"Pukkk... pupuk... "
Lelaki gaek 70an tahun itu menawarkan pupuk
Memang kemarin 4 karung pupuk sdh kami beli di toko dekat rumah.
Tapi... untuk menjaga semangat hidupnya tetap menyala, biasanya tetap kami beli 3-4 karung dengan harga 7 ribu/karung. Murah bukan?
Jika berjualan, hampir pasti kakek pupuk mampir ke komplek rumdin DJPb Aceh dan berteriak di depan rumah "puk... pupuk"
Walau sudah kami beritahu, ucap salam aja besok besok ya pak. Tapi tetap saja memanggil dengan kekhasannya.
Kisahnya, sang kakek yang tak pernah kami tanya namanya itu, sendiri menjalani hidup. Seluruh keluarganya meninggal tersapu tsunami. Kini, beliau mengais rezeki dengan berjualan pupuk. Dengan mengambil dari sebuah penjual pupuk besar, ia berkeliling menapaki aspal sambil menuntun sepeda tuanya yang berisi 20an karung pupuk tanaman. Masya Allah
Selesai bertransaksi, tak lupa titipan sedekah beras dari dermawan kami serahkan menutup obrolan sore itu.
"Makasih banyak ya"
Ia berlalu dengan senyuman
Beberapa pekan berikutnya....
Pukkk... pupukk...
Masih ingat kawan?
Seperti biasanya, setiap lewat ia akan menyapa. Memanggil dengan khas menawarkan pupuk yang dibawanya.
Kami telah sepakat bersama, walau stok pupuk masih ada, kami akan tetap membelinya. Agar semangat hidupnya terus menyala. Apalah arti penghasilan si kakek tua, yang mungkin setara, jajan anak-anak kita.
Tapi...
Ternyata kami salah kawan banda . Semangat hidupnya melebihi kita yang berpunya. Tengoklah saat tak ragu sang kakek sodorkan aglonema, tanpa biaya. Ia lepas dengan senyum khasnya. "Ini untuk ibu saja," ucapnya pada istriku waktu itu
Bung...
Bisa jadi tanaman ini ia bibitnya sejak lama. Dirawat penuh cinta, dijajakan penuh asa. Apalah arti harga, bagi kita yang berpunya. Tapi bagi mereka, tentu ini pengorbanan luar biasa
Dulu kami kira, kamilah yang mampu membuat hidupnya menyala. Tapi faktanya, semangat hidupnya tak pernah meredup sedetikpun juga. Ia menusuk empati manusia, dengan keikhlasan perjuangannya, ketulusan jiwanya, semangat hidupnya.
Sungguh kembali, kami yang berhutang rasa!
Seruan kami pada sahabat semua...
Jika ada yang datang kepada anda, membawa barang dagangannya, belilah... belilah....
Karena mereka sudah berjuang menjaga harga dirinya, dari perilaku meminta-minta
Apalagi ditengah kondisi pandemi saat ini, kesetiakawanan dan kedermawanan sangat dinantikan mereka yang papa. Sudahkah kita mendengarnya?
Bersedekahlah dengan membeli pedagang-pedagang kecil. Walau mungkin saja kita tak terlalu membutuhkannya. Tapi yakinlah, mereka sungguh-sungguh mengetuk pintu RabbNYA, melalui doa-doa tanpa hijab.
BIODATA
Nama : Fajar Sidik
Unit : Kanwil DJPb Provinsi Aceh
“Disclaimer: Tulisan ini merupakan opini pribadi dan tidak mewakili pandangan organisasi”