Gapai Mimpi di Tengah Pandemi

Motivasi

 

Mengikuti webinar Kemenkeu, menjadi titik tolak hidup kami di saat pandemi. Sebagai insan keuangan, dianjurkan untuk menjadi wira usaha. Membuat kami tergerak, pimpinan sudah memberikan arahan, jajaran harus berusaha menjalankan. Kami bertekad akan memulainya.

 

Webinar Bisnis

 

Di saat pandemi, banyak sekali webinar, salah satunya adalah webinar tentang bisnis. Pesan nara sumber dalam salah satu webinar, bahwa saat ini bisnis jasa banyak yang mengalami gulung tikar. Pembicara memberikan saran kepada pemirsa, agar mengambil posisi menjadi distributor barang. Ada beberapa kriteria barang yang cocok di jual pada saat pandemi.

 

Barang Antik Harga “Cantik”

 

Menjadi rahasia umum, bahwa semakin antik sebuah barang maka harganya juga semakin mahal. Kenapa orang rela merogoh kocek untuk membeli barang antik meski harganya “cantik” ? Jawabannya adalah karena ada benefit disana. Benefit adalah nilai lebih dari sebuah barang. Lebih disini mungkin lebih dari sisi histori, manfaat dan lain lain.

 

Begitu juga di saat pandemi, meski perekonomian menurun, tetapi ada produk-produk tertentu yang tetap diburu pasar. Karena masyarakat merasakan manfaat lebih produk tersebut. Salah satu produk yang tetap laku adalah produk kesehatan, yang sangat erat kaitannya dengan imunitas.

 

Bersemi Saat Pandemi

 

Nara sumber yang sudah lama menjalani bisnis baik sebelum maupun saat pandemi, memberikan ciri barang yang laku dijual saat pandemi. Barang yang akan dicari banyak orang adalah : barang tetap bermanfaat saat pandemi, bisa dijual secara online (karena diterapkan aturan jaga jarak), barang kecil sehingga ongkir murah, tahan lama agar tetap awet meski dikirim ke daerah yang jauh dan waktu tempuh lama.

 

Dari Diri Sendiri

 

Kami memutuskan, menjalani bisnis dengan berjualan suplemen kesehatan. Sebuah botol suplemen kesehatan berisi 120 ml. Botol kecil, tapi manfaatnya besar dan sudah dirasakan banyak orang. Istri saya yang menjadi mitra produk tersebut. Sebelum kami berjualan, produk ini kami konsumsi, sebagai sarana penyembuhan keluarga inti. Sebelum kami tawarkan kepada orang lain, kami kirimkan produk ini untuk orang tua kami. Alhamdulillah orang tua merasakan bahwa mereka lebih sehat dengan konsumsi produk tersebut.

 

Mutasi Membawa Rejeki

 

Bagi sebagian pegawai, mutasi menjadi momok. Sebaliknya, prinsip kami, banyak relasi luas rejeki. Karena berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, maka semakin banyak mengenal orang. Ini juga membawa berkah bagi kami. Ketika kami bingung menawarkan produk kepada siapa, kami pun teringat akan teman-teman lama dimana kami pernah bertugas di sana. Wamena, Cilacap, Banda Aceh dan Jakarta, itulah jalur mutasi yang sudah kami jalani. Alhamdulillah di daerah tersebut banyak teman yang bergabung untuk membantu menawarkan produk kami.

 

Hikmah dibalik ini, kami juga membukakan lapangan pekerjaan, bagi teman-teman di eks penempatan kami sebelumnya yang terdampak pandemi, mereka bergabung dan mendapatkan keuntungan dengan bergabung bersama bisnis kami.

 

 

Enam puluh Botol Pertama

 

Bagi kami yang tidak punya pengalaman, memulai bisnis dengan menjajakan produk adalah sesuatu yang berat. Ego harus dikalahkan, rasa malu harus dipinggirkan. Dalam bisnis ini kami dibimbing oleh seorang mentor. Kata sang mentor, hidup kita tidak tergantung garis tangan. Bagaimana dengan orang yang ditaqdirkan tak memiliki tangan ? Apakah berarti nasib mereka tidak jelas karena tidak punya garis tangan.

 

Menyapa, menawarkan itulah yang kami lakukan. Ketika capaian pemasaran dibulan pertama kami tembus 60 botol, takjub dan haru. Sesuatu yang sebelumnya tidak terpikirkan, ternyata bisa dilakukan. Sukses berjualan barang di musim pandemi, saat ada sebagian para penjual yang gulung tikar saat ini.

 

Subsidi Qurban

 

Memasuki bulan kedua, ada tantangan dari sang mentor. Bulan Juli 2020 bertepatan dengan bulan Dzulhijah, bulan qurban. Kami para mitra ditantang agar menyisihkan semua profit, agar digunakan sebagai dana qurban. Siapa saja mitra yang berhasil mengumpulkan profit sebesar 1,8 juta, dari tanggal 1 s.d. 20 Juli, untuk 20 orang pertama maka akan diberikan subsidi 300 ribu sebagai dana qurban. Alhamdulillah kami dapat mencapainya di tanggal 10 Juli. Itulah qurban pertama istri saya sepanjang hidup, dengan uang hasil jerih payah sendiri, bukan dari gaji saya sang suami. Makin kaya, makin taqwa, begitulah pesan sang mentor.

 

DP Umroh

 

Melihat penghasilan dan pengeluaran keluarga kami, rasanya mustahil kami bisa melaksanakan umroh ataupun haji, ibadah yang sangat diimpikan oleh kaum muslimin. Meski memiliki penghasilan tetap sebagai ASN, tapi cita-cita itu sampai saat ini belum terpenuhi.

 

Tiba di bulan September, tiga bulan setelah bergabung dalam bisnis ini, sang mentor kembali menghimbau kepada kami agar profit di bulan ini segera digunakan untuk DP umroh. Untuk 20 peraih profit 5 juta pertama, pada bulan September, maka akan mendapat subsidi sebsar 500 ribu dari sang mentor.

 

Tak terduga, tanggal 1 s.d. 10 September, kami dapat menembus profit 5 juta. Itulah penghasilan terbesar saat ini ketika bergabung dalam bisnis ini. Kami pun menyetorkan profit ini untuk DP umroh, meski baru untuk istri sebagai mitra.

 

 

Setara 20 Tahun Masa Kerja

 

Tak terasa, ada berkah di balik pandemi. Ini kami rasakan di bulan September ketika penjualan kami melompat drastis. Dari tanggal 1 s.d. 10 September, profit mencapai 5 juta. Tanggal 10 s.d. 20 September kembali profit mencapai angka 5 juta. Di akhir September, profit tembus 6 juta. Total profit di bulan September sebesar 16 juta.

 

Angka sebesar itu, adalah setara dengan penghasilan yang saya terima setelah menjalani kehidupan selama 20 tahun mengabdi menjadi seorang PNS. Sungguh berkah yang luar biasa. Bukan untuk melupakan jasa negara yang telah memberi penghidupan kepada kami, akan tetapi ketika kita bersungguh sungguh menjalani usaha, bisnis yang halal dan legal dengan tetap menjaga citra dan kinerja sebagai ASN, insya Allah akan mendatangkan keberkahan tersendiri.

 

 

Tembus 140 juta

 

Bulan Juni, terjual 60 botol. Bulan Juli  terjual 100 botol. Bulan Agustus 150 botol. Bulan September 600 botol. Sungguh bagi kami lompatan jualan 600 botol menjadi prestasi yang luar biasa. Akumulasi penjualan 910 botol dengan total omset sebesar 140 juta. Semoga ini sesuai arahan Ibu Menteri Keuangan, agar kita semua berupaya mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional. Dengan omset sebesar itu akan banyak produsen, kurir, usaha ekspedisi dan penjual yang tertolong dari keterpurukan ekonomi akibat covid.

 

 

Itulah impian-impian kami yang sudah terwujud. Pandemi tidak menghalangi kami untuk terus bermimpi dan berjuang mewujudkan mimpi itu.

 

 

Nama                   : Arif Hermanu

Kantor/Unit Kerja : KPPN Balige

“Disclaimer: Tulisan ini merupakan opini pribadi dan tidak mewakili pandangan  organisasi”.

                            

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

Hak Cipta Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan RI
Manajemen Portal DJPb - Gedung Prijadi Praptosuhardjo II Lt. 1
Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta Pusat 10710
Call Center: 14090
Tel: 021-386.5130 Fax: 021-384.6402

   

 

IKUTI KAMI

 

PENGADUAN

 

Search

Kantor Wilayah Provinsi, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) 

(Daftar Kantor Vertikal DJPb Selengkapnya ..)