Dalam kegiatan Soft Launching Gedung Pusat Studi dan Kajian Perbendaharaan di Malang, Rabu (20/7), Dirjen Perbendaharaan Hadiyanto mengungkapkan harapan agar gedung cagar budaya ini menjadi ikon baru Kota Malang. Terlebih, lokasi gedung tersebut strategis dengan karakter bangunan yang mempertahankan gaya klasik.

“Dilihat dari sejarahnya, gedung ini memang sangat cocok untuk dimanfaatkan sebagai pusat kegiatan perbendaharaan saat ini, termasuk kegiatan kajian, kolaborasi, pengembangan UMKM, dan kegiatan strategis lain yang dapat mendukung implementasi Regional Chief Economist. Gedung ini juga menjadi sarana image branding agar DJPb semakin dikenal masyarakat,” tutur Dirjen Perbendaharaan dalam arahannya.

Hadiyanto menerangkan bahwa gedung tersebut merupakan salah satu dari sembilan Central Kantoor voor de Comptabiliteit (CKC) yang ada di Indonesia. CKC dibangun sejak zaman kolonial Belanda untuk menangani urusan perbendaharaan negara di daerah yang melaksanakan wewenang ordonansering atau perintah pembayaran, pembebanan anggaran, dan pengujian tagihan kepada negara.

“Saya berharap Kanwil DJPb Provinsi Jawa Timur dan KPPN Malang dapat melestarikan gedung ini dan mengembangkan kegiatan-kegiatan di sini. Saya juga berharap generasi milenial dan centennial dapat merasakan ambience perbendaharaan masa lalu dengan sentuhan masa kini, dan memikirkan pengembangan fungsi treasury ke depan,” tambahnya.

Dirjen Perbendaharaan dengan didampingi Sekretaris Ditjen Perbendaharaan Didyk Choiroel, Direktur Pelaksanaan Anggaran Tri Budhianto, Kepala Kanwil DJPb Provinsi Jawa Timur Taukhid, serta para Kepala KPPN dan pejabat administrator lingkup Kantor Pusat maupun Kanwil DJPb Provinsi Jawa Timur juga turut mengunjungi acara bimtek UMKM bersama 29 debitur KUR dan UMi sebagai bagian dari sinergi Kemenkeu Satu. (DR/DK)