain itu, tujuan secara ekonomis dari diterbitkannya ORI adalah untuk menanggulangi inflasi yang terjadi sebagai akibat adanya pasar uang gelap yang timbul karena adanya empat mata uang dengan nilai tukar yang berbeda dari era penjajahan.
Dilatarbelakangi kondisi masyarakat kita yang memprihatinkan, serba terbatas dan kesulitan akibat pandemi COVID-19, maka tema HORI ke 74 kemarin adalah peduli, responsive, adaptif, atasi pandemic, bangkitkan ekonomi. Pelaksanaan serangkaian kegiatan peringatan HORI ke-74 pun pada umumnya dilaksanakan secara virtual/daring dengan memafaatkan teknologi informasi telekomunikasi.
Pada kesempatan siaran Pojok Keuangan, Kepala KPPN Biak menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi kepada satuan kerja selaku mitra KPPN Biak, terkait dengan realisasi penyerapan yang sudah melampuai target penyerapan anggaran triwulan III (60%) dengan pencapaian realisasi sebesar 78% (triwulan III) dan 88% (per 4 November 2020). Selanjutnya mengingatkan mitra satker, atas sisa pagu anggaran tersisa, yaitu sebesar Rp55 Milyar dan 302 kontrak tersisa, agar menjadi perhatian. Mengingat waktu yang tinggal menyisakan dua bulan, yang sebenarnya juga terpotong oleh libur Natal dan libur Khusus Papua, diharapkan mitra satker untuk mencermati batas pengajuan SPM dan kegiatan-kegiatan di akhir tahun yang bisa diselesaikan dengan melakukan opname fisik.
Pun demikian dengan mitra dari Dinas terkait Pemda Biak Numfor dan Supiori, apresiasi atas pencairan DAK Fisik yang sudah mencapai 100%. Namun demikian, untuk penyaluran Dana Desa khusunya BLT agar menjadi perhatian, terutama perubahan kebijakan penyaluran BLT yang diperpanjang sampai dengan sembilan bulan.
Mengenai kondisi perekonomian yang sedang dalam posisi tertekan juga diamini oleh Bu Sarah dan tim (penyaluran kredit), bahwa kondisi yang terjadi saat ini sedang dalam penurunan. Namun patut disyukuri, bahwa di Biak Numfor dan Supiori, Bank Mandiri masih mencatatkan NPL (Non P{erforming Loan) dikisaran angka 1,5% dan tidak sampai menuju minus. Hal ini menunjukkan bahwa dalam situasi dan kondisi yang sulit saat ini masyarakat dan/atau pengusaha masih berjuang dengan kerja keras dan semangat tinggi.
Perlu disampaikan, PT Bank Mandiri selama masa pandemic juga terus berupaya untuk mampu menjadi yang terdepan dalam memberikan sumbangsih kepada masyarakat Biak Numfor dan Supiori, baik melalui program bantuan sosial kemasyarakatan sebagai wujud CSR (Corporate Social Responsibility) khususnya bantuan kepada masyarakat tidak mampu. Termasuk upaya Bank Mandiri adalah upaya penaggulangan/pencegahan penyebaran COVID-19 secara maksimal melalui penyediaan sarana, prasarana, dan fasilitas pelayanan perbankan untuk yang pertama kali di Biak.
Akhir acara, beberapa kalimat penutup dan pesan untuk menjaga kesehatan disampaikan oleh narasumber. Dalam kesempatan tersebut Si Tamfan dari Timoer menyampaikan hal penting terkait dengan harapan dari pimpinan Direktorat Jenderal Perbendaharaan, bahwa KPPN Biak sebagai pengawal APBN di wilayah Biak Numfor dan Supiori, agar mampu berfungsi menjadi katalis bagi kebijakan strategis dalam upaya menjaga perekonomian Indonesia tetap stabil, bertahan, dan bangkit lagi. Hal ini sebagai telah dijelaskan dalam siaran dimana kondisi yang sangat sulit ini menyebabkan perubahan yang cepat dan intens pada kebijakan pemerintah. Adapun kebijakan pemerintah mengenai penyaluran APBN, baik belanja pusat maupun transfer ke daerah, harus dapat disosialisasikan dan diimplementasikan sampai ke tingkat terbawah. Dan hal ini merupakan peran penting KPPN sebagai ujung tombak pengawal APBN.
Jousuba.
#KPPNBiakBAIK
#DJPBMANTAP
#MengawalAPBNIndonesiaMaju

