Tegar di Tengah Badai

Akhir-akhir ini aku sering merenung. Memikirkan kondisi negeri ini. Memutar otak untuk berinovasi. Manggali inspirasi. Mencari solusi. Proaktif menghambat laju pandemi. Kreatif  mempercepat program pemulihan ekonomi. Berkinerja tinggi di tengah pandemi.

Kriiing... kriiing... kriiing... telepon internal berdering. Bunyinya membuyarkan konsentrasiku yang tengah asyik merancang inovasi. Bukti bakti kepada negeri. Kuangkat telepon.

“Assalamualaikum, selamat pagi, Warnoto, ada yang bisa dibantu,” kataku sedikit gugup. “Waalaikumsalam, pagi Mas Warnoto, saya Samin, tolong ke ruang saya sebentar,” pinta Pak Samin buru-buru. “Baik Pak Samin, aku segera ke ruang Bapak,’ jawabku setengah penasaran.

Aku bergegas merapikan dasi yang agak mencong. Kupasang nametag. Aku menyisir rambut yang sedikit awut-awutan. Kuambil pulpen dan buku catatan harian. Aku melangkah agak cepat menaiki tangga demi tangga menuju lantai dua.

Tepat di depan ruang Pak Samin, kuketok pintu seraya memberi salam, “Assalamualaikum”. “Silahkan masuk Mas Warnoto,” suruh Pak Samin. “Baik Pak Samin, terima kasih,” jawabku dengan senyum manis khas Warnoto.

“Mas Warnoto, apa ada ide untuk memotivasi teman-teman agar tetap berkinerja tinggi. Aman dan nyaman dalam bekerja di tengah pandemi ini?” tanya Pak Samin penuh harap. “Baik Pak Samin, mohon izin, bagaimana kalo kita menjajaki kerja sama dengan Dinas Kesehatan untuk melakukan swab?” jawabku sambil balik bertanya. “Baik Mas Warnoto, ide yang bagus, sekalian minta tolong buatkan konsep suratnya,” tegas Pak Samin dengan mata berbinar-binar. “Siap Pak Samin,” jawabku mantap. Saya meninggalkan ruang Pak Samin dengan hati berbunga-bunga.

Aku mulai membuat konsep surat permohonan swab via aplikasi nadine. Aplikasi untuk menyelesaikan surat masuk dan surat keluar. Aku menyampaikan konsep surat ke Pak Samin sebagai Kepala Kantor. Ada sedikit koreksi dilakukan via aplikasi. Setelah selesai, surat pun segera ditandatangani oleh Pak Samin.

Surat ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas dan Bapak Bupati Kabupaten Banyumas. Sebelum surat dilayangkan, aku berinisiatif, aku menelepon Kapala Dinas dan Pak Bupati. Mempererat silaturahim. Memperkuat sinergi. Berdoa dan berusaha agar ada keringanan biaya. Mengingat biaya swab lumayan besar. Sementara dana di DIPA sangat minim akibat penghematan anggaran.

Pemda dan KPPN merupakan mitra kerja penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa. Mitra harmoni dalam membangun desa dan pemulihan ekonomi. Alhamdulillah, KPPN dibebaskan dari biaya swab. Dana KPPN bisa digunakan untuk kegiatan yang lain. Pemda mempunyai alokasi dana tersendiri untuk kegiatan swab di wilayahnya.

Pelaksanaan swab disepakati hari Selasa, tanggal 25 Agustus 2020. Akibat kesepakatan itu, aku harus memutar otak lagi. Meyakinkan teman-teman agar mau di-swab.

Aku membuat Nota Dinas terkait pelaksanaan swab. Instruksi formal kepada semua pegawai dan PPNPN. Nota Dinas ber-hal “Pelaksanaan Swab Bagi Seluruh Pegawai dan PPNPN”. Pegawai WFO maupun WFH. Swab untuk mengetahui ada tidaknya virus corona. Si makhluk kecil yang meluluhlantakkan dunia. Positif ataukah negatif?

Sejak Nota Dinas itu beredar, tak ayal lagi, semua rekan kerja membicarakan swab. Swab menjadi topik hangat di kantor. Hatiku agak was-was juga, saat teman menceritakan pengalaman keluarganya yang pernah di-swab. Hidung ditusuk sampai air mata meleleh. Tenggorokan terasa mau muntah. Sakitnya memang sebentar tetapi traumanya masih terasa sampai dua tiga hari.

Hatiku galau antara swab dan tidak. Aku terus berdoa. Di keheningan malam, saat binatang malam mulai berkeliaran. Manusia sedang terlelap dalam mimpi-mimpinya. Aku bermunajat kehadirat Yang Maha Mengatur Kehidupan. Aku menghiba kepada-Nya. Semoga aku dan teman-teman diberikan ketegaran di tengah badai.

Aku berdoa lirih sambil menitikkan air mata, “Ya Allah, angkatlah badai ini, jangan pernah kembali lagi”. “Ya Allah, jadikan masyarakat Indonesia tegar menghadapi badai’. ‘Ya Robb, semoga kami  bisa andil dalam mengatasi badai. Mantap untuk di-swab”. “Dengan izin-Mu badai pasti akan berlalu”.

Aku terus bermunajat. Tuhan Maha Mendengar. Mengabulkan doa hamba-Nya. Aku tidak ragu lagi untuk di-swab. Hatiku setegar karang di lautan. Ya! Aku siap untuk di-swab. Swab untuk menyelamatkan orang-orang di sekitarku. Swab untuk memberi rasa nyaman pada teman-teman dan stakeholders. Hasil swab akan memberikan kepastian untuk melangkah ke depan. Aku aman. Teman-teman nyaman. Stakeholders tenang. Pekerjaan menjadi lancar. Kinerja semakin berkibar. Percepatan ekonomi kembali bersinar.  

Tepat di hari Selasa, tanggal 25 Agustus 2020. Hari untuk menjalani swab pun tiba. Tak dipungkiri, rasa dag dig dug masih ada saat melihat serombongan petugas kesehatan berpakaian lengkap ala ‘ninja’. Mulut ini tak henti-hentinya melantunkan doa. Berkomat-kamit memohon ketegaran dan keteguhan hati.

Keraguan mulai menjalar lagi di hati. Degup jantung semakin kencang saat ada dua nama tidak ada di daftar hadir yang akan di-swab.

“Ada apa gerangan dengan dua teman tersebut?” bathinku penuh tanda tanya. Aku berusaha berprasangka baik, positif thinking. Temanku lagi sibuk atau ada keperluan yang tidak bisa ditinggalkan. Akhirnya hati ini tegar kembali, mantap menjalani swab.

Aku mengantri menunggu panggilan untuk di-swab. Tiba-tiba handphone berdering. “Kriiing... kriiing... kriiing...”. Handphone kuangkat, “Assalamualaikum, Warnoto, ada yang bisa dibantu?” kataku dalam tanda tanya besar. “Waalaikumsalam, saya Alfan, operator DAK Fisik dan Dana Desa dari Pemda Banyumas. Mohon dibantu, barusan saya upload dokumen persyaratan pencairan Dana Desa Tahap II Tahun 2020,” balas Mas Alfan. “Baik Mas Alfan, segera saya tindaklanjuti”, jawabku tulus memperkuat sinergi di masa pandemi.  

Setelah proses verifikasi dokumen dana desa selesai, aku kembali fokus menunggu giliran di-swab. Aku melihat teman yang sedang di-swab. Badan tegang dan gemetaran. Wajah pucat pasi. Ada yang mengeluarkan suara mau muntah. Ada yang mau pingsan. Tak jarang yang meneteskan air mata.

“Bapak Warnoto”, panggil petugas kesehatan. “Siap”, jawabku dengan tegar. Dengan ucapan bismillah, aku beranjak dari tempat duduk. Melangkah menuju kursi yang telah disediakan untuk swab. Aku mendekap dadaku. Aku terus melantunkan doa.

Petugas mengajukan pertanyaan seputar kesehatan. Aku menjawab dengan lancar. Petugas kesehatan terus memberikan semangat kepadaku. Aku semakin tegar di tengah badai.

Alhamdulillah! Lega rasanya. Proses swab selesai. Rasa was-was berakhir sudah. Rasa khawatir telah tiada.

Aku mencoba bertanya kepada petugas. “Kapan hasil swab keluar Bu Dokter?” tanyaku penasaran.  “Hasil swab bisa diketahui sekitar satu minggu”, jawab Bu Dokter ramah dengan senyum yang tulus.

Seminggu kemudian, hasil swab keluar. Aku dan teman-teman hasilnya negatif. Syukur Alhamdulillah terucap bersama-sama. Ada rasa haru, bahagia, dan bangga bercampur menjadi satu. Saling percaya. Mantap bekerja dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Pak Samin dan teman-teman menyalami aku dengan isyarat tangan. Mengucapkan selamat dan sukses atas acara yang telah diinisiasi olehku.  

Aku berkomitmen untuk terus berinovasi dan berkreasi. Aku harus menjadi pionir bagi kemaslahatan orang banyak. Aku harus berani menanggung rasa sakit demi kepentingan yang lebih besar. Demi keselamatan dan kenyamanan orang-orang di sekitarku. Aku harus tegar di tengah badai untuk Indonesia sehat dan maju.

                       

Catatan:

Mencong                     = Miring

Awut-awutan               = Berantakan

Komat-kamit               = Mulut bergerak-gerak

Positif thinking            = Berpikir positif

Stakeholder                 = Mitra kerja

Was-was                      = Khawatir

Swab                           = Diagnosis untuk mengetahui terinfeksi virus corona atau 

                                        tidak melalui pemeriksaan.

Kemaslahatan             = Kebaikan

Nametag                      = Tanda pengenal

DAK Fisik                  = Dana Alokasi Khusus Fisik

KPPN                          = Kantor Pelayanan Perbendaharaaan Negara

PPNPN                        = Pegawai Pemerintah Non PNS

WFO                           = Work From Office = Bekerja dari kantor

WFH                           = Work From Home = Bekerja dari rumah

DIPA                          = Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

 

 

Nama : Warnoto

Unit Kerja : KPPN Purwokerto

“Disclaimer : Tulisan ini merupakan opini pribadi dan tidak mewakili pandangan organisasi”.

 

Hak Cipta Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan RI
Manajemen Portal DJPb - Gedung Prijadi Praptosuhardjo II Lt. 1
Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta Pusat 10710
Call Center: 14090
Tel: 021-386.5130 Fax: 021-384.6402

   

 

IKUTI KAMI

 

PENGADUAN

 

Search

Kantor Wilayah Provinsi, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) 

(Daftar Kantor Vertikal DJPb Selengkapnya ..)